Efek Samping dan Interaksi Obat Polymyxin B
Efek samping utama polymyxin B adalah efek neurotoksik dan nefrotoksik. Interaksi obat di antaranya dengan kortikosteroid berupa peningkatan risiko neurotoksisitas. [32]
Efek Samping
Efek samping utama pemberian polymyxin B secara sistemik adalah kerusakan pada ginjal dan neuron.
Nefrotoksisitas
Ikatan antara polymyxin B dengan membran sel tidak hanya terjadi pada sel bakteri, tetapi juga pada sel tubuh, salah satunya pada renal. Ikatan ini akan meningkatkan permeabilitas sel sehingga influks kation, anion, dan air bertambah. Hal ini akan menyebabkan pembengkakan dan kematian sel. [32]
Efek samping ini akan meningkat seiring dengan bertambahnya konsentrasi obat dan durasi penggunaan. Gejala yang timbul adalah peningkatan kadar serum kreatinin, hematuria, proteinuria, silinderuria, atau oliguria. Nekrosis tubular akut juga dapat terjadi. Risiko timbulnya efek samping ini pada anak lebih minimal karena dosis yang diberikan lebih sedikit. [32]
Neurotoksisitas
Efek samping lain yang sering muncul adalah gangguan saraf dengan gejala pusing, kelemahan otot, parestesia wajah dan perifer, gangguan pendengaran parsial, gangguan penglihatan, vertigo, penurunan status mental, halusinasi, kejang, dan ataksia. Gangguan ini muncul akibat adanya gangguan neuromuskular akibat hambatan asetilkolin oleh polymyxin B di celah sinaps. Efek samping ini juga dipengaruhi oleh dosis obat. [32]
Gangguan Elektrolit
Gangguan elektrolit seperti hiponatremi, hipokloremia, dan hipokalsemia juga pernah dilaporkan pada pemberian polymyxin B sistemik. [32]
Efek Samping Lain pada Pemberian Sistemik
Efek samping lain yang dapat muncul adalah timbul gatal, ruam, atau urtikaria pada kulit jika pasien memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap polymyxin B. Reaksi lokal seperti nyeri pada saat injeksi intramuskular dan tromboflebitis saat injeksi intravena juga dapat ditemukan. [33]
Efek Samping pada Pemberian Topikal
Penggunaan topikal pada mata, efek samping seperti eritema, edema, epifora, superinfeksi, pruritus, dan iritasi okular dapat terjadi. Penggunaan polymyxin B pada telinga juga dapat menyebabkan rasa gatal dan bengkak pada telinga.
Penggunaan polymyxin B secara topikal, baik pada mata, telinga, maupun kulit, juga dapat menyebabkan gatal, ruam, atau urtikaria jika terjadi reaksi hipersensitivitas terhadap obat ini. [3]
Interaksi Obat
Pemberian sistemik polymyxin B bersifat nefrotoksik sehingga pemberiannya bersamaan dengan antibiotik lain (misalnya bacitracin, kanamisin, streptomisin, tobramisin, amikasin, sefaloridin, sefalotin, paromisin, kolistin, neomisin, gentamisin, dan vankomisin) yang juga bersifat nefrotoksik tidak disarankan. Selain itu, penggunaannya dengan obat relaksan otot (suksinilkolin), narkotika, obat-obat sedatif, obat-obat anestesi, dan kortikosteroid diduga akan meningkatkan efek samping neurotoksik sehingga juga tidak disarankan digunakan bersamaan. [32]
Pemberian bersamaan dengan diuretik poten seperti asam etakrinik atau furosemide juga sebaiknya dihindari karena akan meningkatkan toksisitas polymyxin B dengan mengganggu konsentrasi antibiotik pada serum dan jaringan. [18]