Merokok Sebatang Sehari Tetap Meningkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular secara Signifikan

Oleh :
dr. Gisheila Ruth Anggitha

Merokok merupakan faktor risiko mayor terjadinya penyakit kardiovaskular. Bahkan, merokok hanya sebatang sehari tetap meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan stroke. Dokter harus menekankan pentingnya berhenti merokok secara total untuk menghindari risiko penyakit tersebut.

Pada tahun 2020, diperkirakan prevalensi merokok secara global adalah 32,6% pada pria dan 6,5% pada wanita. World Health Organization (WHO) menyatakan, merokok berhubungan dengan seluruh kejadian penyakit kardiovaskular sebanyak 10%. Setiap tahun, merokok diperkirakan menyebabkan 6 juta kematian di seluruh dunia. Pada wanita usia subur yang merokok, dapat mengalami gangguan reproduksi dan fertilitas.

Depositphotos_12261376_m-2015_compressed

Merokok aktif maupun pasif meningkatkan insidensi aterosklerosis, dimulai dari disfungsi endotel hingga berbagai penyakit kardiovaskular, seperti infark miokard, stroke, dan gagal jantung. Hampir separuh dari seluruh kematian yang diakibatkan oleh merokok, disebabkan karena penyakit kardiovaskular. Merokok hanya satu batang setiap hari nyatanya sudah meningkatkan risiko kejadian kardiovaskular, misalnya sindrom koroner akut, secara signifikan.[1–4]

Patofisiologi Merokok dalam Meningkatkan Risiko Kardiovaskular

Di dalam 1 batang rokok, terdapat lebih dari 7.000 zat kimia, di antaranya nikotin, tar, dan karbon monoksida. Zat-zat ini sangat berperan dalam menyebabkan penyakit kardiovaskular, melalui peningkatan denyut jantung dan kontraktilitas miokardium, inflamasi, kerusakan endotel, pembentukan trombus, serta penurunan kadar high density lipoprotein (HDL).

Disfungsi endotel diduga merupakan tahap pertama dari penyakit kardiovaskular. Merokok dapat menyebabkan cedera pada endotel. Pada keadaan normal, endotel menghasilkan berbagai vasodilator, antara lain nitric oxide (NO), prostasiklin, endothelium-derived hyperpolarizing factor. Jika endotel rusak, maka sintesis dan aktivitas dari berbagai vasodilator ini akan terganggu, sehingga keseimbangan antara vasokonstriktor dan vasodilator akan mengalami disrupsi.

Merokok juga menyebabkan stres oksidatif, terutama superoxide anion, yang dapat menyebabkan oksidasi dari low density lipoprotein (LDL). Selain itu, dihasilkan sitokin proinflamasi yang akan mempercepat proses aterosklerosis, sehingga terjadi disfungsi endotel. Asap rokok mengakibatkan aktivasi platelet, menstimulasi kaskade koagulasi dan gangguan fibrinolisis. Gabungan dari beberapa mekanisme di atas berkontribusi dalam terjadinya penyakit kardiovaskular.[1,5]

Manfaat Berhenti Merokok

Berhenti merokok dapat memberikan manfaat secara langsung, yang muncul dalam hitungan jam, minggu, dan bulan. Beberapa manfaat tersebut, antara lain penurunan tekanan darah, berkurangnya batuk dan produksi sputum, serta meningkatnya kapasitas paru-paru. Dalam jangka panjang, berhenti merokok dapat menurunkan risiko pasien terkena kanker, penyakit jantung, dan penyakit paru obstruktif kronis.

Jika seseorang berhenti merokok pada usia 30 tahun, diperkirakan terjadi peningkatan angka harapan hidup selama 10 tahun. Saat seseorang berhenti merokok pada usia 40 tahun, terjadi penurunan risiko kematian akibat penyakit terkait merokok sebanyak 90%. Setelah 15 tahun berhenti merokok, risiko penyakit jantung koroner bagi mantan perokok diperkirakan sama dengan non-perokok.[6,7]

Studi kohort oleh Duncan, et al. menilai hubungan antara lamanya waktu berhenti merokok dengan risiko penyakit kardiovaskular pada 8770 perokok berat, dengan definisi merokok ≥20 pak-tahun. Pada subjek yang telah berhenti merokok selama 5 tahun, didapatkan risiko penyakit kardiovaskular lebih rendah 0,61 kali daripada perokok aktif.[8]

