Pendahuluan Pungsi Lumbal
Pungsi lumbal adalah prosedur yang sering dilakukan pada instalasi gawat darurat untuk mendapatkan informasi dari cairan serebrospinal. Sekalipun pada umumnya digunakan secara diagnostik untuk menyingkirkan kondisi yang membahayakan nyawa (meningitis bakterial atau perdarahan subaraknoid), prosedur ini juga dapat digunakan secara terapeutik, misalnya pada pseudotumor serebri. Analisis cairan serebrospinal dapat mengarahkan diagnosis pada beberapa kondisi seperti penyakit demielinisasi dan meningitis karsinomatosa.
Pungsi lumbal sebaiknya dilakukan setelah dilakukan pemeriksaan neurologis tetapi tidak boleh menunda intervensi yang dapat menyelamatkan jiwa. Komplikasi tersering dari prosedur ini adalah sakit kepala.[1]
Anatomi yang Relevan
Vertebra lumbal terdiri dari 5 buah tulang yang bergerak dan diberi penamaan L1 hingga L5. Vertebra lumbal memiliki ukuran vertikal yang lebih tinggi dibandingkan ukuran horizontalnya. Ukuran vertebra lumbal makin meningkat sejak L1 hingga L5 yang menunjukkan peningkatan beban yang ditopang dari masing-masing vertebra. Vertebra L5 memiliki korpus paling berat, prosesus spinosus terkecil dan prosesus transversus yang paling tebal.
Dalam melakukan pungsi lumbal, lokasi intervertebra L3-L4 ditentukan dengan palpasi pada crista iliaca superior kanan dan kiri dan menggerakkan jari ke arah medial menuju ke tulang vertebra. palpasi intervertebra L3-L4, L2-L3 dan L4-L5 juga diperlukan untuk membandingkan dan menentukan intervertebra yang terbesar.[1]