Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Etiologi Dermatitis Seboroik general_alomedika 2022-04-12T09:24:15+07:00 2022-04-12T09:24:15+07:00
Dermatitis Seboroik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan e-Prescription

Etiologi Dermatitis Seboroik

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah
Share To Social Media:

Etiologi dermatitis seboroik masih belum sepenuhnya diketahui tetapi diduga berkaitan dengan flora kulit normal berupa Malassezia spp, komposisi lipid pada permukaan kulit, dan kerentanan individu. Selain itu, pasien dengan dermatitis seboroik diperkirakan memiliki gangguan barrier kulit.[1,2]

Beberapa obat tertentu juga mungkin menginduksi atau memperparah kasus dermatitis seboroik, contohnya buspirone, chlorpromazine, cimetidine, fluorouracil, griseofulvin, haloperidol, lithium, dan metildopa.[2]

Faktor Risiko

Faktor risiko dermatitis seboroik dibedakan menjadi faktor eksogen dan endogen.

Faktor Eksogen

Faktor eksogen yang berpengaruh selain Malassezia dan mikrobiota lainnya adalah stres, perawatan kulit dan rambut yang buruk, cuaca lembab dan panas, serta obat seperti agen antineoplastik dan inhibitor endothelial growth factor receptor (EGFR).[6]

Faktor Endogen

Faktor endogen yang berperan dalam patofisiologi dermatitis seboroik adalah jenis kelamin laki-laki, peningkatan aktivitas hormon androgen, peningkatan aktivitas kelenjar sebaseus, serta faktor genetik.

Lebih tingginya prevalensi dermatitis seboroik pada laki-laki diperkirakan terjadi karena kadar androgen yang lebih tinggi. Androgen dapat memengaruhi aktivitas kelenjar sebaseus dan komposisi lipid dengan cara menunjang pertumbuhan Malassezia.[6]

Adanya gangguan sistem imun seperti pada pasien HIV, limfoma, dan pasien dengan depresi sumsum tulang dapat berpengaruh pada patofisiologi dermatitis seboroik. Selain itu, kelainan sistem saraf seperti pada pasien stroke juga diketahui berhubungan dengan peningkatan risiko dermatitis seboroik.[6]

Peningkatan level mikronutrien, antioksidan, malondialdehid (MDA), dan imunoglobulin juga diduga berhubungan dengan patofisiologi dermatitis seboroik. Perubahan tersebut diperkirakan bukan sebagai penyebab tetapi sebagai konsekuensi dari penyakit. Pola diet tertentu mungkin berhubungan dengan kejadian dermatitis seboroik, tetapi hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut karena belum memiliki bukti adekuat.[7,8]

 

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Athieqah Asy Syahidah

Referensi

2. Handler MZ. Seborrheic Dermatitis. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/1108312-overview
6. Adalsteinsson JA, Kaushik S, Muzumdar S, et al. An update on the microbiology, immunology and genetics of seborrheic dermatitis. Experimental Dermatology. 2020;29(5):481-489.
7. Jahan I, Islam MR, Ali R, et al. Altered serum elements, antioxidants, MDA, and immunoglobulins are associated with an increased risk of seborrheic dermatitis. Heliyon. 2021;7(3):e06621.
8. Tamer F. Relationship between diet and seborrheic dermatitis. Our Dermatology Online. 2018;9(3):261-4.

Patofisiologi Dermatitis Seboroik
Epidemiologi Dermatitis Seboroik

Artikel Terkait

  • Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
    Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
  • Prinsip Pemilihan Sediaan Topikal untuk Kulit
    Prinsip Pemilihan Sediaan Topikal untuk Kulit
  • Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
    Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
  • Rambut Rontok, Keluhan yang Banyak Ditanyakan Secara Telekonsultasi Selama Pandemi COVID-19
    Rambut Rontok, Keluhan yang Banyak Ditanyakan Secara Telekonsultasi Selama Pandemi COVID-19
Diskusi Terkait
Anonymous
20 hari yang lalu
Pasien usia 40 tahun dengan bercak bulat kecil menonjol pada paha disertai gatal dan nyeri
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin diskusi saya punya pasien di klinik, umur 40 th, mengeluh timbul bercak bulat2 kecil menonjol spt melingkar di paha, gatal kadang, yerasa...
dr. Irene Cindy Sunur
20 April 2022
Tata Laksana Dermatitis Seboroik - Kulit Ask the Expert
Oleh: dr. Irene Cindy Sunur
1 Balasan
ALO dr. Diah, Sp.KKUntuk kasus dermatitis seboroik sedang-berat di kulit kepala, seberapa seringkah dan seberapa lamakah terapi topikal berupa sampo...
dr. Muh Bayu Setiono
20 April 2022
Lesi kecokelatan pada bayi - Kulit Ask The Expert
Oleh: dr. Muh Bayu Setiono
3 Balasan
Permisi dr. Diah, Sp.KK, izin konsultasi kasus dokter 🙏🏼Bayi laki-laki 6 bulan BB 8kg datang dengan keluhan bercak coklat pada kepala, kedua lengan dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.