Diagnosis Granuloma Annulare
Diagnosis granuloma annulare dicurigai pada pasien dengan keluhan adanya lesi papul dan plak berwarna kulit hingga kemerahan yang biasanya asimptomatis. Lesi bersifat jinak dan umumnya ditemukan di area distal ekstremitas.[1–4]
Anamnesa
Pasien dengan granuloma annulare dapat mengeluhkan ruam kemerahan berbentuk cincin terutama di area kulit tangan atau kaki yang tanpa disertai rasa nyeri atau gatal. Ruam dapat terlokalisir pada satu area atau meluas di berbagai bagian tubuh. Pada pasien anak-anak, keluhan dapat berupa kemerahan berukuran lebih kecil yang terletak di bawah kulit area tangan, dahi, dan kulit kelapa.[1,4,5]
Pasien perlu ditanyakan mengenai riwayat penyakit penyerta seperti diabetes mellitus, hiperlipidemia, penyakit tiroid, trauma fisik, dan malignansi. Riwayat penyakit infeksi seperti virus Epstein-Barr, HIV, cacar air, dan tuberkulosis, juga perlu ditanyakan. Selain riwayat penyakit, dokter juga perlu menanyakan riwayat vaksinasi dan pengobatan, termasuk allopurinol, dan amlodipin.[1,4,5,7]
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, morfologi lesi granuloma annulare dan distribusinya dapat bervariasi tergantung subtipenya. Subtipe klinis utama meliput lokal, generalisata, subkutan, perforasi, dan patch.
Lokal
Tipe lokal merupakan bentuk paling umum, terutama pada usia <30 tahun. Lesi berupa kumpulan papul berukuran 1–2 mm berwarna kulit hingga eritematosa yang tersusun anuler. Kumpulan lesi dapat meluas menjadi plak anuler yang berdiameter 1–5 cm. Distribusi lesi terutama di area dorsal ekstremitas serta di area pergelangan tangan dan kaki. Lesi tidak gatal dan tidak bersisik.[1,4,5]
Generalisata
Tipe generalisata lebih sering terjadi pada pasien dewasa berusia >40 tahun, dengan kumpulan papul yang tersebar luas di berbagai area tubuh. Lesi dapat bergabung membentuk plak berbentuk cincin dengan diameter sekitar 3–6 cm, dan plak ini dapat meluas ke luar secara bertahap selama beberapa minggu hingga bulan.
Meskipun dapat muncul di area kulit mana pun, lesi ini paling sering muncul secara simetris di ekstremitas dan badan. Lesi dapat menimbulkan rasa gatal. Bentuk ini lebih kronis dan bisa terkait dengan kondisi sistemik seperti diabetes atau dislipidemia.[1,3-5]
Subkutan
Tipe subkutan paling sering ditemukan pada anak-anak, ditandai dengan nodul dermal atau subkutan yang keras, immobile, tidak nyeri, tanpa perubahan permukaan kulit. Lesi seringkali dijumpai pada area ekstremitas bawah, terutama di area pretibial. Lokasi lain yang umum termasuk area telapak tangan, bokong, dahi, dan kulit kepala.[1,3-5]
Perforasi
Tipe perforasi merupakan varian langka yang ditandai dengan papul umbilikasi disertai krusta atau sekret di tengah. Lesi dapat muncul di area ekstremitas, badan, wajah, atau penis. Ulserasi dapat muncul hingga menyebabkan bekas luka.[1,3-5]
Tipe Patch
Tipe patch merupakan bentuk yang lebih jarang dan umumnya terjadi pada pasien berusia >50 tahun. Lesi ditandai dengan bercak datar berwarna eritematosa hingga kecoklatan dengan tepi tidak jelas. Lesi umumnya dijumpai pada area badan atau ekstremitas proksimal bilateral.[1,3-5]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding granuloma annulare umumnya meliputi beberapa penyakit lain dengan lesi granulomatosa, seperti psoriasis dan necrobiosis lipoidica.
