Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Keracunan Arsenik general_alomedika 2022-04-21T13:30:44+07:00 2022-04-21T13:30:44+07:00
Keracunan Arsenik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Keracunan Arsenik

Oleh :
dr. Rifan Eka Putra Nasution
Share To Social Media:

Keracunan arsenik adalah komplikasi medis yang dapat terjadi akibat paparan arsenik, umumnya melalui proses ingesti atau inhalasi. Sama dengan keracunan logam berat lainnya, keracunan arsenik dapat menyebabkan multi organ failure.[1]

Paparan terhadap arsenik akibat pekerjaan termasuk salah satu bahaya keselamatan kerja (occupational hazard). Terdapat beberapa industri pekerjaan yang dapat meningkatkan risiko terpapar arsenik, antara lain pekerja pada sektor pertambangan, semikonduktor, smelting, pembuatan kaca dekoratif, pembakaran bahan bakar, metalurgi, dan proses pengawetan kayu yang dengan chromium copper arsenate.[2–4]

Keracunan Arsenik-min

Arsenik adalah senyawa kimia alami dengan jumlah yang cukup banyak pada tanah, air, dan udara. Overexposure terhadap arsenik dapat diakibatkan tingginya kadar arsenik pada makanan, air minum, dan tanah yang terkontaminasi. Keracunan arsenik akut dapat terjadi pada kasus bunuh diri, pembunuhan, dan paparan akibat kerja.[1,2]

Keracunan arsenik akut diawali oleh gejala gastroenteritis, yang kemudian diikuti dengan dehidrasi dan hipotensi. Onset gejala dimulai beberapa menit hingga beberapa jam setelah paparan. Gejala dapat mulai menghilang setelah 12 jam, tetapi bisa juga bertahan hingga beberapa hari setelah paparan.[3]

Menelan arsenik dalam dosis letal dapat  menyebabkan kematian dalam 1–4 hari berikutnya. Kolaps sirkulasi dan kegagalan multiorgan adalah penyebab kematian tersering pada kondisi tertelan arsenik.[3,4]

Efek toksik dari senyawa arsenik terjadi akibat inaktivasi sekitar 200 enzim yang terlibat dalam jalur energi seluler dan sintesis serta perbaikan deoxyribonucleic acid (DNA).[5]

Diagnosis ditegakkan dengan bukti paparan senyawa arsenik. Indikator terbaik untuk mengukur paparan arsenik adalah dengan melihat kadar arsenik dalam pemeriksaan urin 24 jam. Untuk kondisi emergensi dapat dilakukan spot urine testing.[3,5,6]

Keracunan arsenik terkonfirmasi bila kadar arsenik lebih dari 50 mcg/L atau arsenik total lebih dari 100 mcg pada pemeriksaan urin 24 jam. Pada spot urine testing dapat ditemukan kadar arsenik lebih dari 1.000 mcg/L.[3]

Tata laksana keracunan arsenik, baik akut maupun kronis, adalah dengan terapi khelasi. Di Indonesia, agen khelasi yang tersedia adalah dimerkaprol (British Anti-Lewisite/BAL). Terapi khelasi dilakukan hingga konsentrasi arsenik dalam urin 24 jam <50 mcg/L.[1,2]

Referensi

1. Abdul KSM, Jayasinghe SS, Chandana EPS, Jayasumana C, De Silva PMCS. Arsenic and human health effects: A review. Environ Toxicol Pharmacol 2015;40:828–46.
2. Agency for Toxic Substances and Disease Registry (ATSDR). Arsenic (As) and Inorganic Arsenic Compounds. CDC. 2014.
3. Kuivenhoven M, Mason K. Arsenic Toxicity. StatPearls 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541125/.
4. Goldman RH. Arsenic exposure and poisoning. UpToDate 2021. https://www.uptodate.com/contents/arsenic-exposure-and-poisoning.
5. Tournel G, Houssaye C, Humbert L, Dhorne C, Gnemmi V, Bécart-Robert A, et al. Acute arsenic poisoning: clinical, toxicological, histopathological, and forensic features. J Forensic Sci 2011;56 Suppl 1:S275-9.
6. Shumy F, Anam AM, Kamruzzaman AKM, Amin MR, Chowdhury MAJ. Acute arsenic poisoning diagnosed late. Trop Doct 2016;46:93–6.

Patofisiologi Keracunan Arsenik
Diskusi Terbaru
Anonymous
1 hari yang lalu
Tambal gigi geraham
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Selamat malam dok izin bertanya untuk pasien dengan kondisi gigi geraham seperti foto di bawah apa masih bisa di tambal? Jika tidak bisa dan harus di cabut...
Anonymous
1 hari yang lalu
Gatal dan bernanah di sela-sela jari kaki
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo Dokter. Dokter izin berdiskusi. Pasien mengeluhkan gatal dan bernanah di sela2 jari kaki sejak 2 minggu yang lalu. Awalnya keluhan gatal dan terdapat...
Anonymous
1 hari yang lalu
Sianosis pada bayi prematur usia 3 minggu saat menyusu
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya, jika bayi prematur 7bulan 1.5gram. Usia sekarang 3 minggu. saat menyusui tiba2 biru pada tangan, kaki dan bibir, namun setelah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.