Pengawasan Klinis Vitamin C
Secara umum, pengawasan klinis tidak diperlukan pada pasien yang mengonsumsi vitamin C dalam dosis fisiologis dan tidak memiliki komorbiditas. Namun, pada pasien dengan komorbiditas, terapi parenteral jangka panjang, atau penggunaan dosis tinggi, diperlukan pengawasan melalui pemantauan fungsi ginjal, status elektrolit, dan evaluasi klinis terhadap potensi efek samping.
Pemantauan status ginjal penting dilakukan karena dosis besar vitamin C dapat meningkatkan risiko nefrolitiasis pada pasien dengan riwayat batu ginjal atau gangguan fungsi ginjal. Evaluasi fungsi ginjal secara berkala, termasuk pemeriksaan urinalisis dan kadar kreatinin serum, dapat membantu deteksi dini komplikasi.
Selain itu, pada pasien yang mendapatkan preparat sodium ascorbate, asupan natrium total harian perlu diperhitungkan, khususnya pada pasien dengan gagal jantung, hipertensi, atau kondisi lain yang memerlukan pembatasan natrium. Pemantauan tanda-tanda retensi cairan dan tekanan darah juga diperlukan pada kelompok pasien ini.
Pada penggunaan parenteral, perhatian khusus harus diberikan terhadap kandungan aluminium dalam sediaan, terutama pada neonatus prematur dan pasien dengan gangguan ginjal kronis. Pemantauan klinis terhadap tanda-tanda toksisitas neurologis atau tulang, serta evaluasi status nutrisi dan terapi parenteral yang diberikan dianjurkan.[3,11,12]
Direvisi oleh: dr. Bedry Qintha