Epidemiologi Hipertensi Pulmonal
Epidemiologi hipertensi pulmonal dilaporkan lebih tinggi pada pasien dengan gangguan jantung kiri dan penyakit paru obstruktif. Pada pasien dengan gangguan jantung kiri, prevalensi dilaporkan berkisar antara 25-83%. Sedangkan pada pasien dengan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), hipertensi pulmonal ditemukan pada 20% pasien rawat inap dan 50% pasien dalam tahap akhir penyakit. [3]
Global
Data epidemiologi di Amerika Serikat dan Eropa menunjukkan bahwa hipertensi arteri pulmonal terjadi pada 6,6–26 kasus per 1 juta orang dewasa. Sebagian besar merupakan kasus idiopatik dan 10% tergolong penyakit yang diturunkan. [2,7]
Indonesia
Sebuah penelitian di RSUP Dr. Sardjito menemukan bahwa 74% pasien poliklinik jantung dengan defek septum atrium dewasa juga menderita hipertensi pulmonal. Sekitar 43,1% di antaranya merupakan hipertensi pulmonal berat. [8]
Mortalitas
Angka mortalitas penderita hipertensi pulmonal dalam 1 tahun setelah diagnosis berkisar antara 2,8% hingga 21,2%. Studi yang dilakukan di Taiwan menemukan angka ketahanan hidup penderita hipertensi arteri pulmonal selama 1, 2, 3, dan 5 tahun sebesar 93%, 88%, 84%, dan 77% secara berurutan. [9,10]
Menurut the European Society of Cardiology (ESC) and the European Respiratory Society (ERS), pasien dengan risiko tinggi (risiko mortalitas 1 tahun >10%) adalah pasien dengan tanda klinis gagal jantung kanan, progresi penyakit yang cepat, sinkop berulang, WHO functional class IV, 6-minute walk <165 m, B-type natriuretic peptide (BNP) 300 ng/L, efusi perikardial, right arterial pressure >14 mmHg, cardiac index (CI) <2,0 L/min/m2, dan mixed venous oxygen saturation (SvO2) <60%.
Pasien dengan risiko rendah (risiko mortalitas 1 tahun <5%) adalah pasien tanpa tanda klinis gagal jantung kanan, tidak mengalami progresi gejala, WHO functional class I-II, 6-minute walk >440 m, BNP <50 pg/L, tanpa efusi perikardial, ukuran atrium kanan normal, right arterial pressure <8 mmHg, CI ≥2,5 L/min/m2, dan SvO2 >65%. [1]