Pengawasan Klinis Midazolam
Pengawasan klinis pada penggunaan midazolam berhubungan dengan efek sampingnya. Pada sebagian kasus, efek samping midazolam dapat mengakibatkan kematian oleh karena depresi pernapasan dan henti jantung.[3,6]
Penggalian Riwayat Penggunaan Obat-Obatan dan Alcohol-use-disorder
Sebelum pemberian obat midazolam, perlu penggalian informasi mengenai obat-obatan rutin yang digunakan oleh pasien. Obat-obatan yang dimaksud adalah obat-obatan menginhibisi maupun meningkatkan aksi CYP3A yang berpotensi potensi untuk meningkatkan dan menurunkan konsentrasi plasma. Seperti obat golongan azole (ketoconazole, itraconazole), protease inhibitor, makrolid, golongan barbiturat, antidepressants, golongan benzodiazepine lain, antipsikotik, calcium-channel blocker, serta penggunaan alkohol maupun herbal (st john's wort).[2,6,17]
Pengawasan klinis untuk Overdosis Midazolam
Dalam pemberian midazolam diperlukan pengawasan klinis guna memantau tanda-tanda vital dan menghindari dari over dosis. Terdapat beberapa parameter untuk memonitor tanda vital pasien antara lain:
- Monitor fungsi sirkulasi kardiovaskular; adanya hipotensi, vasodilatasi
- Monitor fungsi pernafasan; laju nafas, saturasi oksigen, pernapasan adekuat, ada atau tidaknya tanda depresi pernafasan
- Monitor status mental; penilaian GCS (Glasgow Coma Scale), menilai adanya agitasi, perubahan status mental dibandingkan pada saat admisi pertama kali[2,6]
Alat-alat resusitasi, monitoring dan obat antidotum ( harus selalu tersedia bila overdosis dicurigai flumazenil. Pemberian flumazenil hanya diberikan pada overdosis akut, tidak pada pasien overdosis akibat pemakaian kronis midazolam. Pemakaiannya harus diperhatikan karena dapat menyebabkan kejang.[1–6]
Selain parameter monitor yang telah disebutkan diatas, diperlukan juga untuk mengenali tanda-tanda over dosis, antara lain:
- Kesadaran somnolen
- Terdapat ataksia dan disartria
- Adanya depresi pernafasan
- Hipotensi
- Kelemahan anggota gerak
- Koma
- Depresi pernapasan
- Didapatkannya hilangnya reflek-refleks[2,6,13]
Karena merupakan obat yang larut dalam air, maka memerlukan waktu 3 kali lebih lama dari diazepam untuk memberikan efek pada EEG. Dengan demikian,dokter harus menunggu sekitar 2-3 menit untuk dapat mengevaluasi sepenuhnya dari efek sedatif yang ditimbulkan sebelum memulai prosedur atau mengulangi dosis.[1,2,6,13]