Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Teknik Inseminasi Buatan y2afrika 2022-05-12T14:36:05+07:00 2022-05-12T14:36:05+07:00
Inseminasi Buatan
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Inseminasi Buatan

Oleh :
dr. DrRiawati MMedPH
Share To Social Media:

Teknik inseminasi buatan yang paling sering dilakukan adalah intrauterine insemination (IUI), yaitu memasukkan kateter berisi sperma yang sudah dicuci ke dalam uterus. Inseminasi juga dapat dilakukan ke dalam serviks uterus atau tuba Fallopi.[1,4,6]

Persiapan Pasien

Persiapan pasien inseminasi buatan dimulai dengan konseling dan informed decision kepada pasangan suami istri, sehingga mendapatkan informed consent. Pemeriksaan sebelum prosedur dilakukan secara detail dan lengkap, termasuk mengevaluasi status fertilitas pasien dan mendokumentasikan seluruh prosedur.[1,6]

Persiapan Wanita

Persiapan pasien wanita dimulai dengan pemeriksaan kematangan sel telur, pasien perlu melakukan pemeriksaan kadar hormon dalam darah dan USG transvaginal. Prosedur inseminasi buatan akan dilakukan pada sekitar waktu ovulasi, yang secara tipikal terjadi pada 24─36 jam setelah puncak luteinizing hormone (LH).[1]

Walaupun IUI dapat dilakukan pada wanita tanpa stimulasi ovarium, tetapi controlled ovarian hyperstimulation (COH), terutama dengan gonadotropin dosis rendah, dapat meningkatkan keberhasilan prosedur. Akan tetapi, COH harus dilakukan berdasarkan pemeriksaan awal yang ketat dan pemberian dosis individual, untuk mencegah komplikasi seperti kehamilan ganda dan ovarian hyperstimulation syndrome (OHSS).[1,9]

Pada saat tindakan inseminasi buatan, pasien diminta untuk mengosongkan kandung kemih sebelum tindakan  dilakukan, kemudian daerah vulva didisinfeksi.[6]

Persiapan Pria

Persiapan yang dilakukan pria adalah menyediakan cairan mani ke dalam suatu wadah steril. Kemudian di laboratorium, cairan mani akan dicuci untuk memisahkan sperma dari cairan seminal. Sebaiknya pria tidak melakukan koitus sejak 5 hari sebelum tindakan.[6]

Peralatan

Peralatan yang digunakan antara lain meja baring, instrumen inseminasi dalam keadaan steril, perlengkapan antiseptik, dan handscoen steril.[6]

Posisi Pasien

Posisi pasien wanita pada tindakan inseminasi buatan adalah litotomi, di mana pasien berada dalam posisi supinasi dengan fleksi panggul dan lutut, dan paha dalam posisi terbuka.[6]

Prosedural

Prosedural pada pasien wanita dimulai dengan memasukkan spekulum ke dalam vagina, hingga serviks tampak dari luar. Serviks diusap menggunakan kapas bersih, kemudian kateter kecil dimasukkan kedalam uterus melalui serviks. Sekitar 10% kasus inseminasi, kateter bisa sulit dimasukkan ke dalam uterus, sehingga mengakibatkan kram perut bagian bawah pasien.[6]

Sebuah uji klinis acak multisenter melaporkan bahwa ketidaknyamanan pasien selama prosedur IUI dikaitkan dengan penurunan angka kelahiran hidup.[5]

Setelah kateter berhasil masuk ke dalam uterus, kemudian sperma langsung dipompakan. Prosedur ini berlangsung hanya beberapa menit dan pasien mungkin merasa sedikit tidak nyaman.[6]

Prosedur Intracervical Insemination

Prosedur lain dari inseminasi buatan adalah dengan intracervical insemination (ICI), yang dilakukan dengan cara menempatkan semen pada serviks. Sampel semen yang digunakan tidak dicuci atau tidak diproses. Metaanalisis Cochrane menyimpulkan bahwa bukti masih terbatas untuk memilih antara IUI atau ICI.[3,6]

Follow Up

Sesudah pelaksanaan inseminasi buatan, pasien dapat langsung pulang ke rumah dan melakukan aktivitas seperti biasa. Tes kehamilan dapat dilakukan 2 minggu setelah tindakan inseminasi. Pada beberapa kasus, flek vagina dapat terjadi selama 1–2 hari setelah tindakan.[1]

Jika inseminasi buatan belum berhasil, maka tindakan ulang dapat disarankan hingga 3‒6 siklus. Pelaksanaan inseminasi buatan ulang dapat dilakukan kembali dalam 3–6 bulan ke depan untuk memperbesar kemungkinan hamil.  Jika tetap tidak berhasil, maka dapat dipilih prosedur bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF).[1]

 

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Allahbadia GN. Intrauterine Insemination: Fundamentals Revisited. J Obstet Gynaecol India. 2017;67(6):385-392. doi:10.1007/s13224-017-1060-x
3. Kop, Petronella Al et al. Intrauterine insemination versus intracervical insemination in donor sperm treatment. The Cochrane database of systematic reviews vol. 1,1 CD000317. 25 Jan. 2018, doi:10.1002/14651858.CD000317.pub4
4. Scholten I. van Zijl M. Custers IM. et al. The effectiveness of intrauterine insemination: A matched cohort study. Eur J Obstet Gynecol Reprod Biol. 2017. 212, 91-95. doi: 10.1016/j.ejogrb.2017.03.028
6. US Centers for Disease Control and Prevention. Intrauterine Insemination. March 2022. https://www.cdc.gov/reproductivehealth/infertility/index.htm
9. Jahromi N. Bahia MD. et al. Ovarian Hyperstimulation Syndrome: A Narrative Review of Its Pathophysiology, Risk Factors, Prevention, Classification, and Management. Iranian journal of medical sciences vol. 43,3. 2018: 248-260.

Kontraindikasi Inseminasi Buatan
Komplikasi Inseminasi Buatan

Artikel Terkait

  • Perbedaan IVF dan IUI
    Perbedaan IVF dan IUI
  • Jenis Pengobatan Infertilitas
    Jenis Pengobatan Infertilitas
  • Terapi Pembedahan Mioma pada Kasus Subfertilitas
    Terapi Pembedahan Mioma pada Kasus Subfertilitas
  • Efikasi Penggunaan GnRH pada Luaran Prosedur IVF
    Efikasi Penggunaan GnRH pada Luaran Prosedur IVF
  • Manfaat Histeroskopi dalam Penanganan Kasus Infertilitas
    Manfaat Histeroskopi dalam Penanganan Kasus Infertilitas

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
29 Maret 2022
Suplemen infertilitas yang dapat dianjurkan untuk pasutri menikah 7 bulan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter pasutri kurang lebih 7 bulan berhubungan suami istri teratur di masa subur tanpa menggunakan alat KB belum mempunyai anak. Riwayat dismenorrhea,...
Anonymous
15 Februari 2022
Sering berhubungan seksual menurunkan kualitas sperma
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pertanyaan dari pasien mengenai jika tidak berhubungan seks dalam jangka waktu yang lama apakah bisa meningkatkan kualitas sperma...
Anonymous
28 Oktober 2021
Pasien dengan Teratozoospermia
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Selamat malam alo dok. Saya ingin bertanya, Pada pasien dengan yg memiliki diagnosis Teratozoopermia pada pemeriksaan analisis sperma, terapi atau...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.