Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Hipertensi Pulmonal general_alomedika 2022-04-13T11:24:19+07:00 2022-04-13T11:24:19+07:00
Hipertensi Pulmonal
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Hipertensi Pulmonal

Oleh :
Alexandra Francesca Chandra
Share To Social Media:

Penatalaksanaan hipertensi pulmonal bertujuan untuk mencapai status risiko rendah, yang ditandai dengan kemampuan aktivitas yang baik, kualitas hidup yang baik, fungsi ventrikel kanan yang baik, dan risiko mortalitas yang rendah, dengan kata lain, menjaga agar pasien tetap dalam kelas fungsional WHO II. Target tersebut tercapai dengan cerminan :

  • Jarak berjalan selama 6 menit > 440 meter
  • Tidak ada gejala gagal jantung kanan
  • Tidak ada progresi gejala
  • Tidak ada sinkop
  • B-type natriuretic peptide (BNP) < 300 ng/l

  • VO2 puncak > 15 ml/menit/kg
  • Tidak ada efusi perikardium
  • Luas atrium kanan < 18 cm2

  • Hemodinamik yang stabil (tekanan atrium kanan < 8 mmHg, indeks kardiak ≥ 2,5 liter/menit/m2, dan SVO2 > 65%) [1,12]

Strategi penatalaksanaan hipertensi pulmonal dapat dibagi menjadi 3 langkah utama, yakni :

  1. Tatalaksana tahap awal : terapi suportif, dan rujukan ke pusat kesehatan
  2. Tatalaksana tahap kedua : memulai medikamentosa spesifik untuk hipertensi pulmonal
  3. Tatalaksana tahap ketiga : evaluasi penatalaksanaan awal dan penilaian perlunya transplantasi paru [1,2,5]

Pentingnya Terapi Oksigen pada Hipertensi Pulmonal

Pasien dengan hipertensi pulmonal yang mendapatkan terapi oksigen suplemental dilaporkan memiliki risiko mortalitas yang lebih rendah secara signifikan dibandingkan kontrol. Secara umum, terapi oksigen jangka panjang harus dipertimbangkan pada :

  • Pasien dengan PaO2 < 55 mmHg saat istirahat
  • Pasien yang mengalami desaturasi oksigen saat aktivitas
  • Pasien dengan saturasi oksigen < 88%
  • Pasien dengan PaO2 56-59 mmHg atau SaO2 89% dengan bukti cor pulmonale, gagal jantung kanan, atau eritrositosis. [2,15]

Tatalaksana Tahap Awal

Tatalaksana tahap awal dilakukan dengan memberikan saran-saran kepada pasien mengenai aktivitas sehari-hari. Diagnosis hipertensi pulmonal mungkin dapat membuat pasien menjadi terisolasi dan membatasi diri dalam aktivitas sehari-hari. Pasien dapat disarankan untuk mengikuti support group atau menjalani fisioterapi untuk membantu meningkatkan kualitas hidup dan fungsi tubuh.

Pasien dengan kasus khusus seperti kehamilan, rencana pembedahan elektif, dan risiko infeksi memerlukan perhatian khusus dan saran dari ahli. Dukungan psikososial dari keluarga juga diperlukan dan perlu untuk didorong pada tahap awal ini. Ketaatan pengobatan pasien juga dievaluasi pada tahap ini untuk memastikan pasien berada dalam status risiko rendah.

Pasien hipertensi arteri pulmonal  dengan tekanan O2 < 8 kPa yang ingin berpergian dengan pesawat (atau berada di ketinggian > 1500-2000 meter) mungkin memerlukan suplementasi oksigen selama perjalanan.

