Red Flags Vertigo

Oleh :
Meili Wati

Kebanyakan kasus vertigo disebabkan oleh etiologi yang jinak. Meski demikian, adanya red flags atau tanda bahaya mengindikasikan terdapat etiologi serius, seperti stroke atau tumor otak.[1]

Definisi dan Kemungkinan Etiologi Vertigo

Vertigo merupakan keluhan yang cukup sering ditemukan di praktik sehari-hari dan umumnya bersifat swasirna. Vertigo adalah sensasi berputar yang dirasakan seseorang terhadap diri maupun terhadap lingkungannya. Vertigo umumnya timbul akibat penyebab jinak, tetapi juga dapat berkaitan dengan kelainan pada sistem saraf pusat yang mengancam nyawa.

shutterstock_1662766783

Pada mayoritas kasus, vertigo timbul akibat gangguan pada sistem vestibular perifer yang tidak bersifat fatal, misalnya akibat BPPV (Benign Paroxysmal Positional Vertigo) dan penyakit Meniere. Meski demikian, vertigo juga dapat menjadi manifestasi gangguan sentral, seperti aterosklerosis pembuluh darah otak, cedera otak traumatik, dan keganasan area kepala.[1-3]

Sebuah kohort yang melibatkan 3220 pasien kanker mengungkapkan bahwa adanya vertigo yang disertai ataksia, kejang, gangguan wicara, dan manifestasi sentral lainnya meningkatkan kemungkinan penyebab vertigo yang lebih serius. Mengenali red flags ini akan membantu menyeleksi pasien mana yang memerlukan pemeriksaan lanjutan dan mana yang tidak, dengan harapan dapat mendeteksi dan memberi terapi lebih awal untuk vertigo yang berkaitan dengan etiologi serius.[1]

Red Flags Vertigo

Walaupun sebagian besar kasus vertigo yang terjadi merupakan vertigo perifer, namun perlu tetap dipikirkan juga kemungkinan vertigo sentral. Berikut merupakan tanda bahaya atau “red flags” vertigo:

  • Vertigo bersifat persisten dan dirasakan semakin memberat
  • Keluhan disertai dengan penurunan tajam pendengaran unilateral dan bersifat mendadak
  • Adanya defisit neurologis, seperti gangguan penglihatan, pengucapan atau artikulasi, dan kelemahan anggota gerak tubuh
  • Gangguan keseimbangan tubuh yang menyebabkan ketidakmampuan berjalan dengan baik, seperti ataksia

  • Adanya nistagmus yang bersifat multidireksi atau vertikal
  • Adanya tanda peningkatan intrakranial, seperti nyeri kepala yang hebat, papilledema, muntah proyektil, kejang, atau penurunan kesadaran[2-6]

Penanganan Pasien dengan Red Flags Vertigo

Langkah awal yang penting dalam menangani pasien vertigo adalah mendeskripsikan keluhan "pusing" secara jelas untuk membedakan vertigo dengan pusing lainnya. Deskripsi vertigo yang bisa disampaikan pasien adalah pusing berputar seperti naik komedi putar, ruangan terasa berputar, rasa tidak seimbang seperti mau jatuh, ataupun rasa terombang-ambing seperti di atas perahu. Deskripsi ini akan berbeda dengan sinkop, dimana pasien merasa kepala ringan seperti mau pingsan.

Anamnesis

Seperti disebutkan di atas, pada anamnesis dokter perlu membedakan pusing akibat vertigo dengan pusing lain seperti lightheadedness. Dokter juga perlu mengidentifikasi faktor pencetus timbulnya keluhan, misalnya saat mengubah posisi kepala atau muncul bahkan saat sedang diam. Tanyakan pula waktu kejadian, termasuk awitan, frekuensi, serta durasi vertigo.[2,5]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan tanda vital seperti tekanan darah, frekuensi nadi, suhu dan frekuensi pernapasan penting dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya penyakit penyerta lainnya. Pada vertigo dengan etiologi jinak, pemeriksaan fisik umumnya baik.

Perlu dilakukan juga pemeriksaan neurologis seperti tingkat kesadaran, pemeriksaan saraf kranial, serta kekuatan motorik dan sensorik. Pada kasus vertigo akibat penyebab berbahaya, pasien umumnya mengalami gangguan neurologis karena lesi yang menimbulkan gejala vertigo biasanya terjadi di sistem saraf pusat.

Pemeriksaan Dix-Hallpike lebih baik dilakukan untuk pasien dengan durasi vertigo kurang dari 2 menit dan tidak ada nistagmus saat keadaan istirahat. Pemeriksaan head-impulse, nystagmus, test of skew (HINTS) ditambah tes fungsi pendengaran dapat dilakukan untuk pasien yang memiliki keluhan vertigo dengan durasi beberapa jam atau hari, serta jika ditemukan nistagmus saat istirahat atau nistagmus spontan.

Jika hasil keempat pemeriksaan HINTS plus hasilnya mengarah ke perifer, maka kemungkinan pasien mengalami neuritis vestibular. Namun, jika salah satu saja hasil pemeriksaan HINTS plus hasilnya mengarah pada lesi sentral, maka pemeriksaan pencitraan untuk mengeksklusi lesi sentral harus dilakukan. Pemeriksaan HINTS plus ini cukup sensitif untuk mendeteksi vertigo akibat lesi sentral, bahkan bila dilakukan dalam 48 jam setelah onset gejala.[3,5,6]

Pemeriksaan Penunjang

Pasien vertigo tanpa red flags tidak memerlukan pemeriksaan penunjang lanjutan. Pada pasien vertigo yang memiliki red flag, MRI otak atau CT scan kepala merupakan modalitas pencitraan yang baik untuk mendeteksi lesi sentral.[2,5,6]

Penatalaksanaan

Vertigo yang tidak memiliki red flags umumnya bersifat swasirna. Pemberian terapi suportif  dan simptomatik dapat membantu menghilangkan keluhan. Contoh modalitas yang dapat digunakan adalah latihan seperti Brandt Daroff.

Sementara itu, pasien dengan lesi sentral perlu dirujuk kepada spesialis terkait. Sebagai contoh, pasien stroke dirujuk ke spesialis saraf, sedangkan pasien dengan cedera kepala dapat dirujuk ke bedah saraf.[1,3,6]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Saphira Evani

Referensi