Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Komplikasi Pungsi Lumbal yogi 2023-07-31T11:22:39+07:00 2023-07-31T11:22:39+07:00
Pungsi Lumbal
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Komplikasi Pungsi Lumbal

Oleh :
Ricky Dosan
Share To Social Media:

Komplikasi pungsi lumbal dapat berupa sakit kepala pasca pungsi, bloody tap, dry tap, infeksi, perdarahan, disestesia, dan herniasi serebri. Komplikasi ini perlu diberitahukan kepada pasien dan keluarga sebelum prosedur dilakukan.

Sakit Kepala pasca Pungsi Lumbal

Sakit kepala merupakan komplikasi paling sering (20–70%). Kondisi ini umumnya berlangsung 24–48 jam setelah prosedur dan lebih sering ditemukan pada remaja. Kemungkinan penyebabnya adalah rembesan cairan serebrospinal yang kontinu pada lokasi penyuntikan. Sakit kepala umumnya terasa pada daerah frontal atau oksipital dan berkurang pada posisi terlentang.[1]

Sakit kepala umumnya membaik sendiri dalam 7 hari dan merespons analgesik serta kafein (300–500 mg tiap 4–6 jam). Pada kasus berat, dokter spesialis anestesi dapat memberikan epidural blood patch.

Pilihan jenis jarum berpengaruh terhadap kejadian sakit kepala pasca pungsi lumbal. Penggunaan jarum atraumatik (pencil tip) menurunkan insiden sakit kepala secara signifikan bila dibandingkan dengan jarum traumatik. Jarum traumatik berujung tajam dan memiliki bukaan di daerah distal, sedangkan jarum atraumatik berujung tumpul dan memiliki bagian untuk injeksi dan pengumpulan sampel.

Penggunaan jarum atraumatik akan menyebabkan serabut dural menjadi terpisah dan terdilatasi, sehingga besar lubang menjadi lebih kecil. Penggunaan jarum atraumatik juga dapat ditoleransi oleh pasien usia tua, terutama dalam mengevaluasi penyakit Alzheimer.[6-8]

Traumatic Tap atau Bloody Tap

Sekitar >50% pungsi lumbal memberikan hasil positif palsu untuk eritrosit dalam cairan serebrospinal karena ada trauma mikro dari jarum spinal. Hal ini sering ditemukan pada pasien sehat dengan sistem koagulasi yang normal.[1]

Dry Tap atau Tidak Keluarnya Cairan Serebrospinal

Keadaan ini disebabkan oleh penempatan jarum spinal yang salah. Kesalahan tersering adalah posisi jarum bergeser ke lateral. Kesalahan ini sering terjadi pada pasien obesitas, sehingga dokter perlu menggunakan jarum spinal yang lebih panjang. Bila pasien dehidrasi, dokter perlu melakukan rehidrasi terlebih dahulu.[1]

Infeksi

Selulitis, abses kulit, asbes epidural, abses spinal, atau diskitis bisa terjadi akibat jarum spinal yang terkontaminasi. Sterilitas perlu dijaga dengan baik.[1,3]

Perdarahan

Perdarahan epidural, subdural, dan subarachnoid adalah komplikasi yang langka tetapi dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada pasien dengan koagulopati. Pungsi lumbal sebaiknya tidak dilakukan pada pasien dengan trombosit <50.000/µL atau pasien dengan koagulopati lainnya.[1,3]

Disestesia

Iritasi saraf akibat jarum spinal dapat menyebabkan disestesia pada ekstremitas bawah. Proses menarik jarum tanpa mengganti stylet dapat menyebabkan aspirasi dari saraf atau jaringan arachnoid ke rongga epidural.[1]

Herniasi Serebri setelah Pungsi Dural

Komplikasi ini bersifat langka tetapi sangat serius. Saat ini masih terdapat perdebatan apakah keadaan ini disebabkan oleh pungsi lumbal atau penyakit lain yang mendasari. Konsensus yang membahas keamanan prosedur ini pada pasien dengan peningkatan tekanan intrakranial masih belum tersedia.[1,3,5]

Pencegahan Komplikasi

Untuk mengantisipasi risiko komplikasi pungsi lumbal, dokter dapat melakukan hal-hal berikut:

