Diagnosis Appendicitis: Sistem Skoring atau Penilaian Klinis?

Oleh :
Debtia Rahmah

Diagnosis appendicitis dapat ditegakkan berdasarkan sistem skoring atau berdasarkan penilaian klinis dokter yang memeriksa pasien. Kedua metode ini memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, yang mungkin dipengaruhi oleh tingkat pengalaman tiap dokter yang memeriksa pasien.[1,2]

Appendicitis akut merupakan suatu kegawatdaruratan bedah yang sering menjadi penyebab nyeri abdomen kuadran kanan bawah. Tindakan appendectomy biasanya perlu dilakukan untuk tata laksana kasus ini. Namun, dokter kadang ragu mendiagnosis appendicitis terutama bila pasien berjenis kelamin wanita karena adanya kemungkinan kelainan ginekologi yang menimbulkan gejala nyeri pada regio iliaka dekstra.[1,2]

Appendicitis-min

Kendala Diagnosis Appendicitis di Lapangan

Pencitraan berupa ultrasonografi (USG) atau CT scan abdomen dapat membantu visualisasi appendix, sehingga dapat meningkatkan keakuratan diagnosis. Akan tetapi, sistem skoring menjadi pilihan yang menarik karena mudah, tidak menghabiskan biaya, serta tidak menyebabkan paparan radiasi.[2,3]

Ketersediaan alat, tenaga ahli, serta biaya merupakan hambatan pemeriksaan radiologi yang sering dialami di lapangan. Apabila diagnosis ditunda dengan alasan penjadwalan pemeriksaan penunjang, operasi akan ikut tertunda. Perforasi pada appendix, abses appendix, sepsis, dan kematian dapat terjadi akibat keterlambatan penanganan.[2,3]

Di lain sisi, beberapa dokter mengkhawatirkan bahwa sistem skoring mungkin kurang akurat bila dibandingkan dengan penilaian klinis. Contoh sistem skoring yang sering digunakan selama ini adalah skor Alvarado. Beberapa studi menyatakan bahwa skor ini kurang akurat untuk populasi Asia bila dibandingkan dengan skor Raja Isteri Pengiran Anak Saleha Appendicitis (RIPASA).[2-4]

Skor Alvarado untuk Diagnosis Appendicitis

Skor ini diusulkan oleh Alfredo Alvarado berdasarkan studi terhadap 305 pasien dengan keluhan nyeri abdomen di salah satu fasilitas kesehatan di Philadelphia. Skor ini menilai kemungkinan appendicitis secara dini berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik (terutama pemeriksaan fisik abdomen), serta pemeriksaan laboratorium. Sistem skoring ini terdiri atas delapan faktor prediktif dengan nilai maksimal 10.[4]

Tabel 1. Sistem Skoring Alvarado

Komponen Skor
Gejala
Migrasi nyeri ke kuadran kanan bawah 1
Anoreksia 1
Mual atau muntah 1
Tanda
Nyeri tekan kuadran kanan bawah, terutama pada area McBurney’s 2
Nyeri lepas tekan (rebound tenderness)

1
Peningkatan suhu oral ≥37,3°C 1
Laboratorium
Leukositosis >10.000/mm3 2

Shift-to-the-left pada hitung jenis leukosit

1

Sumber: dr. Debtia Rahmah. 2018.

Interpretasi skor Alvarado adalah sebagai berikut:

  • Total skor 5–6: kemungkinan appendicitis (compatible)

  • Total skor 7–8: kemungkinan besar appendicitis (probable)

  • Total skor 9–10: kemungkinan sangat besar appendicitis (very probable)[4]

Pasien sebaiknya menjalani appendectomy jika skor total ≥7. Jika skor total 5–6, dokter sebaiknya melakukan observasi dan mengevaluasi ulang tiap 4–6 jam. Kemungkinan penyakit lain harus dipikirkan jika skor total <5.[4]

Skor RIPASA untuk Diagnosis Appendicitis

Sistem skoring RIPASA dibuat berdasarkan studi terhadap 312 pasien yang menjalani appendectomy di rumah sakit RIPAS, Brunei. Rendahnya sensitivitas skor Alvarado untuk skrining appendicitis di populasi Asia menjadi alasan pembuatan skor RIPASA. Komponen penilaian dalam sistem RIPASA lebih banyak daripada skor Alvarado, yaitu komponen identitas, gejala, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang.[5]

Tabel 2. Sistem Skoring RIPASA

Komponen Skor
Identitas pasien
Perempuan 0,5
Usia <39,9 tahun 1
Usia >40 tahun 0,5
Gejala
Nyeri kuadran kanan bawah 0,5
Migrasi nyeri ke kuadran kanan bawah 0,5
Anoreksia 1
Mual dan muntah 1
Durasi gejala <48 jam 1
Durasi gejala >48 jam 0,5
Tanda
Nyeri tekan kuadran kanan bawah 1
Defans 2
Nyeri lepas tekan 1
Tanda Rovsing 2
Demam >37°C hingga <39°C 1
Pemeriksaan penunjang
Peningkatan leukosit 1
Analisis urine negatif: tidak ada darah, neutrofil, atau bakteri 1
Skor tambahan
Kartu tanda penduduk asing 1

Sumber: dr. Debtia Rahmah. 2018.

