Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Vertigo general_alomedika 2022-06-06T20:47:48+07:00 2022-06-06T20:47:48+07:00
Vertigo
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Vertigo

Oleh :
dr. Nathania S. Sutisna
Share To Social Media:

Diagnosis penyebab dari vertigo ditegakkan dengan pendekatan diagnosis yang dimulai dari membedakan apakah vertigo yang dialami oleh pasien adalah vertigo perifer atau sentral.

Penting bagi dokter untuk benar-benar membedakan jenis vertigo berdasarkan etiologinya dan mengevaluasi tanda bahaya yang mungkin terjadi pada pasien dengan vertigo melalui anamnesis, pemeriksaan fisik maupun penunjang.

Anamnesis terutama harus ditanyakan mengenai waktu dan pemicu vertigo, riwayat komorbid, serta obat-obatan yang sedang dikonsumsi pasien.

Pemeriksaan fisik spesifik yang harus dilakukan adalah pemeriksaan gait pasien, tes Romberg, pemeriksaan head-impulse, nystagmus, test of skew (HINTS), serta manuver Dix-Hallpike. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan di antaranya adalah pemeriksaan audiometri dan pencitraan.

Anamnesis

Pada anamnesis, pasien vertigo umumnya mengeluhkan gejala pusing yang mana harus dibedakan apakah gejala tersebut benar vertigo atau pusing. Pusing atau dikenal sebagai dizziness merupakan gangguan persepsi orientasi tanpa disertai dengan ilusi pergerakan.

Sedangkan vertigo didefinisikan sebagai adanya ilusi dari pergerakan, baik sensasi badan pasien yang bergerak, yang disebut vertigo internal, maupun lingkungan sekitar yang bergerak yaitu vertigo eksternal.

Dalam praktik sehari-hari di Indonesia, banyak pasien yang mengatakan “sakit kepala” sebagai “pusing”. Sehingga, persepsi “pusing” antara pasien dan pemeriksa harus disamakan terlebih dahulu. Pada kasus vertigo, pasien juga dapat mengeluhkan “pusing berputar”, “pusing tujuh keliling”, atau “keliyengan”.

Pada vertigo, sensasi pergerakannya perlu digali lebih lanjut, antara lain sensasi berputar, sensasi melayang atau seperti diombang-ambing di kapal, atau linear (seperti jatuh).

Pertanyaan berikutnya adalah pertanyaan yang mengarah ke arah kapan dan bagaimana timbulnya gejala tersebut. Apakah gejala timbul mendadak atau perlahan, dalam waktu hitungan jam atau hari atau tahunan, dan apakah berubah dengan posisi tubuh atau tidak.[17]

Durasi serangan yang cepat yakni detik hingga hitungan jam mengarahkan ke vertigo penyebab di perifer, namun penyebab sentral seperti serangan transient ischemic attack (TIA) masih belum dapat disingkirkan.

Kejadian vertigo yang tiba-tiba umumnya disebabkan karena penyebab perifer, kecuali untuk serangan serebrovaskular sebagai penyebab vertigo sentral. Vertigo yang timbul berhari-hari umumnya disebabkan dari penyebab sentral.

Gejala penyerta yang perlu ditanyakan adalah ada tidaknya gangguan pendengaran seperti tinnitus dan penurunan pendengaran yang mengarah ke vertigo perifer. Gejala lain yang perlu ditanyakan adalah manifestasi dari defisit neurologis, khususnya bila mengarah ke vertigo sentral.[18]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik generalisata perlu dilakukan, khususnya untuk menemukan kemungkinan vertigo sentral. Pemeriksaan telinga dengan otoskop dan pendengaran juga perlu dilakukan untuk menemukan ada tidaknya gangguan pada telinga secara umum. Adanya vesikel di sekitar telinga dapat menjadi tanda dari sindrom Ramsay-Hunt yang juga dapat menyebabkan vertigo.

Pemeriksaan HINTS

Pemeriksaan HINTS merupakan metode untuk menentukan penyebab vertigo dengan melihat pergerakan mata pasien secara seksama. Langkah pemeriksaan dapat diringkas dalam mnemonik HINTS yaitu head impulse, nystagmus, test of skew, yang memberikan nilai informasi sebagai berikut:

Head impulse:

Head impulse adalah pemeriksaan dengan melakukan gerakan tiba-tiba dan menghentak posisi kepala. Pasien diposisikan duduk tegak, mata terfiksasi pada hidung pemeriksa, kemudian pemeriksa secara tiba-tiba menggeleng kepala pasien ke kanan, kemudian balik ke posisi asal, ke kiri dan kemudian balik ke posisi asal.

Hasil yang positif, dimana mata gagal terfiksasi pada pandangan lurus ke depan, memberikan hasil yang sugestif vertigo perifer. Sebaliknya, bila mata terfiksasi (refleks vestibulo-koklear) maka memberikan hasil yang sugestif vertigo sentral.

