Formulasi Midazolam
Formulasi midazolam tersedia dalam bentuk injeksi, intranasal, oral maupun rektal.
Bentuk Sediaan
Bentuk sediaan midazolam antara lain:
- Injeksi: 1 mg/mL dan 5 mg/mL
- Oral sirop: 2 mg/mL
- Intranasal: Larutan intranasal (nasal spray); 5mg/0.1mL per single-dose spray[10]
Di Indonesia, midazolam tersedia dalam bentuk injeksi.[11]
Cara Mengonsumsi
Midazolam adalah golongan sedatif poten, pemberiannya dilakukan secara individual dan harus disuntikan secara perlahan. Pemberiannya hanya boleh melalui injeksi intravena atau intramuskular, intrathecal tidak diperbolehkan. Injeksi midazolam dapat digunakan setelah pemberian obat-obatan premedikasi seperti morfin, meperidin, atropine sulfat dan scopolamin. Dalam pemberian continuous-infusion, midazolam dapat diberikan bersama dengan dextrose 5% dan Nacl selama 24 jam, dan 4 jam menggunakan ringer laktat. Midazolam dengan kekuatan 5 mg/mL dapat diencerkan dengan NaCL 0,9% atau dextrose 5%. Gunakan segera cairan infus dengan midazolam atau dalam beberapa kasus sampai 24 jam. Simpan dalam suhu 2–8 derajat Celsius.[2,6]
Cara Penyimpanan
Cara penyimpanan obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembab. Tidak diperbolehkan disimpan di kamar mandi serta tidak boleh dibekukan. [4,7]
Kombinasi dengan obat lain
Sebagaimana diketahui bahwa jalur metabolik utama dari midazolam adalah melalui CYP3A4, oleh karena itu inhibitor atau penginduksi enzim ini sebagian besar mempengaruhi farmakokinetik obat jika diberikan secara bersamaan. Hal ini dapat meningkatkan risiko toksisitas dari midazolam serta terjadinya intensifikasi depresi pernapasan. Contoh obat yang merupakan inhibitor CYP3A4 antara lain haloperidol, clarithromycin, diltiazem, fluoxetine/olanzepam, fluconazole, ketoconazole, mikonazol.
Selain itu midazolam juga tidak boleh diberikan bersamaan dengan obat golongan inducer CYP3A4; dexamethasone dan carbamazepine karena secara signifikan menurunkan efek sedatif midazolam.[1,4,12]