Farmakologi Perindopril
Dari sisi farmakologi, perindopril bekerja sebagai angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor, yang menghambat konversi angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin II merupakan vasokonstriktor kuat dan mediator umpan balik negatif aktivitas renin. Obat yang menurunkan kadar angiotensin II akan memberikan efek antihipertensi.[1,3,4]
Karena mekanisme kerja tersebut, perindopril digunakan untuk terapi hipertensi dan juga penyakit arteri koroner stabil. Selain itu, perindopril juga kadang digunakan secara off-label untuk pasien gagal jantung.[1,3,4]
Farmakodinamik
Perindopril merupakan prodrug perindoprilat. Setelah proses absorbsi, perindopril akan dimetabolisme menjadi perindoprilat. Perindoprilat bekerja dengan cara menghambat ACE, di mana ACE merupakan suatu peptidyl dipeptidase yang mengkatalisis konversi angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin II adalah vasokonstriktor perifer yang poten, yang merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal dan memberikan umpan balik negatif pada sekresi renin.[4,6]
Penghambatan ACE akan mengurangi kadar plasma angiotensin II, yang kemudian bisa mengurangi vasokonstriksi, meningkatkan aktivitas plasma renin, dan mengurangi sekresi aldosteron. Hal-hal inilah yang membuat obat golongan ACE inhibitor dapat mengurangi tekanan darah.[4,8]
Farmakokinetik
Bioavailabilitas perindopril setelah pemberian peroral dilaporkan cukup baik. Setelah absorbsi, perindopril akan dimetabolisme menjadi metabolit aktifnya, yaitu perindoprilat. Eliminasi terjadi melalui urine.[4,6,8]
Absorbsi
Perindopril diabsorbsi dengan cepat. Bioavailabilitas oral absolut dari perindopril sekitar 65–75%. Setelah absorbsi, sekitar 30–50% perindopril yang tersedia secara sistemik dihidrolisis menjadi metabolit aktifnya (perindoprilat) yang mempunyai bioavailabilitas rata-rata sekitar 25%. Konsentrasi plasma puncak dicapai sekitar 1 jam (perindopril) dan 3–7 jam (perindoprilat).[4,6,8]
Pemberian perindopril secara oral bersama makanan tidak menurunkan penyerapan perindopril secara signifikan dibandingkan dengan keadaan puasa. Namun, tingkat biotransformasi perindopril menjadi metabolit aktif, perindoprilat, akan berkurang sekitar 43%, sehingga mengakibatkan penurunan kurva penghambatan plasma ACE sekitar 20%, yang mungkin tidak signifikan secara klinis. Dalam uji klinis, umumnya perindopril diberikan dalam keadaan tidak puasa.[4,6,8]
Distribusi
Volume distribusi perindoprilat adalah sekitar 0,2 L/kg. Studi menunjukkan bahwa 60% perindopril yang beredar terikat dengan protein plasma, sedangkan perindoprilat yang terikat dengan protein plasma hanya 10–20%.[4,8]
Metabolisme
Perindopril dimetabolisme secara ekstensif di hati setelah pemberian peroral. Hanya sekitar 4–12% dari dosis ditemukan tidak berubah dalam urine. Ada enam metabolit yang dihasilkan melalui proses hidrolisis, glukuronidasi, dan siklisasi. Namun, metabolit yang aktif hanyalah perindoprilat.[4,8]
Eliminasi
Eliminasi perindopril terutama terjadi melalui urine (75%, dengan 4–12% sebagai obat yang tidak berubah) dengan waktu paruh eliminasi sekitar 1,5–3 jam (perindopril) dan 25–30 jam atau lebih (perindoprilat).[4]
Penulisan pertama oleh: dr. William Sumoro