Nystagmus:

Tanpa menggerakkan kepala, pandangan pasien diminta untuk mengikuti jari pemeriksa untuk melihat ke arah kanan dan kiri. Nilai ada tidaknya nistagmus horizontal, vertikal, atau rotasional.

Pemeriksaan untuk menentukan nistagmus juga dapat dilakukan dengan manuver Dix Hallpike. Nistagmus horizontal dan rotasional yang diperberat dengan adanya faktor provokasi umumnya ditemukan pada vertigo perifer.

Sedangkan temuan nistagmus murni yaitu horizontal, vertikal atau rotasional, yang menetap umumnya menjadi petunjuk adanya vertigo sentral.

Test of skew:

Pada posisi duduk, mata kanan dan kiri pasien ditutup dan dibuka secara bergantian. Pada saat mata dibuka setelah ditutup, bila timbul deviasi vertikal, maka sugestif vertigo sentral.

Pemeriksaan Fisik untuk Gangguan Intrakranial

Defisit neurologis lain yang penting untuk diperiksa adalah pemeriksaan neurologis untuk fungsi batang otak dan serebelum, untuk melihat kemungkinan adanya gangguan intrakranial.

Contoh pemeriksaan ini adalah tes tunjuk-jari-ke-hidung, pemeriksaan disdiadokinesia dan Romberg bila memungkinkan.[3,17-20]

Alur Diagnosis

Alur diagnosis vertigo dimulai dengan menentukan apakah vertigo terjadi secara episodik atau terus-menerus.

Vertigo yang Terjadi secara Terus-Menerus

Pada vertigo yang terjadi secara terus-menerus, singkirkan terlebih dahulu etiologi barotrauma atau obat-obatan. Obat yang umumnya menyebabkan efek samping vertigo adalah antipsikotik dan obat psikoaktif.

Berikut adalah daftar obat yang dilaporkan memiliki efek samping vertigo:

  • Antibiotik: cinoxacin, levofloxacin, ciprofloxacin, kanamycin, amikacin, tobramycin, gentamicin, erythromycin, azithromycin, clarithromycin, amfotericin B, flucytosine, itrakonazole, fluconazole, chloroquine

  • Antihipertensi: enalapril, zofenopril, irbesartan, lacidipin, amlodipine, nikardipin

  • Mukolitik: carbocysteine
  • Antiinflamasi: ibuprofen, celecoxib, diklofenak, disketoprofen, ketorolac, naproxen, aspirin, paracetamol

  • Psikoaktif: antidepresan (sertraline, amitriptyline, trazodon), antipsikotik (chlorpromazine, clozapine, thioridazine)
  • Penurun kolesterol: simvastatin, atorvastatin

  • Logam berat: arsenik, merkuri, cis-platinum
  • Antiparkinson: bromokriptin, levodopa

  • Anti-epileptik: lamotrigine, karbamazepin, oxcarbazepine[21,40]

Jika penyebab barotrauma atau medikasi disingkirkan, lakukan pemeriksaan HINTS untuk membedakan etiologi sentral atau perifer. Jika hasil HINTS positif, maka etiologi perifer berupa neuritis vestibular sedangkan jika hasil HINTS negatif maka etiologi sentral seperti stroke atau transient ischemic attack.[22]

Vertigo yang Terjadi secara Episodik

Pertama-tama, tentukan apakah vertigo terjadi secara spontan atau dipicu oleh perubahan posisi. Pada vertigo yang dipicu oleh perubahan posisi, lakukan manuver Dix-Hallpike untuk menentukan penyebab vertigo.

Hasil manuver Dix-Hallpike positif mengarahkan pada diagnosis benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) sedangkan pada hasil negatif, perlu dinilai kemungkinan adanya hipotensi ortostatik.

Pada vertigo yang terjadi secara spontan, lakukan audiometri untuk menilai adanya gangguan pendengaran, serta lakukan penilaian ada tidaknya gejala migraine atau gangguan psikiatri.

Vertigo dengan gangguan pendengaran mengarah kepada diagnosis penyakit Meniere. Pemeriksaan pencitraan juga perlu dilakukan untuk menilai ada tidaknya stroke atau transient ischemic attack.

Vertigo dengan migrain mengarah pada diagnosis migraine vestibular sedangkan gangguan psikiatri yang dapat menyebabkan vertigo di antaranya adalah gangguan ansietas dan gangguan somatoform.[22]

Baru-baru ini sebuah studi di Korea Selatan menemukan adanya subtipe vertigo baru yang disertai dengan adanya head-shaking nystagmus pada sekitar 10% pasien yang mengalami vertigo rekuren benigna. Subtipe ini disebut sebagai vertigo spontan rekuren dengan head-shaking nystagmus.[39]

Etiologi dari kondisi ini pada umumnya masih belum diketahui secara pasti namun diperkirakan memiliki keterkaitan genetik dengan penyakit Meniere dan atau migrain vestibularis. Pasien vertigo tipe ini mengalami gejala vertigo yang lebih berat dibandingkan dengan pasien vertigo spontan rekuren tanpa head-shaking nystagmus.

