Epidemiologi Sirosis Hepatis
Berdasarkan data epidemiologi yang tersedia, sirosis merupakan penyakit ke-14 penyebab kematian di dunia. Di Amerika, penyebab tersering adalah hepatitis tipe C, sedangkan di seluruh dunia, penyebab terbanyak adalah hepatitis tipe B. [5]
Global
Sirosis yang disebabkan konsumsi alkohol terdapat pada 13.7 per 100,000 orang di Amerika. Pada tahun 2011, sebuah studi menunjukkan peningkatan prevalensi sirosis dari 9% pada tahun 1996 menjadi 18.5% pada tahun 2006 di Amerika. Sedangkan di Inggris, insidensi sirosis adalah sebesar 16.99 kasus per 100.000 penduduk pada tahun 2001. Pasien yang dirawat di Inggris dengan sirosis meningkat 48.6% dari 2005-2006 sampai 2014-2015. [3,8,9]
Indonesia
Di Indonesia, data mengenai prevalensi sirosis hepatis masih sangat terbatas. Terdapat 3,5% dari seluruh pasien yang dirawat di bangsal penyakit dalam di rumah sakit umum pemerintah di Indonesia yang merupakan pasien sirosis. Suatu penelitian di Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta menunjukkan bahwa terdapat 4.1% pasien dengan sirosis selama satu tahun dari seluruh pasien penyakit dalam yang dirawat. Di Indonesia, sirosis yang disebabkan oleh alkohol jarang terjadi. [10,11]
Penelitian lainnya pada tahun 2008-2010 di Rumah Sakit dr. Soedarso Pontianak menunjukkan bahwa 21,37% dari seluruh pasien dengan penyakit hati dan saluran empedu merupakan sirosis hepatis yang dekompensata. Pada penelitian tersebut, disebutkan pula bahwa penyebab terbanyak sirosis hepatis adalah infeksi hepatitis B. Komplikasi yang sering terjadi adalah perdarahan saluran cerna atas.[12]
Mortalitas
Mortalitas pasien dengan sirosis memiliki nilai yang sangat bervariasi. Berdasarkan suatu penelitian di Amerika, mortalitas dalam 1 tahun berjumlah 1-67% tergantung dari kejadian dekompensasi:
- Tanpa komplikasi: 1% per tahun
- Sirosis dengan varises esofagus: 3-4% per tahun
- Sirosis dekompensata dengan asites: 20% per tahun
- Sirosis dengan perdarahan gastrointestinal: 57% per tahun
- Sirosis disertai infeksi dan gagal ginjal: 67% per tahun [5]
Penelitian lainnya di Eropa menunjukkan pasien dengan gagal ginjal, yang menandakan adanya penyakit hepar stadium akhir, memiliki mortalitas sebesar 50% pada 1 bulan. Mortalitas pada pasien sirosis yang disertai infeksi adalah sebesar 30% pada bulan pertama setelah infeksi, dan meningkat 30% pada tahun berikutnya. Selain itu, ensefalopati meningkatkan mortalitas dalam 1 tahun menjadi 64%. Pada varises esofagus yang disebabkan oleh sirosis, mortalitas mencapai 15-25% pada minggu ke-6. Akan tetapi, angka tersebut berubah apabila disertai dengan komplikasi lain. Dengan komplikasi lain disertai varises esofagus, mortalitas dapat mencapai 80% dalam 5 tahun. [13]