Efek Samping dan Interaksi Obat Cefixime
Efek samping yang umum terjadi pada cefixime adalah efek samping ringan seperti diare, dispepsia, flatus, dan nyeri perut. Interaksi obat cefixime di antaranya pada penggunaan bersama dengan aminoglikosida, ofloxacin, dan vaksin BCG.
Efek Samping
Efek samping yang cukup sering terjadi pada pemberian cefixime adalah diare (terjadi pada sekitar 16% pasien).[1] Insidensi diare pada pasien anak kurang lebih sama dengan insidensi pada dewasa. [2] Terdapat pula efek samping yang lebih jarang terjadi, seperti dispepsia, flatus, dan nyeri perut.
Cefixime juga memiliki efek samping yang lebih parah namun sangat jarang terjadi, hanya kurang dari 2% (<1 di antara 50 pasien). Efek samping tersebut adalah sebagai berikut:
-
reaksi hipersensitifitas: ruam, urtikaria, sindroma Stevens Johnson, nekrolisis epidermal toksik, angioedema, reaksi anafilaksis
-
renal: gagal ginjal akut, peningkatan transien kreatinin
- sistem saraf pusat: nyeri kepala, kejang
- Hepar: hepatitis, peningkatan transien SGOT/SGPT, alkaline phosphatase, icterus, hiperbilirubin
- Sistem hematopoietik: leukopenia, neutropenia, transien trombositopenia, waktu protrombin memanjang, pansitopeni, eosinophilia. [1-2]
Interaksi Obat
Interaksi obat cefixime terjadi pada penggunaan bersama obat-obat berikut:
Aminoglikosida
Terjadi peningkatan efek nefrotoksik aminoglikosida pada penggunaan bersama dengan sefalosporin. [9]
Ofloxacin
Terdapat laporan kasus timbul petekie universal pasca pemberian kombinasi cefixime dan ofloxacin. [10]
Vaksin BCG, Kolera dan Tifoid (Ty21a)
Efek terapi vaksin dapat berkurang jika konsumsi bersamaan dengan antibiotik. Pemberian vaksin dengan komponen bakteri yang dilemahkan (vaksin tifoid Ty21a) sebaiknya diinjeksikan setelah 3 hari konsumsi antibiotik dihentikan. [1]
Vitamin K Antagonis
Efek antikoagulan meningkat pada pemberian vitamin K antagonis bersama dengan cefixime. [1]
Warfarin dan Antikoagulan
Konsumsi bersamaan dengan cefixime dapat memperpanjang waktu prothrombin. [2]