Gejala nistagmus pada kondisi ini memiliki intensitas lebih tinggi serta berdurasi 2-3 kali lebih lama dibandingkan nistagmus pada neuritis vestibularis, migrain vestibularis maupun penyakit Meniere.[40]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk vertigo adalah pemeriksaan audiometri dan pencitraan sistem saraf pusat berupa computerized tomography (CT) scan kepala atau magnetic resonance imaging (MRI) otak.

Audiometri dilakukan untuk menilai ada tidaknya gangguan pendengaran pada pasien. Pemeriksaan pencitraan hanya disarankan jika terdapat abnormalitas neurologis.

Untuk melihat adanya kecurigaan ke arah stroke, MRI lebih menjadi pilihan karena dapat memvisualisasi serebelum dengan lebih baik dibandingkan CT scan. Bone window CT Scan dapat membantu menegakkan diagnosis superior semicircular canal dehiscence syndrome.[9,27]

 

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

 

Referensi

3. Muncie HL, Sirmans SM, James E. Dizziness: approach to evaluation and management. Am Fam Physician, 2017;95(3):154-162
9. Muncie HL, Sirmans SM, James E. Dizziness: Approach to Evaluation and Management. Am Fam Physician. 2017.
17. K. Bateman, C. Rogers, E. Meyer. An Approach to Acute Vertigo. SAMJ. 2015. http://www.samj.org.za/index.php/samj/article/view/10102
18. Dommaraju S, Perera E. An approach to vertigo in general practice. Aust Fam Physician. 2016.
19. Zatonski T, Temporale H, Holanowska J, et al. Current views on treatment of vertigo and dizziness. J Med Diagn Meth. 2014.
20. Quimby AE, Kwok ESH, Johns P, et al. Usage of the HINTS exam and neuroimaging in the assessment of peripheral vertigo in emergency department. J of otolaryngology – head & neck surgery. 2018.
21. Chimirri S, Aiello R, Mazzitello C, et al. Vertigo/ dizziness as a drugs’ adverse reaction. J Pharmacol Pharmacother. 2013.
22. Bhattacharyya N, Gubbels SP, Schwartz SR, Edlow JA, El-Kashlan H, Fife T, Holmberg JM, Mahoney K, Hollingsworth DB, Roberts R, Seidman MD, Steiner RW, Do BT, Voelker CC, Waguespack RW, Corrigan MD. Clinical Practice Guideline: Benign Paroxysmal Positional Vertigo (Update). Otolaryngol Head Neck Surg. 2017.
27. Van Vugt VA, van der Horst HE, Payne RA, et al. Chronic vertigo: treat with exercise, not drugs. BMJ. 201.
39. Lee SU, Choi JY, Kim HJ, Kim JS. Recurrent spontaneous vertigo with interictal headshaking nystagmus. Neurology. 2018.
40. Chimirri S, Aiello R, Mazzitello C, Mumoli L, Palleria C, Altomonte M, Citraro R, De Sarro G. Vertigo/dizziness as a Drugs' adverse reaction. J Pharmacol Pharmacother. 2013 Dec;4(Suppl 1):S104-9. doi: 10.4103/0976-500X.120969. PMID: 24347974; PMCID: PMC3853661.

Epidemiologi Vertigo
Penatalaksanaan Vertigo

Artikel Terkait

  • Evaluasi Pusing
    Evaluasi Pusing
  • Mengenal Tipe Baru Vertigo: Vertigo Spontan Rekuren dengan Head-Shaking Nystagmus
    Mengenal Tipe Baru Vertigo: Vertigo Spontan Rekuren dengan Head-Shaking Nystagmus
  • Red Flags Vertigo
    Red Flags Vertigo
  • Efikasi Manuver Epley untuk Benign Paroxysmal Positional Vertigo
    Efikasi Manuver Epley untuk Benign Paroxysmal Positional Vertigo
Diskusi Terkait
dr.Dizi Bellari Putri
23 September 2022
Cara Melakukan Manuver Brandt Daroff untuk Tangani Vertigo- Video ALOMEDIKA
Oleh: dr.Dizi Bellari Putri
1 Balasan
ALO Dokter! Selain dengan terapi medikamentosa, gejala vertigo bisa juga diringankan dengan melakukan gerakan manuver, salah satunya manuver Brandt Daroff....
dr.Deryana Primasanti
29 Juni 2022
Fisioterapi pada pasien dengan benign paroxysmal positional vertigo - Rehabilitasi Medik Ask the Expert
Oleh: dr.Deryana Primasanti
1 Balasan
Alo Dr.dr. Fitriana Biben, Sp. KFR (K)Izin bertanya, apakah brandt daroff exercise atau epley dapat dilakukan sejak awal serangan BPPV? Bagaimana jika respon...
Anonymous
07 Juni 2022
Antimo untuk vertigo - Saraf Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Ade, SpS. Pernah ada dokter senior yang memberikan tip untuk memberikan antimo untuk keluhan vertigo, jika kondisi sulit mendapatkan obat vertigo....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.