Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Supraventricular Tachycardia general_alomedika 2025-01-13T12:07:30+07:00 2025-01-13T12:07:30+07:00
Supraventricular Tachycardia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Supraventricular Tachycardia

Oleh :
dr. Qorry Amanda, M.Biomed
Share To Social Media:

Penatalaksanaan supraventricular tachycardia atau SVT dimulai dengan tata laksana akut untuk mengatasi kegawatan hemodinamik dengan mengontrol ventricular rate, mengatasi aritmia dengan kardioversi, serta mengatasi gejala. Tata laksana lanjutan berupa terapi definitif atau pengobatan rumatan disesuaikan dengan jenis SVT dan penyebabnya. Selain itu, dokter harus mencegah terjadinya komplikasi tromboemboli pada pasien yang berisiko mengalami emboli.[1-3,21]

Penatalaksanaan Akut

Tata laksana akut dilakukan di UGD pada pasien dengan gejala klinis supraventricular tachycardia atau SVT. Tenaga medis sebaiknya segera memeriksa jalan napas, fungsi pernapasan, dan fungsi sirkulasi pasien (sesuai kondisi pasien) serta tanda vital pasien. Selanjutnya, lakukan juga EKG 12 lead jika memungkinkan untuk membedakan tipe takiaritmia yang terjadi pada pasien.[1-3,21]

Pasien dengan SVT biasanya menunjukkan hasil EKG tachycardia dengan gelombang QRS yang tidak lebar (<120 milidetik). Akan tetapi, jika gelombang QRS lebar (>120 milidetik), evaluasi dengan teliti untuk membedakan kasus ventricular tachycardia (VT) dan kasus SVT dengan konduksi aberans.[3,21,22]

Algoritma Brugada untuk Membedakan SVT Aberans dengan VT

SVT aberans dapat dibedakan dari VT dengan menggunakan algoritma Brugada:

  1. Apakah kompleks RS tidak ditemukan pada semua lead prekordial? Jika iya, maka gelombang merupakan VT. Jika tidak, lanjutkan ke pertanyaan nomor 2
  2. Apakah interval RS >100 milidetik pada salah satu lead prekordial? Jika iya, gelombang merupakan VT. Jika tidak, lanjutkan ke pertanyaan nomor 3
  3. Apakah terdapat disosiasi AV? Jika iya, gelombang merupakan VT. Jika tidak, lanjutkan ke pertanyaan nomor 4
  4. Apakah kriteria morfologi  ditemukan pada lead prekordial V1-2 dan V6? Jika iya, gelombang merupakan VT. Jika tidak, gelombang merupakan SVT aberans[22]

Rekomendasi Tata Laksana Akut

Beberapa rekomendasi tata laksana akut SVT menurut pedoman American College of Cardiology/American Heart Association (ACC/AHA) adalah:

  • Stimulasi vagal (seperti manuver Valsalva) dan pemberian adenosin intravena dilakukan pada pasien dengan SVT reguler
  • Kardioversi tersinkronisasi dilakukan pada pasien dengan hemodinamik tidak stabil ketika manuver vagal dan pemberian adenosin tidak efektif atau tidak memungkinkan

  • Kardioversi tersinkronisasi dilakukan pada pasien dengan hemodinamik tidak stabil serta terapi farmakologi tidak efektif atau tidak memungkinkan
  • Pemberian calcium channel blocker intravena seperti diltiazem dan verapamil atau beta blocker intravena seperti metoprolol dan esmolol dapat dilakukan pada pasien dengan hemodinamik stabil[2]

Penatalaksanaan Lanjutan

Penatalaksanaan lanjutan pada SVT bertujuan untuk memberikan terapi definitif serta pengobatan rumatan pada pasien yang telah stabil atau yang memang memerlukan terapi definitif. Pilihan terapi lanjutan adalah:

  • Terapi farmakologi
  • Ablasi
  • Observasi pasien[1-3,21]