Terapi suportif dapat diberikan, berupa :

  • Terapi oksigen untuk pasien dengan tekanan Oksigen persisten < 60 mmHg
  • Pemberian diuretik : untuk pasien dengan gejala gagal ventrikel kanan dan retensi cairan
  • Pemberian terapi antikoagulan
  • Koreksi anemia [1,2,5]

Tatalaksana Tahap Kedua

Pemberian obat spesifik dilakukan pada tahap ini. Beberapa obat yang dapat diberikan, antara lain calcium channel blocker, antagonis reseptor endotelin, dan derivat prostasiklin. [4]

Calcium Channel Blocker

Penggunaan calcium channel blocker saat ini menurun, karena hanya beberapa pasien yang berespon memuaskan melalui penggunaan obat ini. Calcium channel blocker hanya digunakan pada pasien dengan hasil tes vasoreaktivitas akut yang baik. Jenis calcium channel blocker yang selama ini banyak digunakan adalah nifedipine, diltiazem, dan amlodipine. Pemilihan jenis calcium channel blocker didasarkan pada denyut jantung pasien di awal pemeriksaan, pasien dengan bradikardia biasanya diberikan nifedipine dan amlodipine.

Awal pemberian disarankan menggunakan dosis yang rendah. Sebagai contoh :

  • Amlodipine slow release 2 x 30 mg
  • Diltiazem 3 x 60 mg

Dosis ditingkatkan perlahan hingga mencapai dosis maksimum yang mampu ditoleransi pasien. [1,2,5]

Antagonis Reseptor Endotelin

Pasien dengan hipertensi pulmonal terbukti mengalami aktivasi sistem endotelin pada plasma dan paru-paru. Aktivasi endotelin-1 menyebabkan efek vasokonstriksi dan mitogenik dengan mengikat dua isiform reseptor endotelin, yakni reseptor tipe A dan B. Beberapa obat digunakan untuk mengurangi aktivasi sistem endotelin tersebut. Contohnya ambrisentan, bosentan, dan macitentan. Penggunaan obat-obatan ini memerlukan pemeriksaan fungsi hepar rutin. [1-3,5]

Inhibitor Fosfodiesterase Tipe 5 dan Stimulator Guanilat Siklase

Inhibisi fosfodiesterase tipe 5 akan menyebabkan vasodilatasi melalui jalur NO/cGMP. Vaskular paru memiliki cukup banyak fosfodiesterase tipe 5. Beberapa inhibitor fosfodiesterase tipe 5 yang dapat digunakan antara lain :

  • Sildenafil 3 x 20 mg per oral

  • Tadalafil 1 x 2,5-40 mg per oral

  • Vaerdenafil 2 x 5 mg per oral
  • Riociguat 3 x 2,5 mg per oral [1-3,5]

Derivat Prostasiklin

Prostasiklin diproduksi oleh sel-sel endotelial dan mampu menyebabkan vasodilatasi yang poten pada seluruh bagian vaskular. Pada hipertensi pulmonal, dapat ditemukan adanya disregulasi jalur metabolik prostasiklin. Beberapa obat golongan analog prostasiklin atau agonis reseptor prostasiklin yang dapat digunakan, antara lain :

  • Epoprostenol, dosis awal 2-4 ng/kg/menit, dosis optimal 20-40 ng/kg/menit intravena
  • Iloprost 2,5-5 ug/ inhalasi dengan dosis rata-rata 30 ug per hari
  • Treprostinil, dosis optimal 20-80 ng/kg/menit [1-3,5]

Terapi Tahap Ketiga

Pada tahap ini, terapi yang sebelumnya sudah diberikan akan dievaluasi. Pemberian terapi kombinasi juga dapat dipertimbangkan dengan dua atau lebih kelas obat secara bersamaan. Penggunaan terapi kombinasi terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas hidup pasien dan menurunkan status risiko dengan efek samping yang sama dengan penggunaan obat individual.

Terapi kombinasi dapat diberikan dari awal, maupun sekuensial. Saat ini, terapi kombinasi lebih banyak digunakan secara sekuensial setelah penggunaan obat tunggal yang kurang efektif dan memerlukan tambahan medikamentosa. Pemilihan kombinasi obat didasari pada kelas fungsional WHO, contoh :

  • Ambrisentan + tadalafil : untuk kelas fungsional II
  • Macitentan sebagai tambahan untuk sildenafil : untuk kelas fungsional III
  • Sildenafil sebagai tambahan untuk epoprostenol : untuk kelas fungsional IV

Selain terapi medikomentosa kombinasi, dapat dilakukan septostomi atrium dengan balon, tujuannya untuk menciptakan shunt atrium kanan ke atrium kiri, untuk menyebabkan dekompresi jantung kanan dan meningkatkan preload ventrikel kiri dan curah jantung. Tindakan ini dapat meningkatkan transpor oksigen bahkan pada kondisi desaturasi arteri.

