Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Indikasi Tes Penala general_alomedika 2020-07-10T15:48:17+07:00 2020-07-10T15:48:17+07:00
Tes Penala
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Indikasi Tes Penala

Oleh :
dr. Nicholas Pratama
Share To Social Media:

Indikasi tes penala atau pemeriksaan tajam pendengaran diperuntukkan bagi pasien  yang mengeluhkan penurunan kemampuan pendengaran. Tes Rinne dilakukan bila ada kecurigaan tuli sensorineural seperti presbiakusis, penyakit Meniere, penurunan pendengaran akibat paparan suara keras terus menerus, dan sebagainya. Sedangkan tes Weber dilakukan untuk mengetahui tuli konduktif, tuli sensorineural, maupun campuran.

Keluhan lain seperti nyeri telinga dan keluarnya cairan dari telinga juga menjadi indikasi. Tes Rinne dan Weber merupakan pemeriksaan yang bersifat pemeriksaan dini yang dapat dilakukan kapan saja dengan peralatan yang sederhana

Tuli Konduktif

Penyakit yang dapat menyebabkan tuli konduktif yang sering terjadi adalah obstruksi kanalis eksterna akibat serumen, exostosis, benda asing, dan otitis eksterna, perforasi membran timpani, otitis media efusi, hingga otosklerosis. Tes Rinne dilakukan untuk mengevaluasi hilangnya pendengaran pada satu telinga. Normalnya hantaran udara lebih cepat daripada hantaran tulang. Sehingga pada pemeriksaan akan didapatkan suara tetap terdengar dari telinga luar setelah suara tidak terdengar lagi dari hantaran tulang mastoid.

Pada kasus tuli konduktif unilateral murni terdapat peningkatan suara yang terdengar melalui hantaran tulang karena dua sebab yaitu masking effect dan occlusion effect. Masking effect adalah kondisi suara terdengar pada telinga yang tuli konduktif tidak terpapar suara mengganggu dari lingkungan luar dibandingkan dengan telinga yang tidak tuli. Maka itu telinga yang mengalami tuli konduktif lebih sensitif suara dari hantaran tulang.[3,4]

Occlusion effect adalah kondisi dimana suara dihantarkan melalui tulang sampai ke koklea. Normalnya suara berfrekuensi rendah akan keluar dari kanalis auditorius,tetapi karena adanya gangguan di kanalis auditorius maka suara yang seharusnya keluar tidak dapat keluar dan meningkatkan suara yang terdengar di koklea.[3,4]

Tuli Sensorineural

Penyakit yang dapat menyebabkan tuli sensorineural atau Noise-induced hearing loss (NIHL)  antara lain tumor cerebellopontine, infeksi meningitis atau labirinitis, Meniere, paparan suara keras terus menerus, ototoksik, dan presbikusis.[1]

Dilakukan Tes Weber dilakukan untuk melengkapi tes Rinne dan dilakukan secara berurutan untuk mendapatkan kesimpulan pemeriksaan. Tes Weber menentukan lateralisasi suara dan sangat penting dalam tuli yang asimetris. Normalnya telinga kiri dan kanan dapat mendengar secara seimbang Telinga tengah lebih sensitif hantaran udara daripada hantaran tulang.[3,4]

Tuli Campuran

Tuli campuran adalah gabungan kedua tipe tuli konduktif dan sensorineural. Jenis tuli campuran biasanya terjadi pada kondisi dimana terdapat penyakit akibat tuli dan konduktif dan tuli sensorineural dimiliki pasien secara bersamaan. Tuli campuran ditandai dengan peningkatan konduksi udara dengan selisih ambang dengar udara dan tulang sebesar 15 dB atau lebih. Pada tes Rinne dan Weber hasil umumnya inkonklusif sehingga penegakkan diagnosis tuli campuran dilakukan dengan audiometri nada murni.[6]

Tabel 1. Penyebab Tuli Konduktif dan Sensorineural

Tuli Konduktif
Lokasi Gangguan Riwayat
Membran timpani Perforasi, timpanosklerosis Barotrauma, trauma kepala dan telinga, otitis media yang baru terjadi atau berulang
Telinga tengah Kolesteatoma Otitis media rekuren dengan riwayat perforasi, penurunan pendengaran bertahap
Gangguan tulang pendengaran Otitis media rekuren, trauma

Otitis media efusi

Demam, otalgia
Otosclerosis Penurunan pendengaran bertahap bilateral pada usia 30-50 tahun. Pendengaran lebih baik pada lingkungan yang berisik.
Pinna dan kanalis auditori eksternus Obstruksi akibat serumen Penurunan pendengaran bertahap, otalgia
Obstruksi akibat exostoses (Surfer’s ear)

Penurunan pendengaran bertahap, otalgia
Obstruksi akibat benda asing Penurunan pendengaran bertahap, otalgia
Otitis externa Otalgia, keluarnya cairan dari telinga
Tuli Sensorineural
Gangguan Riwayat
Autoimun Penurunan pendengaran progresif cepat dan bilateral, vertigo
Neoplasma Penurunan pendengaran progresif lambat dan unilateral disertai tinnitus, nyeri kepala
Meningitis/Labyrinthitis Komplikasi otitis media, penurunan pendengaran yang berkembang
Meniere Rasa penuh pada telinga episodik, vertigo, tinnitus, penurunan pendengaran
Paparan suara keras Paparan suara keras mendadak secara akut (135 dB), dan secara kronik (85 dB)
Ototoxin Penurunan pendengaran berkembang bertahap, adanya paparan ototoksik
Presbikusis Usia tua, riwayat keluarga
Trauma Riwayat trauma pada kepala yang baru terjadi atau pernah terjadi

Sumber : dr. Nicholas, 2020[1]

Referensi

1. Michels TC, Duffy MT, Rogers DJ. Hearing Loss in Adults: Differential Diagnosis and Treatment. AFP. 2019 Jul 15;100(2):98–108.
3. Wahid NWB, Attia M. Weber Test [Internet]. StatPearls Publishing; 2019 [cited 2020 Feb 18]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526135/
4. Rinne Test - StatPearls - NCBI Bookshelf [Internet]. [cited 2020 Feb 6]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK431071/
6. Liu D-H. 50 - Auditory, Vestibular, and Visual Impairments. In: Cifu DX, Lew HL, editors. Braddom’s Rehabilitation Care: A Clinical Handbook [Internet]. Elsevier; 2018. p. 355-362.e6. Available from: http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780323479042000507

Pendahuluan Tes Penala
Kontraindikasi Tes Penala
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
25 Februari 2020
Penanganan yang tepat untuk pasien anak dengan tuli sensorineural
Oleh: dr. Nurul Falah
4 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya, pada jurnal jurnal yang Saya baca, anak anak dengan tuli sensorineural, selalu akan menjalani amplifikasi (pemasangan alat bantu...
dr. Nurul Falah
06 November 2019
Stem Cell untuk penanganan tuli sensorineural apakah sudah tersedia di Indonesia
Oleh: dr. Nurul Falah
4 Balasan
Alodok, selamat malam, izin bertanya, apakah di Indonesia sudah ada prosedur stem cell untuk terapi Tuli Sensorineural? Karena ada user yang mengatakan bahwa...
dr. Ni Luh Putu Wulan Budyawati
15 Februari 2019
Proses operasi telinga pada Goldenbar syndrome
Oleh: dr. Ni Luh Putu Wulan Budyawati
16 Balasan
Malam dok, ijin konsul pertanyaan dari user. Pasien perempuan usia 19 tahun mengaku memiliki penyakit Goldenhar dimana telinga kanannya tidak ada daun...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.