Total skor RIPASA jika semua kriteria terpenuhi adalah 17,5. Berdasarkan perhitungan skor tersebut, interpretasi dan rekomendasi penatalaksanaan adalah sebagai berikut:

  • Skor <5: kemungkinan diagnosis bukan appendicitis. Observasi pasien lalu hitung skor ulang 1–2 jam kemudian. Jika skor meningkat, manajemen mengikuti skor tersebut. Jika skor berkurang, pasien dipulangkan dan disarankan untuk kontrol ke poliklinik.
  • Skor 5–7: kemungkinan kecil appendicitis. Observasi pasien lalu hitung skor ulang dalam 1–2 jam atau lakukan pemeriksaan USG. Jika skor bertambah atau tetap, lakukan rawat inap untuk observasi dan konsultasikan ke spesialis bedah.
  • Skor 7,511,5: kemungkinan besar appendicitis. Konsultasikan ke spesialis bedah untuk rawat inap dan hitung skor ulang dalam 1–2 jam. Appendectomy dilakukan jika skor tetap tinggi. Pemeriksaan radiologi seperti USG sebaiknya dilakukan pada pasien perempuan untuk menyingkirkan kemungkinan masalah ginekologi.
  • Skor >12: diagnosis pasti appendicitis. Segera berikan antibiotik yang sesuai dan konsultasikan ke spesialis bedah untuk tindakan appendectomy.[6]

Analisis statistik menunjukkan skor RIPASA >7,5 sangat sensitif dan spesifik untuk diagnosis appendicitis, yaitu dengan nilai sensitivitas 97,5% dan spesifisitas 81,8%. Skor RIPASA divalidasi di suatu rumah sakit khusus bedah di Pakistan terhadap 267 pasien, yang melaporkan bahwa skor >7,5 menunjukkan sensitivitas dan spesifisitas yang adekuat untuk diagnosis appendicitis.[6,7]

Perbandingan Skor Alvarado dan Skor RIPASA

Studi di Meksiko menunjukkan bahwa skor RIPASA lebih sensitif dan spesifik daripada skor Alvarado untuk mendiagnosis appendicitis. Studi terhadap 105 pasien di salah satu rumah sakit di India juga menunjukkan bahwa skor RIPASA memiliki nilai sensitivitas yang lebih tinggi daripada skor Alvarado, tetapi skor Alvarado memiliki spesifisitas yang lebih tinggi.[8,9]

Studi lain di India terhadap 206 pasien menunjukkan bahwa skor RIPASA dengan nilai cut-off 7,5 bersifat lebih sensitif dan spesifik daripada skor Alvarado (sensitivitas 96,2% berbanding 58,9%; spesifisitas 90,5% berbanding 85,7%). Skor tersebut tampak sangat baik untuk skrining pasien yang benar terbukti menderita appendicitis.[10]

Perbandingan Sistem Skoring dan Penilaian Klinis

Suatu studi kasus kontrol melaporkan bahwa sensitivitas dan spesifisitas penilaian klinis lebih baik daripada skor Alvarado, tetapi perbedaannya tidak bermakna. Uji statistik menunjukkan bahwa over-prediction diagnosis appendicitis akibat skor Alvarado lebih banyak terjadi pada pasien perempuan. Akan tetapi, skor ini baik untuk memprediksi appendicitis pada pasien usia tua atau pasien dengan gejala >48 jam.[11]

Studi lain yang membandingkan skor Alvarado yang termodifikasi dan penilaian klinis melaporkan bahwa skor Alvarado yang rendah memiliki sensitivitas yang lebih buruk daripada penilaian klinis untuk menyingkirkan diagnosis appendicitis akut.[13]

Suatu studi yang membandingkan akurasi skor Alvarado dan USG ataupun CT scan melaporkan bahwa CT scan memiliki akurasi terbaik, yaitu sebesar 90%. Akurasi USG adalah 65,7% dan akurasi skor Alvarado adalah 57,7%. Namun, studi ini memiliki berbagai keterbatasan, seperti jumlah sampel yang kecil, interpretasi radiologis yang berbeda-beda oleh radiolog, serta metode penelitian yang berupa studi retrospektif.[12]

Studi kohort prospektif yang membandingkan skor Alvarado, skor Alvarado modifikasi, dan skor RIPASA menyatakan bahwa meskipun ketiga skor ini memiliki akurasi yang baik, sistem skor ini tidak serta-merta menghilangkan kebutuhan terhadap pemeriksaan radiologi. Studi ini juga melaporkan bahwa ketiga sistem skor ini tidak memiliki performa yang lebih baik daripada penilaian klinis dokter.[14]

Kesimpulan

Dalam penegakan maupun penyingkiran diagnosis appendicitis, studi menunjukkan bahwa penilaian klinis memiliki akurasi yang lebih baik daripada sistem skoring tetapi perbedaannya tidak signifikan (akurasi hampir sama). Akurasi penilaian klinis tentunya sangat tergantung pada pengalaman dokter. Oleh karena itu, sistem skoring mungkin menjadi opsi yang bermanfaat untuk dokter junior yang memiliki pengalaman terbatas.

Sistem skoring yang paling umum digunakan untuk diagnosis appendicitis adalah skor Alvarado yang memiliki sensitivitas 58,9% dan spesifisitas 85,7%. Namun, skor RIPASA yang dikembangkan di Brunei dilaporkan lebih akurat daripada skor Alvarado untuk populasi di Asia. Skor RIPASA telah divalidasi di Pakistan dengan sensitivitas 96,7% dan spesifisitas 93%.

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi