Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Sirosis Hepatis general_alomedika 2022-11-30T13:23:24+07:00 2022-11-30T13:23:24+07:00
Sirosis Hepatis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Sirosis Hepatis

Oleh :
dr.Eva Naomi Oretla
Share To Social Media:

Diagnosis sirosis hepatis cukup kompleks karena progresivitas penyakit sering kali berjalan dengan lambat, asimptomatis, dan sering diabaikan hingga terdapat manifestasi klinis dekompensata beserta komplikasi. Diagnosis sirosis hepatis kompensata yang bersifat asimtomatis biasanya ditegakkan secara insidental ketika dilakukan pemeriksaan laboratorium fungsi hati yang dikonfirmasi dengan pemeriksaan histopatologi hepar melalui prosedur biopsi.[4-6,18]

Anamnesis

Hampir sebagian besar pasien sirosis hepatis yang datang ke poliklinik telah berada pada stadium dekompensata yang disertai adanya komplikasi seperti asites, perdarahan varises, dan peritonitis bakterial spontan. Pasien sirosis hepatis dapat datang dengan keluhan nyeri abdomen pada kuadran kanan atas, mual, muntah, diare, mudah lelah, lemas, berat badan menurun, dan demas yang hilang timbul atau berkepanjangan.[4,6,18]

Pasien juga dapat mengeluhkan adanya pembengkakan pada perut maupun ekstremitas yang abnormal, warna urine yang abnormal seperti teh, warna kekuningan pada kulit maupun mata, serta rasa gatal pada kulit. Manifestasi klinis pada pasien sirosis hepatis sangat bervariasi, untuk itu perlu ditanyakan onset keluhan dan riwayat penyakit yang berpotensi menyebabkan sirosis hepatis.[4,6]

Berikut beberapa hal penting lainnya yang perlu ditanyakan untuk mengevaluasi pasien dengan sirosis hepatis:

  • Riwayat penyakit hepar pada pasien maupun keluarga, termasuk infeksi hepatitis B dan hepatitis C, fatty liver, steatohepatitis, fibrosis hepar, dan hepatocellular carcinoma

  • Riwayat penyakit autoimun pada pasien maupun keluarga, seperti hepatitis autoimun, kolangitis bilier primer, dan kolangitis sklerosis primer
  • Riwayat kelainan herediter maupun kongenital pada pasien maupun keluarga, seperti hemokromatosis, penyakit Wilson, dan defisit antitripsin alfa 1
  • Gaya hidup, seperti konsumsi alkohol, perilaku seksual yang berisiko, serta penggunaan narkoba suntik
  • Riwayat transfusi darah

  • Riwayat paparan zat toksik seperti keracunan arsenik

  • Riwayat penggunaan obat-obatan seperti methotrexate dan amiodarone[6,18]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik sirosis hepatis meliputi pemeriksaan kondisi umum, tanda-tanda vital, dan pemeriksaan sesuai tinjauan sistem organ. Temuan klinis pada pemeriksaan fisik dapat menentukan klinis fungsional dari sirosis hepatis.[18,27]

Pemeriksaan Fisik pada Sirosis Hepatis Kompensata

Pada stadium kompensata dapat ditemukan beberapa tanda klinis seperti:

  • Nyeri tekan abdomen terutama pada kuadran kanan atas
  • Eritema pada palmar akibat dari gangguan metabolisme hormon estrogen
  • Penurunan massa otot yang ditandai dengan atrofi otot terutama pada ekstremitas
  • Penurunan berat badan yang signifikan[4,9,18,27]

Pemeriksaan Fisik pada Sirosis Dekompensata

Pada stadium dekompensata atau yang dikenal dengan end stage liver disease dapat ditemukan beberapa tanda klinis berdasarkan tinjauan sistem organ.

Regio Fasialis:

Pada regio fasialis, bisa ditemukan sklera ikterik, konjungtiva anemis, fetor hepaticus (bau napas yang khas akibat peningkatan konsentrasi dimetil sulfida).

Toraks:

Pada regio toraks, bisa tampak adanya spider nevi atau spider angioma, serta ginekomastia pada pasien laki-laki.

Abdomen:

Pada regio abdomen, dapat ditemukan tanda klinis hipertensi portal seperti asites, hepatomegali ataupun hepar yang mengecil, splenomegali, caput medusa, serta murmur Cruveilhier-Baumgarten (bising di regio epigastrium). Spider nevi juga dapat ditemukan pada pemeriksaan abdomen.

Genital:

Pada laki-laki dapat ditemukan adanya atrofi testis dan berkurangnya rambut pada tubuh, sementara pada perempuan dapat terjadi ketidakteraturan jadwal menstruasi ataupun amenorrhea.

Ekstremitas:

Pada regio ekstremitas, dapat ditemukan adanya palmar eritema, serta perubahan pada kuku seperti Muehrcke's line dan terry’s nails yang mengindikasikan adanya hipoalbuminemia. Bisa pula tampak clubbing finger yang disebabkan oleh hipertensi portal. Dapat ditemukan juga osteoartopati hipertrofi dan kontraktur Dupuytren, serta asterixis atau flapping tremor.[18,27,28]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding yang dapat dipertimbangkan pada sirosis hepatis adalah penyakit yang memiliki gambaran klinis yang hampir sama, seperti hepatocellular carcinoma, fibrosis hepatika kongenital, dan sindroma Budd-Chiari.[18,28]

Hepatoceluler Carcinoma

Hepatocellular carcinoma (HCC) merupakan karsinoma primer yang terjadi akibat proliferasi sel hepatosit secara abnormal. HCC dapat berkembang dari penyakit hati kronik, infeksi HVB atau HCV, serta faktor lainnya.

Manifestasi klinis dari HCC ditemukan sama dengan sirosis hepatis. Untuk menegakkan diagnosis HCC diperlukan pemeriksaan carcinoembryonic antigen (CEA) dengan hasil peningkatan konsentrasi CEA, dan alpha-fetoprotein (AFP) dengan hasil adanya peningkatan konsentrasi AFP.

Pemeriksaan histopatologi HCC melalui prosedur biopsi menunjukkan nukleolus yang menonjol dengan eosinofilia sitoplasma, inti sel hepatosit dengan ukuran dan bentuk yang bervariasi, hiperkromasi dan ketidakteraturan membran, serta peningkatan rasio nukleus-sitoplasma.[29,30]

Fibrosis Hepatika Kongenital

Fibrosis hepatika kongenital merupakan penyakit resesif autosomal yang mempengaruhi sistem hepatobilier dan renal. Penyakit ini ditandai dengan adanya hipertensi portal dan penyakit kistik ginjal. Berdasarkan pemeriksaan patologis, penyakit ini ditentukan oleh derajat fibrosis periportal yang bervariasi dan duktus biliaris yang berproliferasi dengan bentuk tidak teratur.[31,32]

Sindroma Budd-Chiari

Sindroma Budd-Chiari merupakan suatu kondisi ketika vena hepatika mengalami obstruksi atau stenosis akibat adanya keadaan hiperkoagulasi. Manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada sindroma ini adalah adanya nyeri abdomen, asites, dan diare yang bersifat progresif. Sindroma ini dapat dibedakan dengan sirosis hepatis melalui pemeriksaan ultrasonografi dengan hasil tidak terdapat pengisian pada vena hepatika.[33,34]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang sirosis hepatis meliputi pemeriksaan histopatologi laboratorium dan pemeriksaan pencitraan. Pemeriksaan histopatologi merupakan standar baku emas untuk menegakkan diagnosis sirosis hepatis.[18,27,28]

Pemeriksaan Histopatologi

Pemeriksaan histopatologi melalui prosedur biopsi dilakukan terutama apabila diagnosis tidak dapat ditegakkan baik secara klinis, maupun dengan bantuan pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan pencitraan. Prosedur biopsi boleh tidak dilakukan apabila secara klinis, pemeriksaan laboratorium, dan pencitraan secara radiologi telah menunjukkan kecenderungan adanya sirosis hepatis.[18,28,35]

Prosedur biopsi pada sirosis hepatis dilakukan melalui perkutan, transjugular, laparoskopi, atau dengan biopsi jarum halus. Umumnya pemeriksaan histopatologi sirosis hepatis menunjukkan adanya displasia sel hepatosit yang berukuran besar dengan inti sel yang banyak. Hasil pemeriksaan histopatologi pada sirosis hepatis juga dapat memberikan gambaran biopsi dengan inti hepatosit yang membesar dengan bentuk dan ukuran yang ireguler.[28,35]

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium pada sirosis hepatis meliputi dua parameter yaitu pemeriksaan laboratorium spesifik yang dapat membantu menegakkan diagnosis sirosis hepatis serta pemeriksaan laboratorium yang bertujuan untuk mengetahui etiologi dari sirosis hepatis. Tabel di bawah ini merupakan pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk sirosis hepatis.[4-7]

Tabel 1. Pemeriksaan Laboratorium pada Sirosis Hepatis

Jenis Pemeriksaan Hasil
Aminotransferase : ALT dan AST normal, atau sedikit mengalami peningkatan
Alkalin fosfatase (ALP) sedikit meningkat
Gamma-glutamil transferase (γGT) meningkat terutama pada kasus sirosis hepatis terkait alkohol
Bilirubin meningkat terutama pada sirosis hepatis dekompensata, dapat digunakan sebagai prediksi mortalitas
Albumin menurun terutama pada sirosis hepatis dekompensata
Globulin meningkat terutama IgG
Waktu prothrombin meningkat
Natrium darah menurun akibat peningkatan aldosteron

Sumber: dr. Eva Naomi, Alomedika, 2022.[4-7]

Pemeriksaan laboratorium lainnya yang dapat dilakukan untuk mengetahui penyebab dari sirosis hepatis meliputi pemeriksaan serologis virus hepatitis terutama hepatitis B dan hepatitis C, autoantibodi untuk hepatitis autoimun, serta pemeriksaan saturasi transferrin dan ferritin untuk hemokromatosis.[4-7]

Pemeriksaan Pencitraan

Pemeriksaan pencitraan seperti ultrasonografi (USG), CT scan (computerized tomography) konvensional, dan MRI (magnetic resonance imaging) dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis sirosis hepatis.

USG:

Pemeriksaan USG pada sirosis hepatis menunjukkan adanya eksodensitas hepar yang meningkat dengan eksostruktur yang kasar homogen atau heterogen pada sisi superfisial, namun pada sisi produnda eksodensitas hepar menurun. Dapat juga dijumpai adanya perbesaran pada lobus caudatus hepar, splenomegali, ataupun ukuran hepar yang mengecil. Adanya asites pada USG dideskripsikan sebagai area bebas gema (ekolusen) antara organ intra abdominal dengan dinding abdomen.[18,28]

CT Scan dan MRI:

Pemeriksaan CT konvensional dan MRI dapat digunakan untuk menentukan derajat keparahan sirosis hepatis dengan menilai ukuran lien, asites, dan kolateral vaskular. Elastografi juga dapat dilakukan pada pemeriksaan penunjang sirosis hepatis dengan melihat kekakuan hepar menggunakan USG atau MRI. Hasil elastografi dinilai menggunakan skor METAVIR yang dideskripsikan pada tabel berikut.[28,36,37]

Tabel 2. Interpretasi Skor METAVIR pada Elastografi

Skor METAVIR Interpretasi
F0 Tidak terdapat fibrosis
F1 Ekspansi fibrosis portal
F2 Fibrosis septa tipis dari trias portal
F3 Fibrosis septa yang menghubungkan trias portal dan vena sentral
F4 Sirosis hepatis

Sumber: dr.Eva Naomi, Alomedika, 2022.[36,37]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Rainey Ahmad Fajri Putranta

