Pendahuluan Cefoxitin
Cefoxitin adalah antibiotik β-laktam golongan sefalosporin generasi kedua, yang banyak digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri, seperti pneumonia, infeksi saluran kemih, abses tuboovarium, apendisitis, dan penyakit radang panggul. Struktur gugus metoksi di posisi 7α cincin β-laktam pada cefoxitin menjadikannya resisten terhadap enzim β-laktamase sehingga obat ini efektif digunakan terhadap berbagai bakteri yang memproduksi enzim tersebut.[1-3]
Cefoxitin memiliki efek bakterisidal dengan menghambat pertumbuhan atau reproduksi bakteri melalui mekanisme spesifik terhadap sintesis dinding sel. Cefoxitin memiliki spektrum aktivitas yang luas, yang mencakup bakteri kokus gram positif, basilus gram negatif, serta bakteri anaerob.[1,2]
Secara klinis, cefoxitin banyak digunakan pada kasus infeksi ginekologi, termasuk endometritis dan penyakit radang panggul. Cefoxitin juga digunakan untuk infeksi saluran napas bawah seperti pneumonia, dan infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh E. coli, Klebsiella, Morganella morganii, P. mirabilis, P. vulgaris, atau Providencia.[3]
Cefoxitin belum memiliki izin edar di Indonesia.[10]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Cefoxitins
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Antiinfeksi.[1] |
Subkelas | Antibiotik antibakteri. [1] |
Akses | Resep.[3] |
Wanita hamil | Kategori FDA: B.[3] Kategori TGA: B1.[4] |
Wanita menyusui | Obat diekskresikan ke dalam air susu ibu.[3] |
Anak-anak | Dapat diberikan sesuai aturan dosis.[2,3] |
Infant | Dapat diberikan untuk bayi usia> 3 bulan sesuai aturan dosis.[2,3] |
FDA | Approved.[1] |