Efek Samping dan Interaksi Obat Pseudoephedrine
Efek samping Pseudoephedrine dapat berupa reaksi alergi, palpitasi, glaukoma, dan mulut kering. Interaksi obat yang fatal dapat terjadi jika digunakan bersama monoamine oxidase inhibitors (MAOI).
Efek Samping
Potensi efek samping Pseudoephedrine antara lain:
- Dermatologi: ruam kulit ringan hingga yang berat seperti acute generalised exanthematous pustulosis.
- Kardiologi: takikardia, aritmia, palpitasi, hipertensi
- Mata: glaukoma sudut tertutup
- Gastrointestinal: mulut kering, mual, muntah
- Sistem saraf: tremor, nyeri kepala, pusing
- Psikiatri: insomnia, gangguan tidur, halusinasi, ansietas
- Urogenital: retensi urin[3,6]
Interaksi Obat
Beberapa obat menunjukkan interaksi dengan Pseudoephedrine. Salah satu interaksi yang berpotensi fatal adalah penggunaan bersama dengan monoamine oxidase inhibitors (MAOI), karena bisa menyebabkan hipertensi krisis.
Penggunaan Pseudoephedrine dengan antidepresan trisiklik dan dekongestan lain bisa meningkatkan tekanan darah. Pseudoephedrine juga bisa mengganggu kerja obat antihipertensi metildopa dan penyekat beta seperti propranolol.[3,6,9]
Tabel 1. Interaksi Obat Pseudoephedrine
Nama Obat | Efek |
Monoamine oxidase inhibitor (MAOI) | Dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah atau krisis hipertensi akibat potensiasi efek simpatomimetik |
Agen simpatomimetik lain, seperti dekongestan, antidepresan trisiklik, dan psikostimulan. | Dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. |
Metildopa dan penyekat beta | Efek antihipertensi metildopa dan penyekat beta dapat berkurang apabila digunakan bersamaan dengan agen simpatomimetik seperti Pseudoephedrine. |
Digitalis | Peningkatan aktivitas ektopik pacemaker ketika Pseudoephedrine digunakan bersamaan dengan digitalis. |
Dopamin | Pseudoephedrine dapat mempotensiasi efek simpatomimetik lain seperti dopamin. |