Pendahuluan Dermatitis Seboroik
Dermatitis seboroik (DS) adalah suatu kelainan papuloskuamosa kronis yang umum terjadi terutama pada bayi dan usia dewasa. Predileksi kejadian dermatitis seboroik sering pada area dengan konsentrasi folikel sebasea dan kelenjar sebasea yang aktif, termasuk pada wajah, kulit kepala, telinga, badan bagian atas, dan daerah lipatan (lipat paha, ketiak). [1] Kelainan ini ditandai dengan adanya sisik dan bercak kemerahan dengan berbagai variasi karakteristik morfologi yang berbeda tergantung area yang terkena.[2]
Penyebab pasti dari dermatitis seboroik sampai saat ini masih belum diketahui, namun diperkirakan bahwa gabungan beberapa faktor berperan dalam timbulnya dermatitis seboroik yaitu keberadaan ragi (yeast) yang secara normal hidup di kulit, faktor genetik, tinggal di daerah dengan iklim dingin dan kering, faktor stress, dan kondisi kesehatan atau imunitas masing–masing individu.[3]
Dermatitis seboroik dapat dihubungkan dengan infeksi HIV dan penyakit neurologi (contoh: Parkinson, Cerebrovascular Disease), namun penyakit ini secara khas muncul pada individu sehat. Prevalensi kejadian dari dermatitis seboroik adalah 1% - 5% dari populasi umum dan 34% - 83% pada penderita gangguan sistem imun. Puncak kejadian biasanya muncul di sekitar usia 2-12 bulan dan usia dewasa dengan tingkat kejadian lebih banyak pada pria. [4,5]
Terapi dengan golongan antifungal seperti ketokonazol topikal masih menjadi terapi utama dari dermatitis seboroik pada wajah dan badan. [4]
