Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) general_alomedika 2022-04-22T12:28:03+07:00 2022-04-22T12:28:03+07:00
Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)

Oleh :
Josephine Darmawan
Share To Social Media:

Tidak terdapat terapi spesifik untuk penatalaksanaan Sindrom Distres Pernapasan Akut/Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). Terdapat tiga tujuan utama tata laksana ARDS:

  1. Identifikasi dan manajemen penyebab faktor etiologis
  2. Perawatan suportif yang baik
  3. Mencegah komplikasi lanjut [2,3,14,16]

Beberapa intervensi yang direkomendasikan dalam tata laksana ARDS berdasarkan American Thoracic Society/European Society of Intensive Care Medicine/Society of Critical Care Medicine antara lain adalah:

  • Posisi pronasi
  • Volume tidal rendah (4-8 ml/kg berat badan)
  • PEEP tinggi pada pasien ARDS sedang atau berat
  • Tidak menggunakan ventilator osilasi tinggi secara rutin

Penerapan strategi pemberian cairan, nutrisi, dan menjaga tekanan vena sentral tetap rendah dinilai dapat mempersingkat masa pemakaian ventilasi mekanik. [3,16,17]

Posisi Pronasi

Memposisikan pasien dalam posisi tengkurap memberikan efek dalam meningkatkan oksigenasi dan berhubungan dengan menurunkan mortalitas. Posisi pronasi disarankan untuk dilakukan pada pasien ARDS sedang dan berat selama 12 jam per hari atau lebih.[2,3,17]

Ventilasi Volume Tidal Rendah

Volume tidal rendah (4-8 ml/kg berat badan) sebaiknya dilakukan pada seluruh pasien ARDS. Rata-rata volume tidal rendah yang digunakan adalah 6 mg/kg berat badan. Limitasi tekanan inspiratorik plateau < 30cm H2O juga dapat dilakukan. [3,5,17]

PEEP

PEEP lebih tinggi (≥ 5 cm H2O) umumnya lebih dianjurkan. Rata-rata PEEP dapat dimulai pada 16 cm H2O pada pasien ARDS sedang hingga berat menggunakan metode ventilasi invasif. PEEP dilakukan untuk memperbaiki oksigenasi, namun metode terbaik untuk melakukan PEEP hingga saat ini masih kontroversial. Beberapa metode noninvasif yang dapat dipertimbangkan adalah penggunaan nasal kanula high-flow (50L/menit) dengan blender oksigen, masker napas (full face mask), atau continuous positive airway pressure (CPAP). Penggunaan mesin ventilator osilasi tinggi tidak dianjurkan.[3,5,16,17]

Extra Corporeal Membrane Oxygenation

Extra corporeal membrane oxygenation (ECMO) merupakan metode oksigenasi di mana pertukaran udara dilakukan di luar tubuh menggunakan mesin. Terapi ini dikenal juga sebagai bypass jantung-paru. Terapi ini masih kontroversial karena saat epidemi H1N1, ECMO ditemukan meningkatkan tingkat kesintasan pada pasien yang tidak bisa mendapat metode ventilasi konvensional. Walau demikian, penelitian sebelum dan setelah epidemi ini tidak menemukan adanya manfaat ECMO terhadap ARDS.

Manajemen Cairan

Manajemen cairan harus dibedakan dengan resusitasi cairan pada tahap awal, terutama bila terjadi syok. Manajemen cairan dilakukan dengan konservasi cairan dan menjaga balans negatif. Hal ini dapat mempersingkat durasi penggunaan ventilator. Albumin dan diuretik dapat dipertimbangkan untuk diberikan. Balans negatif umumnya dilakukan selama 7 hari pertama. Pemantauan output urin juga harus dilakukan dengan ketat. Balans negatif juga dapat mengurangi kebutuhan pasien ARDS akan vasopresor.[3,5,14]

Terapi Nutrisi

Pemberian nutrisi pada pasien ARDS dapat dilakukan setelah 48-72 jam mendapatkan ventilasi mekanik. Nutrisi dapat diberikan secara enteral via selang nasogastrik, kecuali bila terdapat indikasi. Nutrisi yang dapat diberikan sebaiknya adalah formula rendah karbohidrat tinggi lemak. Pemberian nutrisi terlalu dini, kalori terlalu tinggi, atau trophic feeding sebaiknya tidak dilakukan karena dapat meningkatkan mortalitas.[3,5,14]

Terapi Farmakologi

Tidak terdapat terapi farmakologis yang secara efektif dapat menangani ARDS, menurunkan mortalitas, ataupun mempersingkat durasi rawat. Beberapa obat yang dapat dipertimbangkan untuk diberikan adalah:

Analgesik atau Sedatif

Analgesik atau sedatif umumnya diberikan pada pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik agar lebih nyaman. Agen blokade neuromuskular umumnya dapat diberikan.