  • Menjelaskan tata cara prosedur, keuntungan, komplikasi yang dapat terjadi, dan opsi tindakan lain kepada pasien, serta meminta informed consent tertulis
  • Memastikan pasien terhidrasi dengan baik sebelum pungsi lumbal untuk mencegah dry tap

  • Tidak menunda pemberian antibiotik intravena karena alasan pungsi lumbal atau CT scan kepala

  • Menghindari pungsi lumbal pada pasien dengan progresivitas penyakit yang mengarah ke peningkatan intrakranial yang impending, seperti pasien dengan penurunan kesadaran progresif dan tanda-tanda gangguan batang otak[1]

Semakin kecil jarum yang digunakan untuk pungsi lumbal, semakin kecil pula risiko sakit kepala setelah pungsi. Beberapa ahli merekomendasikan jarum berukuran 22 G sebagai jarum standar. Penggunaan jarum atraumatik juga menurunkan angka kejadian sakit kepala pasca pungsi lumbal. Tirah baring profilaksis setelah pungsi lumbal tidak menunjukkan keuntungan dan tidak direkomendasikan.[1]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

1. Shlamovitz GZ. Lumbar Puncture. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/80773-overview
3. Doherty CM, Forbes RB. Diagnostic Lumbar Puncture. Ulster Med J. 2014;83(2):93-102. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4113153/
5. Engelborghs S, Niemantsverdriet E, Strufys H, et al. Consensus guidelines for lumbar puncture in patients with neurological disease. Alzheimer Dement (Amst). 2017;8:111-26. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5454085/
6. Rochwerg B, Almenawer SA, Siemienuk RAC, et al. Atraumatic (pencil point) versus conventional needle for lumbar puncture: a clinical practice guideline. BMJ. 2018;361:k1920. https://www.bmj.com/content/361/bmj.k1920
7. Nath S, Badhiwala JH, Alhazzani W, et al. Atraumatic versus traumatic lumbar puncture needle: a systematic review and meta-analysis protocol. BMJ Open. 2017;7:e014478. https://bmjopen.bmj.com/content/7/3/e014478.citation-tools
8. Peskind E, Nordberg A, Darreh-Shori T, Soininen H, et al. Safety of lumbar puncture procedures in patients with alzheimer disease. Curr Alzheimer Res. 2009;6(3):290-2. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4035477/

Teknik Pungsi Lumbal
Edukasi Pasien Pungsi Lumbal

Artikel Terkait

  • Rekomendasi Vaksinasi Japanese Encephalitis di Indonesia
    Rekomendasi Vaksinasi Japanese Encephalitis di Indonesia
  • Pilihan Jenis Jarum untuk Pungsi Lumbal
    Pilihan Jenis Jarum untuk Pungsi Lumbal
  • Membedakan Perdarahan Akibat Trauma Pungsi Lumbal dan Perdarahan Subarachnoid
    Membedakan Perdarahan Akibat Trauma Pungsi Lumbal dan Perdarahan Subarachnoid
  • Membedakan Meningitis Viral dan Bakterial Akut Menggunakan Kadar Laktat Cairan Serebrospinal
    Membedakan Meningitis Viral dan Bakterial Akut Menggunakan Kadar Laktat Cairan Serebrospinal
  • Penggunaan Steroid pada Meningitis Bakterial
    Penggunaan Steroid pada Meningitis Bakterial

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
16 Agustus 2023
Vaksin meningitis sebelum umroh untuk anak di bawah 2 tahun
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Ala dok, saya ingin berdiskusi. Anak dibawah 2 tahun mau diajak umroh orang tuanya, apakah tetep dianjurkan imunisasi meningitis? Mengingat susah sekali...
Anonymous
07 April 2023
Bolehkah pasien hemodialisis mendapatkan vaksin meningitis?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok,pasien dengan HT dan DM tipe II yang sekarang jg melakukan Hemodialisa sebanyak 2 kali dalam seminggu dikarenakan gagal ginjal k,akan melakukan...
Anonymous
23 Maret 2023
Jarak pemberian vaksin booster dan vaksin meningitis
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter,mau bertanya jarak dari pemberian vaksin booster ke pemberian vaksin meningitis untuk pasien yg ingin bepergian umrah,berapa hari ya?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.