Pemilihan terapi lanjutan didasarkan pada frekuensi dan durasi terjadinya SVT, gejala klinis yang terjadi sebelumnya, dan konsekuensi SVT seperti kardiomiopati.[1-3,21]

Terapi Farmakologi

Pada supraventricular tachycardia yang jarang terjadi tetapi dengan durasi yang lama (>1 jam), dokter dapat memberikan calcium channel blocker nondihydropyridine, beta blocker, atau obat antiaritmia lain, yang diberikan ketika perlu saja. Namun, bila supraventricular tachycardia memiliki frekuensi yang lebih sering, obat antiaritmia dapat diberikan secara teratur.[1-3,21]

Ablasi Kateter

Terapi definitif utama untuk SVT adalah ablasi kateter, yang biasanya dilakukan pada pasien dengan focal atrial tachycardia. Hal ini dikarenakan kondisi tersebut memiliki titik sumber eksitasi abnormal yang jelas, sehingga ablasi bisa dilakukan pada titik tersebut untuk mengembalikan eksitasi yang normal.[1-3,21]

Cara Pemberian Terapi Farmakologi

Pilihan medikamentosa untuk supraventricular tachycardia adalah adenosin, calcium channel blocker, beta blocker, atau obat antiaritmia lainnya.

Adenosin Intravena

Pemberian adenosin intravena dilakukan pada pasien SVT reguler dengan kondisi hemodinamik stabil. Pemberian adenosin dilakukan dengan cara memasukkan 6 mg adenosin secara bolus intravena, melalui vena yang sedekat mungkin dengan jantung (biasanya vena brachialis).[2]

Kemudian, lakukan flushing vena dengan cairan salin normal dan minta pasien untuk mengangkat tangan. Pasien dapat diminta untuk batuk ketika obat sampai di jantung, ditandai dengan adanya rasa panas pada dada pasien. Jika pasien tidak menunjukkan respons terhadap pemberian awal, obat dapat diberikan kembali 1–2 menit kemudian dengan dosis 12 mg, maksimal 2 kali pengulangan.[2]

Calcium Channel Blocker Nondihydropyridine

Terdapat dua obat dalam kelas ini, antara lain :

  • Diltiazem: dosis awal 0,25 mg/kg intravena bolus diberikan selama 2 menit; dosis rumatan 5–10 mg/jam hingga 15 mg/jam melalui infus
  • Verapamil: dosis awal 5–10 mg (0,075–0,15 mg/kg) intravena bolus selama 2 menit, apabila tidak ada respons, tambahkan 10 mg 30 menit setelah pemberian awal; dosis rumatan 0,005 mg/kgBB/menit[2,3]

Beta Blocker

Beta blocker dapat diberikan jika kedua obat sebelumnya tidak efektif atau tidak bisa diberikan. Contoh beta blocker yang biasanya digunakan:

  • Esmolol: dosis awal 500 µg/kg intravena bolus selama 1 menit; dosis rumatan 50–300 µg/kg/menit melalui infus
  • Metoprolol tartrate: dosis awal 2,5–5 mg intravena bolus selama 2 menit, dapat diulangi 2,5–5 mg intravena bolus dalam 10 menit, maksimal pemberian 3 dosis
  • Propranolol: dosis awal 1 mg intravena selama 1 menit, dapat diulangi 1 mg intravena dalam interval 2 menit, maksimal pemberian 3 dosis[2,3]

Obat Antiaritmia Lainnya

Obat lain yang dapat diberikan adalah:

  • Digoxin: dosis awal 0,25–0,5 mg, dapat diulangi 0,25 mg. Dosis awal maksimal adalah 8–12 µg/kgBB dan bisa diberikan secara oral maupun intravena. Dosis maksimal harian adalah 1 mg/24 jam

