Diagnosis Ventricular Tachycardia
Dalam pendekatan diagnosis Takikardi ventrikular (Ventricular Tachycardia/VT) dan untuk membedakannya dari kondisi lainnya harus holistik karena tidak ada kriteria tunggal yang dapat dapat diaplikasikan untuk setiap keadaan. Pemeriksaan fisik, EKG 12 sadapan, kondisi hemodinamik serta riwayat penyakit dasarnya harus ditelaah secara komprehensif agar diagnosis tepat dan dapat dilakukan tatalaksana yang sesuai.
Anamnesis
Pada anamnesis Takikardi ventrikular (Ventricular Tachycardia/VT), gejala yang dikeluhkan pasien dapat bervariasi mulai dari jantung berdebar-debar atau palpitasi hingga penurunan kesadaran. Nyeri dada dapat dikeluhkan karena bersamaan dengan penyakit jantung iskemik. Sesak napas dapat terjadi apabila terjadi dekompensasi jantung.[5]
Riwayat penyakit yang menjadi faktor prediktif terhadap terjadinya VT adalah:
- Infark miokard
- Penyakit jantung iskemik, termasuk yang sudah ditatalaksana coronary artery bypass grafting (CABG) atau percutaneus coronary intervention (PCI)
- Gagal jantung kongestif [2]
Pasien dengan riwayat anggota keluarga meninggal pada usia muda harus ditelaah apakah memiliki riwayat penyakit familial antara lain:
- Sindroma QT memanjang (Long QT)
- Sindroma Brugada
- Arrhythmogenic right ventricular dysplasia
- VT polimorfik katekolaminergik
- Kardiomiopati [5]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik Takikardi ventrikular (Ventricular Tachycardia/VT) harus segera dilakukan, yaitu mencakup pemeriksaan status kesadaran, tanda vital, serta tanda lain yang berhubungan dengan VT maupun faktor risikonya.
Pasien dapat mengalami penurunan kesadaran apabila terjadi gangguan hemodinamik. Pada pemeriksaan tanda vital dapat ditemukan denyut jantung yang cepat (>100 kali per menit) atau denyut jantung tidak dapat dinilai akibat cardiac arrest. Selain itu, juga dapat ditemukan hipotensi apabila terjadi syok kardiogenik atau gagal jantung akut. Laju pernapasan dapat meningkat sebagai akibat dekompensasi jantung. Dan dapat pula ditemukan pasien berkeringat dingin dengan kulit yang pucat.
Tanda pemeriksaan fisik lainnya yang bisa ditemukan adalah peningkatan tekanan vena jugularis dan variasi intensitas bunyi jantung S1 akibat atrioventrikular yang tidak sinkron. Dapat juga ditemukan cannon a intermittent wave, yakni gelombang besar pada vena jugularis akibat kontraksi atrium kanan pada saat katup trikuspid menutup. Tanda ini dapat diperiksa sesaat sebelum suara jantung S1 atau sesaat sebelum pulsasi arteri karotis.
Apabila dilakukan manuver vagal, pemijatan arteri karotis, maupun pemberian adenosin, kebanyakan kasus VT tidak berespon.
Diagnosis Banding
Diagnosis banding Takikardi ventrikular (Ventricular Tachycardia/VT) dapat beragam tergantung tanda-gejala yang timbul serta gambaran elektrokardiografi. Gambaran VT dapat memiliki karakterisitik yang menyerupai gambaran aritmia lainnya. Oleh karena itu, kondisi berikut harus diperhatikan karena tata laksana dan prognosisnya umumnya berbeda:
- Takikardi supraventrikular (Supraventricular tachycardia/SVT)
- SVT dengan konduksi aberan (LBBB/RBBB)
- Fibrilasi Ventrikel (Ventricular Fibrilation/VF)
- Kontraksi prematur ventrikel atau ventrikel ekstra sistol (Prematur Ventricular Contraction/PVC)
- Gangguan alat pacu jantung/pacemaker
- Sindrom WPW (Wolff-Parkinson-White)
- Artifak pada EKG
- Irama akselerasi idioventrikular (Accelerated Idioventricular Rhythm/AIVR)
Pemeriksaan Penunjang
Salah satu pemeriksaan penunjang Takikardi ventrikular (Ventricular Tachycardia/VT) yang paling penting adalah elektrokardiografi. Pemeriksaan penunjang lainnya seperti kadar enzim jantung dan pemeriksaan radiologi dapat diperlukan untuk menentukan penyakit kausal dan faktor risiko VT.