Erythema Annulare Centrifugum (EAC)
EAC muncul sebagai lesi anuler yang meluas ke luar dengan sisik di bagian dalam. Ciri sisik ini tidak ditemukan pada granuloma annulare.[10]
Psoriasis
Psoriasis mirip secara morfologi dengan granuloma annulare, akan tetapi psoriasis memiliki ciri khas sisik tebal keperakan, serta dapat melibatkan kulit kepala dan kuku.[11]
Sarkoidosis
Sarkoidosis kutan dapat menyerupai granuloma annulare, tetapi biasanya disertai gejala sistemik seperti gangguan paru atau mata. Histopatologi menunjukkan granuloma non-kaseosa tanpa nekrobiosis.[12]
Necrobiosis Lipoidica
Necrobiosis lipoidica sering ditemukan pada pasien diabetes, dengan lesi berbentuk plak kuning-cokelat atrofi dengan telangiektasia, terutama di tulang kering. Histologinya serupa dengan granuloma annulare, tetapi lebih dalam dan sklerotik.[13]
Tinea Corporis
Tinea corporis merupakan infeksi jamur superfisial yang muncul sebagai plak annular bersisik dengan bagian tengah yang jernih. Tidak seperti granuloma annulare, tinea corporis bersifat gatal dan pemeriksaan KOH menunjukkan adanya hifa.[14]
Granuloma Aktinik
Granuloma aktinik atau annular elastolytic giant cell granuloma (AEGCG) umumnya muncul di area kulit yang terpapar sinar matahari, seperti lengan, wajah, dan punggung tangan. Tipe ini ditandai dengan satu hingga sepuluh plak, yang umumnya berbentuk annular atau serpiginosa dengan tepi yang menonjol dan berwarna kemerahan.[2]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang jarang diperlukan untuk diagnosis. Pemeriksaan penunjang bisa dipertimbangkan pada kasus dengan lesi yang tidak khas atau pasien yang memiliki riwayat penyakit penyerta. Pemeriksaan laboratorium seperti hitung darah lengkap, laju endap darah, dan rheumatoid factor (RF) dapat dilakukan untuk mengeksklusi diagnosis lain.[1–4]
Histopatologi
Secara histologis, granuloma annulare ditandai dengan area degenerasi kolagen (nekrobiosis) yang dikelilingi oleh histiosit palisade. Ciri diagnostik utama adalah adanya endapan musin. Sel raksasa berinti banyak sering terlihat, bersama dengan infiltrasi eosinofil, limfosit, dan neutrofil yang bervariasi di dalam dermis.
Meskipun setiap subtipe GA dapat menunjukkan ciri histopatologis yang berbeda, terdapat ciri khas yang diamati dalam semua bentuk, yakni kolagen yang mengalami degenerasi, infiltrat histiosit, dan akumulasi musin.[1,2]
Pencitraan
Pencitraan biasanya tidak diperlukan untuk mendiagnosis granuloma annulare. Namun, dalam kasus yang melibatkan lesi subkutan atipikal, teknik pencitraan dapat memberikan informasi pendukung. Sonografi terutama bermanfaat dalam diagnosis granuloma annulare tipe subkutan untuk membedakan dari kondisi lain seperti nodul rheumatoid dan keganasan.[3,4]
Pada radiografi, granuloma annulare subkutan biasanya muncul sebagai massa jaringan lunak nonspesifik tanpa bukti kalsifikasi. CT scan dapat mengungkapkan lesi yang tidak jelas dengan kepadatan bervariasi dan peningkatan kontras. MRI biasanya menunjukkan massa subkutan dengan batas tidak jelas, terbatas pada lapisan subkutan. Sementara temuan MRI dapat menimbulkan kecurigaan untuk granuloma annulare subkutan, temuan tersebut tidak definitif untuk diagnosis.[3,4]