  • Amiodarone: dosis awal 150 mg intravena selama 10 menit; dosis rumatan 1 mg/menit (360 mg) selama 6 jam selanjutnya, kemudian 0,5 mg/menit (540 mg) pada 18 jam berikutnya[2,3]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Alexandra Francesca Chandra

Referensi

1. Brugada J, Katritsis DG, Arbelo E, et al; ESC Scientific Document Group. 2019 ESC Guidelines for the management of patients with supraventricular tachycardiaThe Task Force for the management of patients with supraventricular tachycardia of the European Society of Cardiology (ESC). Eur Heart J. 2020 Feb 1;41(5):655-720.
2. Page RL, et al. 2015 ACC/AHA/HRS Guideline for the Management of Adult Patients With Supraventricular Tachycardia. A Report of the American College of Cardiology/American Heart Association Task Force on Clinical Practice Guidelines and the Heart Rhythm Society. 2016;67(13):p.e27-e115.
3. Gugneja M. Paroxysmal Supraventricular Tachycardia: Background, Etiology, Epidemiology. Medscape. 2017. https://emedicine.medscape.com/article/156670-overview?icd=login_success_email_match_norm#a4
21. Patti L, Ashurst JV. Supraventricular Tachycardia. In: StatPearls. StatPearls Publishing; 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441972/?report=classic
22. Pineda-López F, Martínez-Fernández A, Rojo-Álvarez JL, García-Alberola A, Blanco-Velasco M. A Flexible 12-Lead/Holter Device with Compression Capabilities for Low-Bandwidth Mobile-ECG Telemedicine Applications. Sensors (Basel). 2018 Nov 5;18(11):3773. doi: 10.3390/s18113773

Diagnosis Supraventricular Tachy...
Prognosis Supraventricular Tachy...

Artikel Terkait

  • Interpretasi EKG secara Digital dapat Menyebabkan Kesalahan Medis
    Interpretasi EKG secara Digital dapat Menyebabkan Kesalahan Medis
  • Penanganan Kasus SVT dengan Modified Valsalva Maneuver di IGD Laporan Kasus - Pemenang Kompetisi Poster Dr. RACE Kategori Laporan Kasus
    Penanganan Kasus SVT dengan Modified Valsalva Maneuver di IGD Laporan Kasus - Pemenang Kompetisi Poster Dr. RACE Kategori Laporan Kasus
  • Fisiologi Manuver Valsalva dan Aplikasi Klinisnya
    Fisiologi Manuver Valsalva dan Aplikasi Klinisnya
  • Etripamil Intranasal untuk Atrioventricular Nodal Dependent Takikardia Supraventrikular Paroksismal – Telaah Jurnal Alomedika
    Etripamil Intranasal untuk Atrioventricular Nodal Dependent Takikardia Supraventrikular Paroksismal – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 03 Maret 2025, 09:48
Penatalaksanaan pasien SVT unstable di fasilitas terbatas
Oleh: Anonymous
1 Balasan
alo dokter, sy pernah mendapati pasien dgn SVT unstable (hipotensi) dgn keterbatasan alat defib/kardioversi. Sebelum dilakukan rujukan, apakah tetap indikasi...
Anonymous
Dibalas 26 September 2022, 16:58
Pasien Anak Laki laki usia 7 tahun dengan dada berdebar, nyeri di area dada tengah
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, mohon bantuannya pada EKG pasien berikut. Pasien Anak Laki laki 7 thn, BB 33,5 kg keluhan Dada dirasa berdebar-debar, sesak napas +, nyeri dada...
Anonymous
Dibalas 06 Juni 2021, 10:18
Interpretasi elektrokardiogram (EKG) dengan supraventricular tachycardia (SVT) unstable
Oleh: Anonymous
8 Balasan
Alo dokter,Tn A 60 thn dengan SVT unstable dokTD 80/palpasi, N 195x RR 28, sebagai GP RS tipe D yg harus dilakukan apa ya dok sebelum dirujuk?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.