Referensi

4. Geong, G.Y, Kang, S.H., Lee C.M. An Updated Review on the Epidemiology, Pathophysiology, Etiology and Diagnosis of Liver Cirrhosis. Preprints. 2019;030128:1-13 DOI:10.20944/preprints201903.0128.v1
5. Sharma B. Hepatic Cirrhosis. Statpearls. 2021. https://www.statpearls.com/ArticleLibrary/viewarticle/19569
6. Smith A, Baumgartner K, Bositis C. Cirrhosis: Diagnosis and Management. Am Fam Physician. 2019;100(12):759-770
7. D'Amico G, Morabito A, D'Amico M, et al. Clinical states of cirrhosis and competing risks. Journal of Hepatology. 2018;68:563–576
9. Thaha R, Yunita E, Sabir M. Sirosis Hepatis. Jurnal Medical Profession (MedPro). 2020:2(3);166-171
18. Wolf D C. Cirrhosis. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/185856-overview#a3
27. Wang X, Wu B. Critical issues in the diagnosis and treatment of liver cirrhosis. Gastroenterology Report. 2019;7(4):227–230 DOI:10.1093/gastro/goz024
28. Diédhiou D, Sow D, Moussa E M, et al. Hepatic Cirrhosis: Diagnostic and Prognosis in Internal Medicine. Open Journal of Internal Medicine. 2020;10:171-180
29. Alqahtani S, Colombo M. Viral hepatitis as a risk factor for the development of hepatocellular carcinoma. Hepatoma Res 2020;6(58):1-18 DOI:10.20517/2394-5079.2020.49
30. Cicalese L. Hepatocellular Carcinoma (HCC). Medscape. 2022. Alqahtani S, Colombo M. Viral hepatitis as a risk factor for the development of hepatocellular carcinoma. Hepatoma Res 2020;6(58):1-18 DOI:10.20517/2394-5079.2020.49
31. Zhu B, Du Z, Wang Z, et al. Congenital Hepatic Fibrosis in Children and Adults: Clinical Manifestations, Management, and Outcome—Case Series and Literature Review. Hindawi Gastroenterology Research and Practice. 2020;8284274:1-9 DOI: https://doi.org/10.1155/2020/8284274
32. Nazer H. Congenital Hepatic Fibrosis. Medscape. 2017. https://emedicine.medscape.com/article/927984-overview
33. Jackson W. Budd-Chiari Syndrome. MSD Manual. 2022. https://www.msdmanuals.com/professional/hepatic-and-biliarydisorders/vascular-disorders-of-the-liver/budd-chiari-syndrome
34. Roy P K. Budd-Chiari Syndrome. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/184430-overview
35. Chowdhury A B, Metha K J. Liver biopsy for assessment of chronic liver diseases: a synopsis. Clinical and Experimental Medicine. 2022;0:1-13 DOI: https://doi.org/10.1007/s10238-022-00799-z
36. Teufel-Schäfer U, Flechtenmacher C, et al. Transient elastography correlated to four different histological fibrosis scores in children with liver disease. European Journal of Pediatrics. 2021;180:2237–2244
37. Qi X, An M, Wu T, et al. Transient Elastography for Significant Liver Fibrosis and Cirrhosis in Chronic Hepatitis B: A Meta-Analysis. Hindawi Canadian Journal of Gastroenterology and Hepatology. 2018;3406789:13 DOI: https://doi.org/10.1155/2018/3406789

Epidemiologi Sirosis Hepatis
Penatalaksanaan Sirosis Hepatis

Artikel Terkait

  • Penggunaan Child-Pugh Score pada Penyakit Hati Kronis
    Penggunaan Child-Pugh Score pada Penyakit Hati Kronis
Diskusi Terkait
dr. Gabriela Widjaja
09 Februari 2023
Perbandingan Terapi Profilaksis Sekunder Perdarahan Varises Esofagus Pada Sirosis Hepatis – Telaah Jurnal Alomedika - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela Widjaja
2 Balasan
ALO Dokter!Saat ini, terapi profilaksis sekunder perdarahan varises esofagus pada pasien sirosis hepatis masih bervariasi. Padahal, terapi ini sangat penting...
Anonymous
12 Januari 2023
Pilihan obat nyeri untuk pasien sirosis hati
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter. Mau bertanya dok apabila ada pasien sirosis hati yang mengalami nyeri ringan-sedang, pilihan obat injeksi seperti metamizole atau ketorolac...
Anonymous
25 Agustus 2022
Indikasi skrining kanker hati dan varises esofagus pada pasien sirosis terkait alkohol - Penyakit Dalam Ask The Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Marlina, Sp. PD. Saya ingin bertanya, pada pasien dengan sirosis hati terkait konsumsi alkohol kapan perlu dilakukan skrining varises esofagus dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.