Transplantasi paru dapat dipertimbangkan pada pasien dengan kelas fungsional III atau IV yang mengalami kegagalan terapi. Transplantasi paru terbukti dapat meningkatkan kualitas hidup dan menghasilkan angka kesintasan 5 tahun sebesar 52-75% dan 10 tahun sebesar 45-66%. Kegagalan terapi merupakan kondisi tidak adanya kemajuan respon klinis setelah pemberian monoterapi awal yang dilanjutkan dengan rujukan menuju pusat kesehatan yang lebih baik dan pemberian terapi kombinasi yang maksimal. [1-3,5]

Referensi

1. Galiè, N., et al., 2015 ESC/ERS Guidelines for the diagnosis and treatment of pulmonary hypertension: The Joint Task Force for the Diagnosis and Treatment of Pulmonary Hypertension of the European Society of Cardiology (ESC) and the European Respiratory Society (ERS): Endorsed by: Association for European Paediatric and Congenital Cardiology (AEPC), International Society for Heart and Lung Transplantation (ISHLT). European Heart Journal, 2015. 37(1): p. 67-119. https://doi.org/10.1093/eurheartj/ehv317
2. Schwab, K.E. Pulmonary Arterial Hypertension. Pulmonology 2018; Available from: https://emedicine.medscape.com/article/303098-overview.
3. Dunlap B, Weyer G. Pulmonary Hypertension : Diagnosis and Treatment. Am Fam Phys, 2016. 94(6): 463-469.
4. Klinger JR, Elliott G, Levine DJ, et al. Therapy for Pulmonary Arterial Hypertension in Adults 2018: Update of the CHEST Guideline and Expert Panel Report. Chest, 2019. doi:10.1016/j.chest.2018.11.030
5. Maron, B.A. and N. Galiè, Diagnosis, Treatment, and Clinical Management of Pulmonary Arterial Hypertension in the Contemporary Era: A ReviewPulmonary Arterial Hypertension in the Contemporary Era. JAMA Cardiology, 2016. 1(9): p. 1056-1065. https://doi.org/10.1001/jamacardio.2016.4471
12. McLaughlin, V.V., et al., Treatment goals of pulmonary hypertension. J Am Coll Cardiol, 2013. 62(25 Suppl): p. D73-81. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24355644
15. Farber HW, Badesch DB, Benza RL, et al. Use of supplemental oxygen in patients with pulmonary arterial hypertension in REVEAL. J Heart Lung Transplant. 2018;37(8):948-955. doi: 10.1016/j.healun.2018.03.010

Diagnosis Hipertensi Pulmonal
Prognosis Hipertensi Pulmonal

Artikel Terkait

  • Sildenafil sebagai Terapi Hipertensi Pulmonal pada Neonatus
    Sildenafil sebagai Terapi Hipertensi Pulmonal pada Neonatus
  • Endothelin Receptor Antagonist untuk Terapi Hipertensi Arteri Pulmonal
    Endothelin Receptor Antagonist untuk Terapi Hipertensi Arteri Pulmonal
Diskusi Terbaru
dr. Kaleb Daud Samson Salossa
Kemarin, 14:41
Balita 4 tahun dengan keluhan kurang Nafsu makan
Oleh: dr. Kaleb Daud Samson Salossa
3 Balasan
Anak perempuan 4 tahun lebih dengan keluhan panas dan kurang nafsu makan sudah 5 hari. Mengeluh sakit di leher dan tdk ada pembesaran KGB atau tdk ada...
Anonymous
Kemarin, 10:46
Gangguan cemas pada remaja
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat pagi dok, saya punya pasien kebetulan adik saya sendiri, laki laki remaja usia 18 tahunS: saat ini mengeluh punya kecendrungan untuk selalu...
dr. Musdalifah Rifai
2 hari yang lalu
Efek samping post anastesi spinal
Oleh: dr. Musdalifah Rifai
1 Balasan
Alodokter! Ijin bertanya, sy ada pasien usia 56 tahun dengan post nekrotomi hari ke 5. Pasien masih sering sering menggigil saat sore menjelang malam tanpa...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.