Edukasi dan Promosi Kesehatan Non Alcoholic Fatty Liver
Edukasi dan promosi kesehatan terkait non-alcoholic fatty liver atau perlemakan hati non-alkohol terutama terkait pentingnya identifikasi faktor risiko dan modifikasi gaya hidup. Sampaikan bahwa manajemen utama non-alcoholic fatty liver adalah dengan mengendalikan kondisi yang mendasari timbulnya perlemakan hati.[1-3]
Edukasi Pasien
Jelaskan pada pasien mengenai apa itu non-alcoholic fatty liver dan penyebabnya. Selanjutnya, jelaskan faktor risiko non-alcoholic fatty liver, terutama terkait pola hidup makan makanan berlemak dan manis, obesitas, gaya hidup sedenter, dislipidemia, dan diabetes melitus.
Jelaskan bahwa pilihan pemeriksaan penunjang untuk menegakan diagnosis non-alcoholic fatty liver, yaitu USG, MRI, pemeriksaan laboratorium, hingga biopsi jaringan hepar. Tekankan bahwa penatalaksanaan yang utama adalah modifikasi gaya hidup dengan penurunan berat badan, modifikasi diet, dan aktivitas fisik.[1-3]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Perjalanan penyakit non-alcoholic fatty liver yang dapat menyebabkan sirosis hepar bahkan keganasan hepar harus dihentikan dengan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit.
Pemeriksaan Kesehatan Kardiovaskular
Menurut The Asian Pacific Association for the Study of the Liver (APASL) clinical practice guidelines for the diagnosis and management of metabolic associated fatty liver disease, penderita non-alcoholic fatty liver dengan penyakit kardiovaskular aktif atau memiliki riwayat penyakit kardiovaskular perlu dikonsultasikan kepada dokter spesialis jantung dan pembuluh darah atau penyakit dalam konsultan kardiovaskular.
Pasien dengan tahap klinis lebih berat, misalnya steatohepatitis atau fibrosis signifikan,serta pasien dengan diabetes atau peningkatan risiko penyakit kardiovaskular sebaiknya menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Ini mencakup EKG, echocardiogram, atau skrining penyakit kardiovaskular subklinis ketika tersedia. Pertimbangkan untuk dirujuk kepada kardiologis.
Pasien yang hasil evaluasi lanjutnya negatif dapat dievaluasi ulang setiap 2–3 tahun.[1-3]
Modifikasi Gaya Hidup
APASL merekomendasikan penurunan berat badan sekitar 7-10% untuk penderita non-alcoholic fatty liver dengan obesitas dan 3-5% pada penderita tanpa obesitas. Tujuan modifikasi gaya hidup sebaiknya penurunan berat badan perlahan hingga 1 kg/minggu dengan diet hipokalorik defisit 500-1000 kcal. Perencanaan diet sebaiknya menganjurkan diet rendah karbohidrat, rendah lemak, bahkan diet Mediterranean.
APASL merekomendasikan aktivitas fisik intensitas sedang 30 menit/hari selama ≥5 hari/minggu atau total ≥150 menit/minggu; atau olahraga intensitas berat selama ≥20 menit/minggu selama ≥3 hari/ minggu. Latihan ketahanan dianjurkan 2-3 hari/minggu dan latihan kelenturan lebih dari 2 hari/minggu juga direkomendasikan.[1-3]
Penulisan pertama oleh: dr. Alexandra Francesca Chandra
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta