Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Pedoman Klinis Inseminasi Buatan y2afrika 2022-05-12T14:43:13+07:00 2022-05-12T14:43:13+07:00
Inseminasi Buatan
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Pedoman Klinis Inseminasi Buatan

Oleh :
dr. DrRiawati MMedPH
Share To Social Media:

Inseminasi buatan disebut juga inseminasi artifisial (artificial insemination) atau assisted insemination. Intrauterine insemination (IUI) adalah salah satu metode inseminasi buatan yang paling sering dilakukan, yaitu memasukkan sperma ke dalam uterus bagian atas untuk mempermudah pembuahan. Pedoman klinis inseminasi buatan yang harus diperhatikan adalah:

  • Tindakan ini bertujuan untuk memperoleh kelahiran bayi sehat dan normal, sehingga sebelumnya pasangan suami istri sebaiknya dianjurkan untuk menjalani prosedur buatan sealamiah mungkin
  • Indikasi tindakan ini adalah infertilitas pria ringan-sedang, seperti oligospermia, motilitas sperma yang menurun, gangguan ejakulasi, ataupun disfungsi ereksi. Sedangkan indikasi untuk infertilitas wanita adalah dispareunia, endometriosis ringan, atau masalah endometriosis dan serviks yang ringan
  • Tindakan ini dikontraindikasikan untuk wanita berusia >40 tahun atau dengan gangguan berat tuba fallopi, riwayat infeksi pelvis, endometriosis sedang-berat, dan deformitas uterus
  • Tindakan ini juga tidak dianjurkan untuk pria dengan infertilitas berat, yang sebaiknya dirujuk langsung untuk tindakan prosedur bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF)
  • Tindakan IUI dapat dicoba sebanyak 3‒6 siklus, dengan jarak sebaiknya 3–6 bulan ke depan untuk memperbesar kemungkinan hamil
  • Selain IUI, metode inseminasi buatan lainnya adalah intracervical atau intratubal
  • Wanita yang akan melakukan tindakan ini sering kali diberikan terapi Controlled Ovarian Hyperstimulation (COH), sehingga memiliki risiko komplikasi kehamilan ganda dan ovarian hyperstimulation syndrome (OHSS)
  • Edukasi yang perlu disampaikan termasuk pasien tidak perlu rawat inap, dan wanita dapat melakukan aktivitas normal seperti biasanya. Selain itu, gejala normal pasca prosedur di antaranya keluar cairan dari vagina yang berwarna jernih atau berdarah, kram ringan perut bawah, kembung, konstipasi, dan nyeri payudara
  • Aspek hemat biaya untuk tindakan ini akan hilang keunggulannya terhadap prosedur IVF apabila pasien harus melakukan prosedur berulang sebelum mencapai keberhasilan konsepsi[1,2,4,10,11]

Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi keberhasilan tindakan inseminasi buatan, yaitu:

  • Usia maternal, yang sebaiknya <35 tahun
  • Frekuensi tindakan, di mana pelaksanaan tindakan setiap bulan, meningkatkan angka keberhasilan hingga 20% per siklus ovulasi
  • Sampel semen yang adekuat, dengan jumlah dan morfologi sperma yang baik >5%
  • Pemilihan waktu pelaksanaan tindakan
  • Etiologi infertilitas
  • Konsumsi obat penyubur, seperti clomiphene, letrozole, atau human menopausal gonadotropins

  • Patensi tuba falopi, di mana sedikitnya satu tuba fallopi harus terbuka
  • Kualitas sel telur
  • Uterus yang normal [1,4,11]

 

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Allahbadia GN. Intrauterine Insemination: Fundamentals Revisited. J Obstet Gynaecol India. 2017;67(6):385-392. doi:10.1007/s13224-017-1060-x
2. Puscheck EE. Infertility treatment. Infertility. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/274143-overview#a6
4. Scholten I. van Zijl M. Custers IM. et al. The effectiveness of intrauterine insemination: A matched cohort study. Eur J Obstet Gynecol Reprod Biol. 2017. 212, 91-95. doi: 10.1016/j.ejogrb.2017.03.028
10. Pemerintah Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61, Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi, http://www.bpkp.go.id/pencarian/result.bpkp
11. Tjon-Kon-Fat RI. Tajik P. Zafarmand MH. et al. IVF or IUI as first-line treatment in unexplained subfertility: the conundrum of treatment selection markers. Hum Reprod, 2017. 32(5), 1028-1032. doi: 10.1093/humrep/dex037

Edukasi Pasien Inseminasi Buatan

Artikel Terkait

  • Perbedaan IVF dan IUI
    Perbedaan IVF dan IUI
  • Jenis Pengobatan Infertilitas
    Jenis Pengobatan Infertilitas
  • Terapi Pembedahan Mioma pada Kasus Subfertilitas
    Terapi Pembedahan Mioma pada Kasus Subfertilitas
  • Efikasi Penggunaan GnRH pada Luaran Prosedur IVF
    Efikasi Penggunaan GnRH pada Luaran Prosedur IVF
  • Manfaat Histeroskopi dalam Penanganan Kasus Infertilitas
    Manfaat Histeroskopi dalam Penanganan Kasus Infertilitas

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
29 Maret 2022
Suplemen infertilitas yang dapat dianjurkan untuk pasutri menikah 7 bulan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter pasutri kurang lebih 7 bulan berhubungan suami istri teratur di masa subur tanpa menggunakan alat KB belum mempunyai anak. Riwayat dismenorrhea,...
Anonymous
15 Februari 2022
Sering berhubungan seksual menurunkan kualitas sperma
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pertanyaan dari pasien mengenai jika tidak berhubungan seks dalam jangka waktu yang lama apakah bisa meningkatkan kualitas sperma...
Anonymous
28 Oktober 2021
Pasien dengan Teratozoospermia
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Selamat malam alo dok. Saya ingin bertanya, Pada pasien dengan yg memiliki diagnosis Teratozoopermia pada pemeriksaan analisis sperma, terapi atau...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.