Namun, bila dibandingkan dengan non-perokok, risiko penyakit kardiovaskular pada mantan perokok tetap lebih tinggi secara signifikan, selama setidaknya 5–10 tahun setelah berhenti merokok.[8]

Metaanalisis pada tahun 2021 oleh Wang, et al. mengkaji risiko penyakit kardiovaskular pada mantan perokok dibandingkan dengan perokok aktif, dengan melakukan stratifikasi pada pertambahan berat badan setelah berhenti merokok.[9]

Hasil metaanalisis mendapatkan bahwa dibandingkan perokok aktif, mantan perokok memiliki risiko lebih rendah untuk terkena penyakit kardiovaskular, yaitu 0,74 pada kelompok yang mengalami kenaikan berat badan, dan 0,86 pada kelompok tanpa kenaikan berat badan. Asosiasi didapatkan lebih kuat pada kelompok yang mengalami kenaikan berat badan, terutama untuk penyakit jantung koroner dan stroke.[9]

Bukti Klinis Bahaya Merokok terhadap Peningkatan Risiko Kardiovaskular

Banyak yang beranggapan bahwa mengonsumsi rokok dalam jumlah sedikit, misalnya 1–5 batang/hari tidak begitu membahayakan. Namun, pada kenyataannya merokok dalam jumlah sedikit pun tetap menjadi faktor risiko untuk kejadian dan perburukan pada penyakit kardiovaskular. Hal ini dibuktikan dalam beberapa studi di bawah ini.[10]

Metaanalisis tahun 2018 oleh Hackshaw, et al. terdiri dari 141 studi kohort yang meneliti hubungan antara konsumsi rokok dengan kejadian kardiovaskular pada perokok ringan, yaitu 1–5 batang/hari. Didapatkan peningkatan risiko untuk penyakit jantung koroner dan stroke dibandingkan orang yang tidak merokok sebesar 1,48 kali pada perokok 1 batang/hari, 1,58 kali pada perokok 5 batang/hari, dan 2,04 kali pada perokok 20 batang/hari.[11]

Metaanalisis ini memiliki jumlah studi yang besar dan menggunakan kohort prospektif sehingga dapat terhindar dari bias terkait desain retrospektif. Namun, pada metaanalisis ini kebanyakan studi memiliki keterbatasan berupa tidak spesifiknya jumlah rokok, yaitu hanya didapatkan dalam bentuk kategori, misalnya 1–5 atau 6–10 batang/hari.[11]

Studi kohort oleh Qin, et al pada tahun 2020 bertujuan menilai hubungan antara merokok ringan, yaitu 5 batang/hari atau kurang, dengan angka kematian. Dilakukan follow up selama 8,2 tahun. Dibandingkan non-perokok, didapatkan peningkatan risiko mortalitas akibat seluruh penyebab pada perokok 1–2 batang/hari sebanyak 1,94 kali, dan pada perokok 3–5 batang/hari sebesar 1,99 kali.[12]

Secara khusus, peningkatan risiko mortalitas pada perokok 1–2 batang/hari untuk penyakit sistem pernapasan adalah 9,75 kali, untuk kanker adalah 2,28 kali, dan untuk penyakit kardiovaskular adalah 1,93 kali. Berdasarkan studi ini, merokok ringan tetap meningkatkan mortalitas, baik secara umum maupun terkait penyakit spesifik.[12]

Kesimpulan

Merokok merupakan faktor risiko mayor terjadinya penyakit kardiovaskular. Merokok dapat mempercepat pembentukan plak lemak, mengganggu fungsi endotel pembuluh darah, meningkatkan risiko trombosis, dislipidemia, dan meningkatkan kadar reactive oxygen species (ROS) dalam tubuh. Merokok, meskipun hanya 1 batang/hari, dapat meningkatkan risiko kardiovaskular secara signifikan.[1,4,11,12]

Dokter perlu menjalankan perannya untuk membantu pasien berhenti merokok secara total. Selain itu, pencegahan merokok dan kesadaran untuk berhenti merokok juga perlu digalakkan kepada pasien guna mencegah risiko kardiovaskular dan penyakit terkait rokok lainnya. Berhenti merokok secara total dapat memulihkan kondisi fisiologis tubuh secara bertahap, sehingga dapat menurunkan risiko kardiovaskular secara signifikan.[6,7]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi