Kontraindikasi dan Peringatan Perindopril
Kontraindikasi perindopril adalah riwayat hipersensitivitas terhadap perindopril maupun obat angiotensin converting-enzyme (ACE) inhibitor lainnya. Penggunaan pada wanita hamil dan pasien yang menggunakan sacubitril atau aliskiren juga dikontraindikasikan. Peringatan khusus yang perlu diperhatikan adalah kemungkinan agranulositosis.[3,4,8]
Kontraindikasi
Perindopril dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap perindopril, ACE inhibitor, atau komponen lain formulasi obat. Kontraindikasi lainnya adalah pasien dengan riwayat angioedema herediter atau angioedema terkait dengan pengobatan ACE inhibitor sebelumnya.[3,4,8]
Perindopril tidak boleh digunakan pada ibu hamil. Jika seorang wanita diketahui hamil ketika mengonsumsi perindopril, penggunaan harus segera dihentikan. Kontraindikasi lainnya adalah stenosis arteri ginjal bilateral.[3,4,8]
Perindopril juga kontraindikasi pada pasien yang menerima terapi ekstrakorporeal yang menyebabkan kontak antara darah dengan permukaan bermuatan negatif, seperti dialisis. Kontak tersebut meningkatkan risiko reaksi anafilaktoid berat.[3,4,8]
Kontraindikasi lain adalah penggunaan bersama aliskiren pada pasien diabetes atau gangguan ginjal (laju filtrasi glomerulus <60 mL/menit/1.73 m2). Penggunaan secara bersamaan dengan obat kombinasi sacubitril-valsartan tidak boleh dimulai sebelum 36 jam sejak dosis terakhir sacubitril-valsartan.[3,4,8]
Peringatan
Peringatan yang perlu diperhatikan adalah reaksi anafilaktoid, hipotensi, hiperkalemia, dan gangguan hematologi berupa depresi sumsum tulang belakang yang bisa berujung pada agranulositosis.[3,4,8]
Reaksi Anafilaktoid dan Reaksi Lain yang Mungkin Terkait
Obat golongan ACE inhibitor (termasuk perindopril) dapat memengaruhi metabolisme eikosanoid dan polipeptida, termasuk bradykinin endogen, sehingga bisa menyebabkan berbagai efek samping yang serius.[8]
Angioedema pada wajah, ekstremitas, bibir, lidah, glotis, atau laring telah dilaporkan terjadi pada pasien yang diobati dengan perindopril. Angioedema intestinal juga telah dilaporkan pada pasien dengan ACE inhibitor. Angioedema intestinal bisa menimbulkan gejala nyeri perut, dengan atau tanpa mual dan muntah).[3,4,8]
Hipotensi
Perindopril dapat menyebabkan hipotensi simtomatik. Kemungkinan besar, hipotensi simtomatik terjadi pada pasien yang telah mengalami kekurangan volume atau garam akibat terapi diuretik yang berkepanjangan, restriksi garam dalam makanan, dialisis, diare, atau muntah.[3,4,8]
Penggunaan ACE inhibitor dapat menyebabkan hipotensi berlebihan dan bisa dikaitkan dengan oliguria atau azotemia. Pada kasus yang jarang, bisa terjadi gagal ginjal akut dan kematian. Pada pasien penyakit jantung iskemik atau penyakit serebrovaskular, penurunan tekanan darah berlebihan bisa menyebabkan infark miokard atau stroke.[8]
Hiperkalemia
ACE inhibitor mengurangi pembentukan angiotensin II yang mengakibatkan penurunan produksi aldosteron, yang akhirnya meningkatkan kalium serum. Efek tersebut biasanya tidak signifikan pada pasien dengan fungsi ginjal normal. Namun, pemeriksaan elektrolit serum perlu dilakukan secara berkala, terutama bila pasien juga menggunakan obat diuretik hemat kalium.[3,4,8]
Agranulositosis
ACE inhibitor telah dikaitkan dengan terjadinya agranulositosis dan depresi sumsum tulang. Kondisi ini terutama dilaporkan terjadi pada pasien dengan gangguan ginjal dan pasien dengan penyakit kolagen vaskular seperti lupus eritematosus sistemik atau skleroderma.[8]
Penulisan pertama oleh: dr. William Sumoro