Heparin

Heparin berat molekul rendah (LMWH) enoksaparin 40 mg atau 5000 unit dalteparin atau heparin tidak terfraksi dosisi rendah 5000 unit dapat diberikan dua kali sehari untuk mencegah tromboemboli bila tidak terdapat kontraindikasi.

Profilaksis Stress Ulcer

Sukralfat 4x1000 mg dapat diberikan per oral atau via selang nasogastrik (NGT), ranitidine 2x150 mg dapat diberikan per oral/NGT atau 3-4x50 mg intravena, atau omeprazole 1x40 mg per oral/intravena/per NGT.

Terapi Farmakologis Lain

Terapi farmakologis lain seperti inhalasi nitrit oksida, glukokortikoid, surfaktan, statin, antiinflamasi nonsteroid, salbuterol, dan antioksidan hingga saat ini masih kontroversial dan dinilai kurang efektif.[3,14,16]

Penyapihan Ventilator

Penyapihan ventilator pada umumnya dapat dilakukan segera setelah pasien stabil. Parameter yang harus diperhatikan sebelum memulai penyapihan ventilator adalah:

  • Dapat memenuhi kebutuhan oksigen dengan metode noninvasif
  • Hemodinamik stabil
  • Ventilasi menit ≤ 15 L
  • Positive end-expiratory pressure ≤ 5 cm H2O

  • Jalan napas terproteksi
  • Tidak terdapat agitas
  • Saturasi oksigen ≥ 90%
  • Rasio frekuensi napas/volume tidal ≤ 105
  • Laju napas ≤ 35 per menit

Pasien yang memiliki risiko penggunaan ventilator lebih dari 10 hari sebaiknya dipertimbangkan untuk dilakukan trakeostomi. [3,14]

Referensi

2. Amin Z, Pitoyo C, Uyainah A, Rumende M, Singh G, Amanda A. Acute respiratory distress syndrome. Ina J CHEST Crit Emerg Med. 2016;3:54–6.
3. Thompson B, Chambers R, Liu K. Acute Respiratory Distress Syndrome. N Engl J Med. 2017;377:562–72.
14. Saguil A, Fargo M. Acute Respiratory Distress Syndrome: Diagnosis and Management. Am Fam Physician. 2012.
15. Chen W, Ware L. Prognostic factors in the acute respiratory distress syndrome. Clin Transl Med. 2015;4:23.
16. Fan E, Brodie D, Slutsky AS. Acute respiratory distress syndrome advances in diagnosis and treatment. JAMA. 2018;319:698–710.
17. Fan E, Del Sorbo L, Goligher EC, Hodgson CL, Munshi L, Walkey AJ, et al. An Official American Thoracic Society/European Society of Intensive Care Medicine/Society of Critical Care Medicine Clinical Practice Guideline: Mechanical Ventilation in Adult Patients with Acute Respiratory Distress Syndrome. Am J Respir Crit Care Med. 2017;195:1253–63

Diagnosis Acute Respiratory Dist...
Prognosis Acute Respiratory Dist...

Artikel Terkait

  • Intubasi dan Ventilasi pada Pasien ARDS dengan COVID-19
    Intubasi dan Ventilasi pada Pasien ARDS dengan COVID-19
  • Ventilasi Mekanik pada Acute Respiratory Distress Syndrome
    Ventilasi Mekanik pada Acute Respiratory Distress Syndrome
  • Manfaat Posisi Pronasi pada Pasien COVID-19 Gejala Ringan Sedang
    Manfaat Posisi Pronasi pada Pasien COVID-19 Gejala Ringan Sedang
  • RJP pada Pasien COVID-19 dengan Posisi Prone
    RJP pada Pasien COVID-19 dengan Posisi Prone
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
19 Juli 2021
Indikasi pemberian agen antifibrotik dapat diberikan pada pasien COVID-19 dengan ARDS - Paru Ask the Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
1 Balasan
Alo DR. dr. Harsini, Sp.P(K), FISR, izin bertanya dokter.Bagaimana indikasi pemberian agen antifibrotik pada pasien ARDS yang dipicu COVID-19? Apakah...
Anonymous
19 Juli 2021
Tata laksana pneumonia dan ARDS akibat COVID-19 - Paru Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo DR. dr. Harsini, SpP(K), FISRSaya ingin bertanya dok, pada kondisi seperti saat ini di mana banyak ICU dan kamar biasa di rumah sakit pun penuh, bila...
Anonymous
23 Juni 2021
Weaning ventilasi mekanik - Anestesi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
 Alo, dr. Andrian, Sp.AnUntuk pasien yang menggunakan ventilasi mekanik tetapi sudah menunjukkan pernapasan spontan, kira-kira apakah ekstubasi dapat...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.