Etiologi Dislipidemia
Etiologi dislipidemia secara umum dibagi menjadi dua kelompok penyebab yaitu genetik dan akibat penyakit lain maupun gaya hidup. Berdasarkan etiologinya, dislipidemia dibagi menjadi dislipidemia primer dan sekunder.
Dislipidemia Primer
Dislipidemia primer disebabkan oleh kelainan genetik atau bawaan. Pasien dengan dislipidemia primer umumnya mengalami mutasi gen tunggal atau lebih yang menyebabkan produksi trigliserida dan LDL berlebih. Mutasi gen tersebut dapat pula mengakibatkan kurangnya produksi HDL dan terjadinya pengeluaran berlebih HDL dari dalam tubuh. [6]
Pasien dislipidemia sedang biasanya disebabkan oleh hiperkolesterolemia poligenik dan dislipidemia kombinasi familial, sementara dislipidemia berat umumnya terjadi karena hiperkolesterolemia familial, dislipidemia remnant, dan hipertrigliseridemia primer. [1,6]
Dislipidemia Sekunder
Dislipidemia sekunder terjadi akibat gaya hidup sedentari, dengan asupan lemak jenuh tinggi. Termasuk pula pada kelompok ini dislipidemia yang disebabkan oleh penyakit lain misalnya hipotiroidisme, sindrom nefrotik, diabetes mellitus, dan sindrom metabolik. Dislipidemia juga dapat terjadi akibat dipengaruhi oleh penggunaan obat-obatan seperti progestin, steroid anabolik, kortikosteroid, dan beta blocker. [1,6]
Dislipidemia sebagai Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular
Dislipidemia merupakan faktor risiko utama terjadinya penyakit kardiovaskular dan iskemia serebrovaskular. Hal ini disebabkan dislipidemia merupakan awal dari terjadinya proses aterosklerosis. Oleh karena itu, penapisan dislipidemia melalui pemeriksaan profil lipid sangat penting dilakukan terutama pada kelompok pasien yang berisiko, seperti:
- Pasien dengan riwayat PJK (penyakit jantung koroner) prematur dalam keluarga (satu ayah dan satu ibu), yaitu pada wanita usia <65 tahun dan pria usia <55 tahun.
- Diabetes melitus.
- Pasien dengan aterosklerosis di pembuluh darah manapun
-
Pasien dengan keadaan klinis berhubungan dengan penyakit kardiovaskular aterosklerotik, seperti: hipertensi, obesitas (lingkar pinggang pria ≥90 cm dan wanita ≥80 cm), penyakit inflamasi kronik autoimun (SLE, artritis reumatoid, psoriasis), penyakit ginjal kronik dengan GFR <60 ml/menit/1,73m2 dan pasien dengan manifestasi klinis dislipidemia genetik (terdapat xanthelasma, xanthoma, dan arkus kornealis prematur pada usia <45 tahun).
Jika tidak terdapat keadaan di atas, maka pemeriksaan dipertimbangkan bagi semua pria ≥40 tahun dan wanita ≥50 tahun atau pasca menopause, terutama bila ditemukan faktor risiko lainnya. [3]