Epidemiologi Keracunan Karbon Monoksida
Data epidemiologi menunjukkan bahwa tingkat rawat inap dan kematian pada laki-laki yang mengalami keracunan karbon monoksida lebih tinggi dibandingkan perempuan. Kasus keracunan karbon monoksida juga lebih banyak terjadi di lingkungan tinggal dibandingkan tempat umum.[2,6,7]
Global
Insiden keracunan karbon monoksida (CO) sulit untuk dikuantifikasi secara akurat karena gejala yang bersifat sementara pada keracunan ringan, paparan yang tersembunyi dan tersebar luas, serta kemungkinan misdiagnosis. Namun demikian, sebuah studi memperkirakan insidensi kumulatif keracunan CO secara global mencapai sekitar 137 kasus per 1 juta populasi, dengan tren insidensi yang tetap stabil selama 25 tahun terakhir.[5,7,10]
Di Amerika Serikat, lebih dari 40.000 kasus toksisitas CO menyebabkan kunjungan ke unit gawat darurat (UGD) setiap tahunnya, dan sekitar 14.000 dari kasus tersebut berlanjut menjadi kasus rawat inap di rumah sakit, dimana 10% pulih sebagian, 23–47% mengalami sekuel neurologis onset lambat, dan 2% meninggal dunia.
Data dari American Association of Poison Control Centers tahun 2023 mencatat 13.681 kasus paparan tunggal CO, dimana 352 di antaranya adalah kasus disengaja (intentional), 372 kasus dengan luaran berat, dan 46 kasus kematian.[2,6,7]
Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki memiliki tingkat rawat inap dan angka kematian yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Berdasarkan usia, bayi dan anak usia <9 tahun memiliki angka tertinggi kunjungan ke UGD. Kasus keracunan non-fatal paling umum terjadi pada anak usia 0-4 tahun, diikuti oleh remaja akhir dan dewasa muda (15-34 tahun.[6,7]
Sebagian besar paparan CO terjadi di lingkungan tempat tinggal (>76%), diikuti lingkungan tempat kerja (12%), sekolah, fasilitas kesehatan, dan area publik lainnya. Di rumah, tungku pembakaran menjadi sumber paparan paling umum (18,5%), diikuti oleh kendaraan bermotor, kompor, saluran gas, pemanas air, dan generator.[1,6]
Indonesia
Data epidemiologi nasional mengenai keracunan karbon monoksida di Indonesia belum tersedia.
Mortalitas
Sebuah studi menunjukkan angka kematian global akibat keracunan karbon monoksida sebesar 4,6 per 1 juta populasi setiap tahunnya, yang mana tingkat mortalitas tertinggi terjadi pada kelompok usia 85 tahun ke atas, yaitu 1,96 kematian per 100.000 penduduk. Hampir 70% kematian akibat keracunan CO yang tidak disengaja terjadi pada laki-laki. Aritmia jantung menjadi penyebab utama kematian dini akibat keracunan CO.[2,6,10]
Di Amerika Serikat, tingkat mortalitas akibat keracunan CO secara keseluruhan berkisar antara 1-3%, dengan tingkat mortalitas yang lebih tinggi pada kasus keracunan CO yang disengaja dibandingkan dengan kasus keracunan CO yang tidak disengaja. Terdapat sekitar 1.000-1.300 kematian akibat keracunan CO setiap tahunnya, yang mana dua pertiga di antaranya disebabkan oleh keracunan disengaja. Sekitar 30-40% kasus meninggal sebelum sempat mendapat perawatan di rumah sakit.[2,3,6]