Elektrokardiografi (EKG)
Gambaran elektrokardiografi (EKG) pada Takikardi ventrikular (Ventricular Tachycardia/VT) umumnya adalah kompleks QRS yang lebar dan dalam beberapa kondisi gambaran EKG-nya mungkin mirip dengan gambaran supraventricular tachycardia (SVT) dengan konduksi aberan. VT dan SVT konduksi aberan harus dapat dibedakan karena mekanisme, tatalaksana, dan prognosisnya sangat berbeda. [9] Salah satu kondisi SVT dengan konduksi aberan adalah sindroma WPW atau Wolf-Parkinson-White Syndrome.
Pasien dengan VT pada umumnya memiliki gelombang Q akibat infark miokard pada pemeriksaan EKG sebelum terjadinya VT.[2]
Karakteristik EKG pasien VT, adalah sebagai berikut :
- Disosiasi AV : Gambaran ini dapat terlihat dari adanya fusion beats atau capture beats. Tangkapan atrial atau fusion beats adalah aktivasi ventrikel secara simultan melalui sistem konduksi yang normal dengan sistem konduksi ektopik. Sedangkan capture beats adalah keadaan dimana kompleks QRS sempit pada saat terjadinya VT dengan disosiasi AV.
- Durasi QRS lebih 140 ms, dimana durasi QRS yang melebihi 160 ms memiliki sensitivitas 97% untuk suatu VT.
- Aksis QRS superior dan aksis kanan, kompleks QRS dapat tegak di sadapan aVR
- Kompleks QRS yang tidak sesuai dengan gambaran bundle branch block
- Menyatunya bagian awal kompleks QRS [2,4,9]

Gambar 1. VT Monomorfik Ditandai Dengan Bentuk Kompkes QRS Yang Seragam

Gambar 2. Capture Beats Ditandai Dengan Munculnya Kompleks QRS Yang Sempit
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium menunjang untuk menemukan kausatif dari Takikardi ventrikular (Ventricular Tachycardia/VT), bukan untuk mendiagnosis VT itu sendiri. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah:
- Pemeriksaan elektrolit darah
Pada pemeriksaan elektrolit dapat ditemukan adanya hipokalemia, hipomagnesemia, maupun hipokalsemia
- Pemeriksaan enzim jantung (Troponin)
- Pemeriksaan kadar terapeutik obat-obatan, misalnya kadar digoksin atau antidepresan trisiklik.
- Pemeriksaan zat terlarang seperti metamfetamin atau kokain bila ada kecurigaan pemakaian atau overdosis obat terlarang. [5]
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi seperti foto toraks, ekokardiografi, CT Scan atau MRI tidak terlalu mendesak untuk dilakukan pada Takikardi ventrikular (Ventricular Tachycardia/VT). Namun pemeriksaan tersebut dapat dilakukan untuk menilai penyebab terjadinya VT serta menilai fungsi jantung.
Tes Adenosin
Tes adenosin adalah pemberian adenosin melalui intravena. Tes ini berguna untuk membedakan VT dari SVT. Pemeriksaan ini sangat membantu bila dicurigai suatu SVT dengan konduksi aberan atau bundle branch block.[5]
Adenosin adalah nukleosida yang akan menyebabkan blok pada nodus AV secara transien karena adenosin cepat dimetabolisme. Waktu paruhnya kurang lebih hanya 10 detik. Hasil tes adenosin pada VT dan SVT akan berbeda. Pada SVT, pemberian adenosin akan menghilangkan persimpangan konduksi (junctional) pada nodus AV, dan juga menyebabkan AV blok yang akan memperlambat irama ventrikel yang berasal dari konduksi atrial. Pada VT, irama ventrikel tidak akan melambat dengan pemberian adenosin.
Efek samping pemberian adenosin adalah flushing, bronkokonstriksi dan dada seperti terhimpit namun hanya terjadi selama beberapa menit.