Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Non Alcoholic Fatty Liver general_alomedika 2021-05-18T08:23:04+07:00 2021-05-18T08:23:04+07:00
Non Alcoholic Fatty Liver
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Non Alcoholic Fatty Liver

Oleh :
Alexandra Francesca Chandra
Share To Social Media:

Penatalaksanaan non alcoholic fatty liver  diawali dengan perubahan gaya hidup seperti perubahan diet dan olahraga. Penatalaksanaan medikamentosa juga dapat dilakukan untuk mengatasi non alcoholic fatty liver, yakni dengan penanganan kondisi komorbid dan mengatasi resistensi insulin. Tindakan operatif merupakan alternatif akhir penanganan fatty liver, yakni dengan prosedur bariatrik serta transplantasi hepar pada kasus sirosis.[9,12,14]

Perubahan Gaya Hidup

Perubahan gaya hidup merupakan penatalaksanaan awal dan utama dalam penanganan non alcoholic fatty liver . Perubahan diet serta olahraga bertujuan untuk mengurangi berat badan pasien. Penurunan berat badan pasien merupakan fokus utama dalam penatalaksanaan awal non alcoholic fatty liver . Hal ini didasari pada bukti bahwa penurunan berat badan sebesar 10% dapat menyembuhkan pada 90% kasus, penurunan berat badan 7 – 9,99% berat badan dapat menyembuhkan pada 64% kasus, dan penurunan berat badan sebesar 5 – 6,99% dapat menyembuhkan pada 26% kasus.[9,12,14]

Rinella et al. menyebutkan beberapa rekomendasi perubahan gaya hidup untuk penatalaksanaan fatty liver, baik secara umum, perubahan diet, serta rekomendasi dalam hal olahraga.[9,12,14]

Perubahan Gaya Hidup Secara Umum

Perubahan gaya hidup secara umum meliputi peningkatan aktivitas fisik, penurunan berat badan, serta tidur yang cukup, terdiri dari :

  • Penurunan berat badan ≥ 5 – 10% dari berat badan awal
  • Identifikasi dan pembenahan hambatan dalam hal psikologis
  • Identifikasi dan pembenahan hambatan dalam hal fisik
  • Tidur cukup
  • Menjaga berat badan yang telah turun (agar berat badan tidak naik kembali) [9,12,14]

Perubahan Diet

Perubahan diet bertujuan untuk mengurangi konsumsi karbohidrat dan mendorong penurunan berat badan, meliputi :

  • Restriksi kalori 500 – 1000 kkal per hari
  • Diet rendah karbohidrat (<40-45% karbohidrat)
  • Mengganti kalori dengan asam lemak polyunsaturated dan monounsaturated

  • Menghindari konsumsi trans fat, atau dibatasi menjadi 7-10%
  • Menghindari makanan tinggi kalori dan tinggi gula [9,12,14]

Olahraga

Olahraga yang direkomendasikan adalah olahraga yang seoptimal mungkin dan menyesuaikan dengan kondisi medis, meliputi :

  • Latihan kardiovaskular 5 kali per minggu
  • Latihan ketahanan 2 kali per minggu atau lebih
  • 150 – 300 menit latihan intensitas moderat per minggu
  • 75 – 100 menit latihan intensitas tinggi per minggu
  • Menghindari gaya hidup sedentary / tidak bergerak [9,12,14]

Penatalaksanaan Medikamentosa

Penatalaksanaan medikamentosa non alcoholic fatty liver  bertujuan mengatasi kondisi komorbid dan resistensi insulin. Secara umum, terapi medikamentosa untuk fatty liver belum banyak digunakan karena efek samping yang tinggi sementara keuntungannya belum terbukti signifikan. Penatalaksanaan medikamentosa non alcoholic fatty liver meliputi vitamin E, sensitisator insulin, pentoksifilin, dan omega-3. Selain itu terdapat beberapa obat-obatan lain yang saat ini masih dalam tahap penelitian seperti asam obetikolik (asam empedu sintetik), GFT505 (agonis peroxisome proliferator-activated receptors), dan liraglutide (agonis glucagon-like peptide 1).[9,12,14]

Vitamin E

Vitamin E awalnya digunakan pada fatty liver karena memiliki efek antioksidan, namun studi membuktikan bahwa pemberian vitamin E juga terbukti memperbaiki histologi sel-sel hepar. Selain itu, vitamin E juga terbukti menurunkan steatosis, inflamasi, ballooning sel hepar, dan membantu pemulihan steatohepatitis. Perbaikan tingkat enzim liver juga lebih baik dengan pemberian vitamin E dosis dewasa 400 IU per hari. Namun vitamin E meningkatkan risiko stroke hemoragik sehingga penggunaannya perlu dipertimbangkan antara keuntungan serta kerugiannya.[9,12,14]

Sensitisator Insulin

Pioglitazon dengan dosis dewasa 30 mg per hari terbukti dapat meningkatkan gambaran histologis pada fatty liver dan membantu resolusi steatohepatitis. Selain itu, meta-analisis membuktikan bahwa pioglitazon juga membantu memperbaiki kondisi fibrosis hepatis. Penggunaan pioglitazon terbatas karena efek samping yang disebabkannya, seperti peningkatan berat badan, osteopenia, peningkatan risiko fraktur, retensi urin, gagal jantung kongestif, dan kanker kandung kemih. Oleh karena hal inilah, pioglitazon tidak digunakan sebagai terapi lini pertama untuk fatty liver.[9,12,14]

