Etiologi Supraventricular Tachycardia
Etiologi supraventricular tachycardia terdiri dari gangguan konduksi normal jantung, peningkatan tekanan pada jantung, kelainan struktur kongenital, penggunaan obat, serta gaya hidup.
Gangguan Konduksi Normal Jantung
Penyakit jantung seperti penyakit jantung iskemia dan hipertrofi jantung dapat menyebabkan perubahan jalur konduksi normal dan fisiologis konduksi jantung sehingga menyebabkan supraventricular tachycardia.[3,4]
Peningkatan Tekanan dalam Jantung
Hipertensi, kelainan katup mitral, emboli paru, dan penyakit paru obstruktif kronis dapat meningkatkan tekanan dalam jantung, menyebabkan dilatasi jantung, dan memicu terjadinya supraventricular tachycardia. Selain itu, penyakit gagal jantung yang biasanya disertai dengan disfungsi jantung dan peningkatan tekanan dalam jantung juga dapat menyebabkan kondisi tersebut.[3,4]
Kelainan Struktur Kongenital
Abnormalitas jalur konduksi antara atrium dan ventrikel dapat terjadi pada anak-anak, misalnya pada anak dengan sindrom Wolff-Parkinson-White atau sindrom Lown-Ganong-Levine. Anak-anak dengan kondisi seperti ini dapat menderita supraventricular tachycardia, terutama jenis multifocal atrial tachycardia.[3,4]
Penggunaan Obat
Cocaine and amphetamine use disorder dapat menyebabkan supraventricular tachycardia karena kedua obat tersebut akan menstimulasi saraf simpatetik dan menyebabkan peningkatan kontraktilitas, tekanan darah, serta denyut jantung. Pada saat yang sama produksi katekolamin meningkat menyebabkan spasme pembuluh darah. Selain itu, transpor natrium akan menurun akibat efek obat sehingga kontraksi otot jantung akan menjadi tidak teratur yang menyebabkan munculnya aritmia. Kedua obat tersebut pada akhirnya menyebabkan disfungsi sistolik dan diastolik, bahkan kematian jantung.[3-5]
Gaya Hidup
Konsumsi kafein dan alkohol, stres fisik dan emosional, merokok dapat menstimulasi sistem saraf simpatetik, pelepasan katekolamin, dan menyebabkan peningkatan tekanan darah serta denyut jantung. Hal tersebut selanjutnya akan menyebabkan disfungsi jantung melalui peningkatan tekanan dalam jantung serta gangguan konduksi normal jantung.[3,4]
Faktor Risiko
Faktor risiko supraventricular tachycardia, secara umum terdiri dari riwayat penyakit yang dapat meningkatkan risiko gangguan konduksi normal pada jantung, peningkatan tekanan jantung, yang pada akhirnya menyebabkan supraventricular tachycardia.
Penyakit Paru
Penyakit pneumonia dan penyakit paru obstruktif kronis dapat menyebabkan peningkatan risiko supraventricular tachycardia karena kedua kondisi tersebut menyebabkan intake oksigen berkurang secara jangka panjang, sehingga memperparah disfungsi sistolik dan diastolik otot jantung yang pada akhirnya akan menyebabkan gangguan irama jantung, seperti supraventricular tachycardia.[4]
Penyakit Jantung
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, riwayat penyakit jantung seperti kelainan katup mitral dan gagal jantung dapat menyebabkan tekanan dalam jantung meningkat sehingga akan terjadi disfungsi sistolik dan diastolik dan kelainan irama jantung. Selain itu, konduksi normal jantung dapat terganggu oleh adanya penyakit iskemia jantung dan hipertrofi jantung.[4]