Epidemiologi Dermatitis Seboroik
Epidemiologi dermatitis seboroik (DS) memiliki data yang masih terbatas dikarenakan tidak adanya kriteria diagnosis yang valid.
DS terbagi menjadi dua grup usia yaitu pada usia bayi dengan bentuk yang dapat sembuh dengan sendirinya, dan pada usia dewasa dalam bentuk yang kronis. DS mengenai sekitar 11.6% dari populasi umum dan mencapai 70% pada bayi di usia 3 bulan pertama kehidupannya. Sedangkan pada usia dewasa, puncak insidensi terjadi di sekitar dekade ke-3 dan ke-4 kehidupan.
Pada bayi sampai usia 3 bulan, DS meliputi kulit kepala (disebut “cradle cap”), muka, dan area popok. Pada usia dewasa, DS mengenai lebih banyak pada area muka, dada bagian atas, ketiak dan lipatan inguinal.
DS lebih banyak terjadi pada pria dibanding wanita (3.0% vs 2.6%) pada semua lingkup usia. DS dapat terjadi pada semua ras dikarenakan tidak didapatkannya perbedaan insidensi yang signifikan pada kelompok etnis.
DS umum terjadi pada individu yang terinfeksi HIV, terutama pada individu dengan jumlah sel T CD4 di bawah 300 del/mm3. DS sering muncul pada pasien Parkinson dan pada pasien yang mendapatkan terapi obat – obatan psikotropika seperti haloperidol dekanoat, lithium, dan clorpromazine.[1,6,9]