Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Pedoman Klinis Kateterisasi Uretra Pada Pria general_alomedika 2022-05-25T10:59:37+07:00 2022-05-25T10:59:37+07:00
Kateterisasi Uretra Pada Pria
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Pedoman Klinis Kateterisasi Uretra Pada Pria

Oleh :
dr. Wendy Damar Aprilano
Share To Social Media:

Pedoman klinis yang perlu diperhatikan terkait kateterisasi uretra pada pria mencakup penjelasan dokter mengenai indikasi pemasangan, persetujuan pasien, kontraindikasi, serta cara perawatan kateter. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

  • Sebelum dilakukan pemasangan kateter, pasien harus diberikan informasi yang cukup dan jelas, serta menandatangani lembar persetujuan (informed consent)
  • Kateterisasi uretra harus dilakukan atas indikasi medis yang tepat, dan waktu pemakaian yang sesingkat mungkin. Indikasi kateterisasi uretra dapat berupa diagnostik, seperti pemantauan urine output, serta indikasi terapi, misalnya pada retensi urin akibat benign prostatic hyperplasia (BPH), atau untuk dekompresi vesica urinaria pada neurogenic bladder

  • Kontraindikasi pemasangan kateterisasi uretra berupa adanya tanda-tanda trauma traktus urinarius bawah, yang dapat terjadi pada fraktur pelvis

  • Pemasangan kateterisasi uretra harus menggunakan jenis dan ukuran kateter yang sesuai, mengikuti prosedur, serta memperhatikan teknik aseptik. Saat menggembungkan balon, pastikan kateter telah berada dalam vesika urinaria untuk menghindari ruptur uretra

  • Lakukan edukasi kepada pasien mengenai cara perawatan kateter untuk mencegah komplikasi setelah pemasangan, serta mengenai gejala-gejala yang menandakan pasien perlu pergi ke fasilitas kesehatan[1,3,6]

Pedoman klinis Centers for Disease Control and Prevention (CDC) membahas cara mencegah terjadinya infeksi saluran kemih akibat pemasangan pemasangan kateter dengan menekankan beberapa hal, seperti:

  • Menjaga higienitas, dengan melakukan selalu cuci tangan sebelum dan sesudah prosedur, serta memasang kateter dengan teknik aseptik dan peralatan steril
  • Persiapan pemasangan, yang harus sesuai indikasi medis, dan pelatihan prosedur pemasangan pada tenaga kesehatan dengan teknik yang benar, serta cara merawatnya
  • Selama pemasangan kateter, pastikan memasang dan mengamankan kateter dengan baik
  • Setelah pemasangan, yaitu dengan menjaga agar saluran antara selang kateter dengan kantung urin tetap tertutup dan steril, jika mengambil spesimen urin untuk pemeriksaan harus dengan tindakan aseptik, dan menjaga agar aliran urin supaya tidak tersumbat[6]

 

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Shlamovitz GZ. Urethral Catheterization in Men. Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/80716-overview
3. Gilbert B, Naidoo TL, Redwig F. Ins and outs of urinary catheters. Australian Journal of General Practitioner. 2018. 47(30); 132-136.
6. Cravens DD and Zweig S. Urinary Catheter Management. Am Fam Physician. 15 Januari 2000: 61(2); p. 369-376. http://www.aafp.org/afp/2000/0115/p369.html.

Edukasi Pasien Kateterisasi Uret...

Artikel Terkait

  • Penggunaan Kateter Uretra Pasca Operasi Histerektomi Radikal
    Penggunaan Kateter Uretra Pasca Operasi Histerektomi Radikal
  • Kolik Renal Mereda Bukan Tanda Hilangnya Batu Ginjal
    Kolik Renal Mereda Bukan Tanda Hilangnya Batu Ginjal
  • Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Anak dengan Infeksi Saluran Kemih Berulang
    Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Anak dengan Infeksi Saluran Kemih Berulang
  • Solusi Masalah Kateterisasi Uretra secara Blind
    Solusi Masalah Kateterisasi Uretra secara Blind
Diskusi Terkait
Anonymous
14 April 2022
Tanda bahaya retensi urine - Urologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Dian, Sp.UIzin bertanya, Dok. Untuk pasien retensi urine, apakah tanda-tanda bahaya yang menandakan pasien harus segera dirujuk ke dokter spesialis...
Anonymous
31 Maret 2022
Penyebab retensi urin jika prostat tidak teraba pada rectal toucher
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izi bertanya pada pasien dengan retensio urin apakah dapat di sebabkan oleh BPH sementara pada rectal toucher tidak terdapat benjolan prostat .?
Anonymous
28 Februari 2022
Antibiotik Profilaksis Paska Insersi Kateter Urine
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter.Izin bertanya soal pemberian ab profilaksis paska insersi dan removal kateter urin, apakah wajib diberikan?Kalau iya, drugs of choice nya apa dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.