Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Patofisiologi Supraventricular Tachycardia general_alomedika 2019-04-04T17:27:30+07:00 2019-04-04T17:27:30+07:00
Supraventricular Tachycardia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Supraventricular Tachycardia

Oleh :
Alexandra Francesca Chandra
Share To Social Media:

Patofisiologi supraventricular tachycardia pada prinsipnya terdiri dari gangguan otomatisasi, adanya aktivitas pemicu, serta reentry. Pada jantung normal, eksitasi diawali pada nodus sinoatrial (SA), yang kemudian diteruskan melalui jaringan atrium menuju ke nodus AV. Pada nodus AV, sinyal listrik ditunda selama 0,1 detik untuk memberi waktu pada atrium untuk berkontraksi dan memompa jantung ke ventrikel. Selanjutnya nodus AV akan meneruskan sinyal listrik ke berkas His dan sistem Purkinje pada ventrikel hingga akhirnya akan terjadi kontraksi ventrikel. Proses konduksi normal ini akan terganggu pada supraventricular tachycardia melalui 3 mekanisme: gangguan otomatisasi, mekanisme reentry, dan aktivitas pemicu.[2,3]

Gangguan Otomatisasi

Gangguan otomatisasi menyebabkan multifocal atrial tachycardia serta beberapa jenis junctional tachycardia. Mekanisme ini sebenarnya jarang terjadi, dan biasanya berhubungan dengan kelainan metabolik seperti iskemia miokardium, kelainan elektrolit, gangguan paru-paru, serta toksisitas alkohol akut. Mekanisme ini biasanya ditandai dengan adanya fenomena warm up pada inisiasi gelombang abnormal. Mekanisme ini ditandai dengan adanya impuls yang dapat muncul tanpa adanya aktivitas elektrik sebelumnya. Gangguan otomatisasi jarang ditemukan pada jaringan atrium yang normal, namun biasanya pada atrium abnormal yang disebabkan oleh penyakit atrium dan dilatasi atrium.[2]

Mekanisme Reentry

Mekanisme reentry dianggap sebagai patofisiologi yang paling penting untuk takiartimia atrium. Model reentry yang paling simpel terdiri dari impuls eksitasi yang mampu mengitari hambatan anatomis, disebut juga sebagai circus movement. Impuls eksitasi ini menyebabkan depolarisasi jaringan yang bersifat nonrefrakter.

Circus movement dapat terjadi tanpa henti jika terdapat gap di antara titik awal impuls dan ekor refraktori jaringan yang dapat sepenuhnya dieksitasi. Eksitasi yang terjadi bergantung pada waktu sirkuit, kecepatan konduksi, adanya blokade impuls pada sirkuit, serta adanya stimulus tambahan yang mampu me-reset takikardia tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa proses reentry merupakan proses eksitasi dari atrium menuju ke ventrikel (proses normal), namun berputar kembali ke atrium oleh adanya jalur aksesoris dari ventrikel ke atrium.[2,3]

Aktivitas Pemicu

Aktivitas pemicu dapat menyebabkan supraventricular tachycardia dengan pembentukan impuls yang abnormal yang disebabkan oleh adanya impuls lain sebelumnya. Impuls abnormal tersebut diawali setelah depolarisasi terjadi sebelumnya, atau setelah repolarisasi penuh. Fenomena early after depolarization terjadi akibat adanya peningkatan arus masuknya kalsium atau penurunan arus repolarisasi keluar kalium, atau keduanya pada fase awal repolarisasi.[2]

Fenomena late after depolarization terjadi pada iskemia miokardium, toksisitas digoxin, infus katekolamin, serta peningkatan kalsium intrasel. Pada penggunaan digoxin misalnya, digoxin dapat berikatan dengan Na-K ATPase, mengganggu pengeluaran ion natrium dari dalam sel. Hal ini akan menyebabkan akumulasi ion natrium intrasel yang dapat memicu depolarisasi membran sel. Kompensasi akan terjadi dengan cara pertukaran ion natrium dan kalsium, menurunkan tingkat ion natrium intrasel dan meningkatkan ion kalsium intrasel serta peningkatan permeabilitas membran terhadap natrium. Ion natrium akan bekerja sebagai karier transmembran untuk delayed after depolarization.[2]

Referensi

2. Camm, A.J., C.F. Shakespeare, and M. Anderson, Pathophysiology of supraventricular tachycardia. European Heart Journal, 1993. 14(suppl_E): p. 2-8.
3. Patti, L. and W. Gossman. Rhythm, Tachycardia, Supraventricular (SVT). StatPearls 2018; Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441972/?report=classic.

Pendahuluan Supraventricular Tac...
Etiologi Supraventricular Tachyc...

Artikel Terkait

  • Interpretasi EKG secara Digital dapat Menyebabkan Kesalahan Medis
    Interpretasi EKG secara Digital dapat Menyebabkan Kesalahan Medis
  • Penanganan Kasus SVT dengan Modified Valsalva Maneuver di IGD Laporan Kasus - Pemenang Kompetisi Poster Dr. RACE Kategori Laporan Kasus
    Penanganan Kasus SVT dengan Modified Valsalva Maneuver di IGD Laporan Kasus - Pemenang Kompetisi Poster Dr. RACE Kategori Laporan Kasus
Diskusi Terkait
Anonymous
05 Juni 2021
Interpretasi elektrokardiogram (EKG) dengan supraventricular tachycardia (SVT) unstable
Oleh: Anonymous
8 Balasan
Alo dokter,Tn A 60 thn dengan SVT unstable dokTD 80/palpasi, N 195x RR 28, sebagai GP RS tipe D yg harus dilakukan apa ya dok sebelum dirujuk?
Anonymous
07 Mei 2021
Peningkatan Troponin pada pasien dengan Supraventrikular Takikardi - Jantung Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter! Selamat siang, izin bertanya, pada praktek sehari-hari di IGD kadang saya menemui pasien dengan SVT yang dapat convert ke sinus rhythm dengan...
Anonymous
22 Mei 2020
Penanganan pada pasien supraventrikular takikardi yang dapat diberikan selain dengan pemberian obat
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Mohon saran utk th/ SVT, dikarnakan obat ATP sudah susah di cari bahkan sudah tdk ada

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.