Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
  • Diskusi Dokter
  • SKP Online
Patofisiologi Ventricular Tachycardia yogi 2022-01-10T12:57:45+07:00 2022-01-10T12:57:45+07:00
Ventricular Tachycardia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Ventricular Tachycardia

Oleh :
dr.Gold SP Tampubolon
Share To Social Media:

Patofisiologi Takikardi ventrikular (Ventricular Tachycardia/VT) secara umum adalah adanya gangguan konduksi impuls di jantung. Dalam keadaan normal, depolarisasi kedua ventrikel jantung terjadi secara simultan dan cepat melalui berkas His dan serat Purkinje. Depolarisasi tersebut terekam dalam kompleks QRS normal yang sempit (<110 ms). Namun, adanya aktivasi miokardium di ventrikel secara langsung akan membuat depolarisasi yang melambat dan tampak sebagai QRS yang melebar, misalkan akibat terjadinya hubungan pintas antara berkas His dan serat Purkinje.

Oklusi arteri koroner merupakan penyebab VT yang paling sering. Adanya oklusi pada arteri koroner, dapat menyebabkan terjadinya VT melalui mekanisme sebagai berikut:

  • Oklusi arteri koroner menurunkan ambang batas atau treshold terjadinya impuls
  • Ambang depolarisasi sel miosit berubah dari -90 mV menjadi -60 mV akibat peningkatan kadar kalsium intraseluler
  • Pompa Na+ K+ mengalami gagal fungsi setelah 15 menit terjadinya oklusi
  • Asidosis terjadi di jaringan setempat
  • Membran sel dari miosit di zona infark akan melepaskan lipofosfogliserid yang memicu perlambatan konduksi jantung
  • Katekolamin dilepaskan setempat dan serabut saraf simpatis mengalami nekrosis
  • Dalam 72 jam setelah infark miokard, prematur ventricular contraction atau PVC dapat mulai muncul dan frekuensi terjadinya VT meningkat [2]

Berdasarkan durasinya Takikardi ventrikular (Ventricular Tachycardia/VT) dibagi menjadi dua tipe, yaitu Sustained VT (VT yang terus-menerus) dan Nonsustained VT.

Nonsustained VT  adalah VT yang tidak bertahan lebih dari 30 detik tanpa intervensi. Sedangkan Sustained VT adalah VT yang terjadi secara terus menerus, dan dapat terjadi dalam tiga bentuk yaitu VT yang terjadi lebih dari 30 detik, VT dengan hemodinamik tidak stabil, dan VT yang telah diterminasi dalam 30 detik oleh alat defibrilator implan atau implantable cardioverter-defibrilator (ICD).

Berdasarkan kondisi hemodinamiknya Takikardi ventrikular (Ventricular Tachycardia/VT) dapat dibagi menjadi dua, yaitu VT stabil (Stable VT) dan VT tidak stabil (Unstable VT). Pada VT stabil, kondisi hemodinamik pasien masih baik dan belum terganggu. Sedangkan pada VT tidak stabil, kondisi hemodinamik pasien terganggu yang dapat dinilai dari adanya hipotensi, penurunan kesadaran, tanda syok, nyeri dada khas iskemik, atau gagal jantung akut. [3]

Kompleks QRS pada Takikardi ventrikular (Ventricular Tachycardia/VT) dapat seragam/monomorfik atau tidak seragam/polimorfik.

Pada VT monomorfik, morfologi kompleks QRS konsisten dari satu kompleks ke kompleks lainnya. Jenis ini jarang disebabkan oleh reentry miokardium atau mekanisme automatisasi, dan lebih sering disebabkan oleh fenomena reproduksi, rekuren, atau stimulasi ventrikel yang terprogram. Stabilitas hemodinamik pada VT monomorfik dipengaruhi oleh kelainan yang memicunya, lokasi pemicu aritmia, dan laju denyut jantung. VT monomorfik harus dibedakan dari supraventricular tachycardia (SVT) yang memiliki konduksi aberan seperti bundle branch block.

Pada VT polimorfik, mekanisme terjadinya lebih dinamis, tidak stabil, dan lebih sulit untuk direproduksi. Penyebabnya antara lain iskemik miokardium, miokarditis, perubahan yang dinamis pada interval QT, dan jarang dapat dimunculkan dengan manipulasi alat pacu  jantung. Torsade de pointes adalah VT polimorfik yang berbalik ke garis isoeletrik dalam pola yang teratur. Apabila sudah terjadi disorganisasi komplit pada aktivitas ventrikel, maka gambaran yang muncul menjadi fibrilasi ventrikel (Ventricular Fibrilation/VF). [2,4]

Referensi

2. Munger TM. Ventricular Tachycardia. In: Murphy JG, editor. Mayo Clinic Cardiology Concise Text Book. 3rd ed. Mayo Clinic Scientific Press; 2007. p. 389–404.
3. PERKI. Buku Ajar Kursus Bantuan Hidup Jantung Lanjut ACLS Indonesia. Kosasih A, editor. Jakarta; 2016. 56-71 p.
4. Marchlinski F. The Tachyarrhytmias. In: Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, editors. Harrison’s Pronciples of Internal Medicine. 17th ed. Mc-Graw Hill; 2008. p. 1425–43.

Pendahuluan Ventricular Tachycardia
Etiologi Ventricular Tachycardia

Artikel Terkait

  • Tips Untuk Menenangkan Pasien Gaduh Gelisah
    Tips Untuk Menenangkan Pasien Gaduh Gelisah
  • Pemeriksaan Skor Kalsium (Coronary Artery Calcium Score) untuk Stratifikasi Risiko Kejadian Penyakit Jantung
    Pemeriksaan Skor Kalsium (Coronary Artery Calcium Score) untuk Stratifikasi Risiko Kejadian Penyakit Jantung
  • Kajian Bioetik dan Medikolegal dari “Do Not Resuscitate”
    Kajian Bioetik dan Medikolegal dari “Do Not Resuscitate”
  • Sistem Skoring vs Penilaian Klinis dalam Penegakan Diagnosis Appendicitis
    Sistem Skoring vs Penilaian Klinis dalam Penegakan Diagnosis Appendicitis
  • Memahami Gelombang P dalam EKG
    Memahami Gelombang P dalam EKG

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
14 April 2022
Pasien dengan keluhan sesak secara mendadak apakah gambaran EKG tampak LBBB+ IMA?
Oleh: Anonymous
6 Balasan
alo dokter diskusi pasien dengan keluhan sesak secara tiba2, nyeri dada (-) muntah (-) nyeri dada (-), rh (+)(+), wh (-). Ttv: TD: 130/90, spo : 65 onair,...
dr. Intan Fajriani
16 Februari 2022
Live Webinar Alomedika - Penyakit Jantung Bawaan Asinotik - Deteksi Dini untuk Penanganan yang Optimal. Sabtu, 19 Februari 2022 (19.00 - 20.00 WIB)
Oleh: dr. Intan Fajriani
0 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Penyakit Jantung Bawaan Asinotik - Deteksi Dini untuk Penanganan yang Optimal".Narasumber: Pembicara:...
drg. Annisa Widiandini
02 Februari 2022
Live Webinar Alomedika-Virtual Book Tour 3/8: Aritmia pada Gagal Jantung. Sabtu 05 Februari 2022 (10.00 - 11.00 WIB)
Oleh: drg. Annisa Widiandini
1 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Virtual Book Tour 3/8: Aritmia pada Gagal Jantung".Narasumber: dr. Sunanto Ng, Sp.JP(K)Pada hari &...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.