Pentoksifilin

Pentoksifilin adalah turunan xantin,  merupakan terapi yang tergolong murah dan aman untuk digunakan. Namun, tidak semua orang merespon pada pemberian pentoksifilin sehingga penggunaannya memerlukan evaluasi dan perannya dalam penatalaksanaan fatty liver juga masih diragukan.[9,12,14]

Omega-3

Omega-3 dinilai dapat meningkatkan sensitivitas insulin, menurunkan inflamasi, dan mengurangi dislipidemia serta lipogenesis. Namun studi terkini ternyata menemukan bahwa omega-3 tidak berguna pada kasus fatty liver.[9,12,14]

Tindakan Operatif

Tindakan operatif untuk non alcoholic fatty liver antara lain pembedahan bariatrik dan transplantasi hepar. Tindakan operatif merupakan jalan terakhir pada pasien fatty liver yang sudah mengalami kerusakan hepar berat.[9,12,14]

Pembedahan Bariatrik

Pembedahan bariatrik dilakukan pada pasien yang terseleksi serta diyakini bahwa tindakan tersebut dapat memberi efek yang menguntungkan bagi pasien serta dapat meningkatkan ketahanan hidup pasien tersebut. Kriteria untuk dilakukannya pembedahan bariatrik adalah indeks massa tubuh > 40 kg/m2 atau indeks massa tubuh > 35 kg/m2 dengan adanya faktor komorbid seperti hipertensi, diabetes melitus, obstructive sleep apnea, atau kardiomiopati. Pembedahan bariatrik terbukti memperbaiki kondisi pasien dengan perlemakan hati, namun pembedahan bariatrik bukan tatalaksana lini pertama untuk non alcoholic fatty liver, hal ini disebabkan oleh pembedahan bariatrik lebih berguna dalam mengatasi obesitas.[9,12,14]

Transplantasi Hepar

Transplantasi hepar dilakukan pada kondisi sirosis hepar dekompensata. Fatty liver sendiri dapat meningkatkan risiko kegagalan transplantasi sebesar 2%. Selain itu, setelah transplantasi, non alcoholic fatty liver juga dapat terulang kembali.[9,12,14]

Referensi

9. Tomic, D., W.W. Kemp, and S.K. Roberts, Nonalcoholic fatty liver disease: current concepts, epidemiology and management strategies. Eur J Gastroenterol Hepatol, 2018. 30(10): p. 1103-1115. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/30113367
12. Wong, T., R.J. Wong, and R.G. Gish, Diagnostic and Treatment Implications of Nonalcoholic Fatty Liver Disease and Nonalcoholic Steatohepatitis. Gastroenterol Hepatol (N Y), 2019. 15(2): p. 83-89. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/31011302
14. Rinella, M.E. and A.J. Sanyal, Management of NAFLD: a stage-based approach. Nature Reviews Gastroenterology &Amp; Hepatology, 2016. 13: p. 196. https://doi.org/10.1038/nrgastro.2016.3

Diagnosis Non Alcoholic Fatty Liver
Prognosis Non Alcoholic Fatty Liver

Artikel Terkait

  • Opsi Terapi Non-alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) dan Non-alcoholic Steatohepatitis (NASH)
    Opsi Terapi Non-alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) dan Non-alcoholic Steatohepatitis (NASH)
  • Olahraga Bermanfaat dalam Manajemen Fatty Liver
    Olahraga Bermanfaat dalam Manajemen Fatty Liver
  • Peran Curcumin dalam Non-alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD)
    Peran Curcumin dalam Non-alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD)
  • Perlemakan Hepar Akut Pada Kehamilan
    Perlemakan Hepar Akut Pada Kehamilan
Diskusi Terkait
dr.Yan Cahyadi anas
13 November 2021
Pasien laki laki usia 42 tahun dengan Fatty liver
Oleh: dr.Yan Cahyadi anas
2 Balasan
Alo dokter saya punya pasien laki laki 42 Tahun dengan Fatty liver datang di rawat jalansudah 4 bulan minum obat urdahex dan vitamin e 800.Keluhan saat ini...
dr. Nurul Falah
14 April 2021
Peranan puasa bagi pasien dengan fatty liver - Gastroenterologi-Hepatologi Ask the Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
3 Balasan
Alo dr. Muhammad Miftahussurur, Sp.PD-KGEH, M.Kes, Ph.D, FINASIM, izin bertanya dokter.Bagaimana peranan puasa pada pasien dengan fatty liver? Asupan nutrisi...
Anonymous
08 Januari 2021
Penanganan yang tepat untuk pasien obesitas dengan fatty liver - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Hendra Gunawan, Sp.PDIzin bertanya, Dok, pada pasien obesitas dengan fatty liver non alkoholic dan tanpa diabetes, apakah pilihan terapi farmakologis...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.