Doctor icon

Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Disfungsi Ereksi general_alomedika 2023-01-03T08:00:09+07:00 2023-01-03T08:00:09+07:00
Disfungsi Ereksi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan e-Prescription

Diagnosis Disfungsi Ereksi

Oleh :
dr. Ghifara Huda SE AAAK
Share To Social Media:

Diagnosis disfungsi ereksi terutama mengacu pada keluhan pasien, yaitu mengalami gangguan respon seksual seperti ketidakmampuan untuk memulai atau mempertahankan ereksi, demi suatu kepuasan seksual. Pemeriksaan anamnesis, fisik, dan penunjang tetap diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis.

Anamnesis

Penyakit yang berhubungan dengan gangguan seksual, seperti hipertensi, diabetes mellitus, dan penyakit kronis lain, harus digali beserta riwayat pengobatan terdahulu. Riwayat trauma, seperti trauma pelvis juga harus digali, karena dapat menjadi faktor risiko. Riwayat merokok dan konsumsi alkohol juga harus ditanyakan.

Hasil penggalian informasi dapat digunakan untuk mengevaluasi potensi penyakit pasien, dan untuk membedakan penyebab organik atau psikis yg mendasari disfungsi ereksi. Red flags juga perlu untuk digali pada anamnesis.[1,2,19]

Penggunaan kuesioner dapat membantu menggali informasi lebih dalam pada pasien dengan gangguan seksual, beberapa kuesioner yang bisa digunakan adalah:

  • Internal Index Of Erectile Function (IIEF)

  • Sexual Encounter Profile (SEP)

  • Erectile Dysfunction Inventory of Treatment Satisfaction (EDITS)[1,2,19]

Pemeriksaan Fisik

Disfungsi ereksi dapat menjadi tanda penyakit kardiovaskular yang belum diketahui sebelumnya, maka pemeriksaan fisik harus dilakukan secara menyeluruh, seperti tanda–tanda vital (tekanan darah maupun denyut dan pulsasi nadi), pemeriksaan fisik umum, serta pemeriksaan sensasi saraf seperti refleks kremaster. Selain itu, tanda ginekomastia juga harus diidentifikasi.

Selain itu, pemeriksaan genital juga harus dilakukan. Pemeriksaan meliputi ukuran testis, tanda infeksi genital, adanya fibrosis maupun plak pada penis, dan fimosis. Ukuran testis yang kecil bisa menjadi tanda hipogonadisme, sedangkan contoh penis abnormal adalah hipospadia dan peyronie. Selain itu, tanda infeksi dapat dilihat dari adanya kemerahan dan sekret dari penis.[1–3,19]

Diagnosis Banding

Disfungsi ereksi memiliki gejala yang menyerupai beberapa penyakit lain seperti andropause, Peyronie disease dan depresi.

Andropause

Pada penyakit andropause terjadi penurunan gairah seksual yang disebabkan karena penurunan kadar hormon pada usia yang sudah tua. Pada disfungsi ereksi, usia pasien bisa bervariasi serta umumnya berhubungan dengan gangguan pembuluh darah.  Sifat penyakit andropause irreversible, sedangkan disfungsi ereksi umumnya reversible.[24,28]

Peyronie Disease

Penyakit Peyronie ditandai dengan adanya kurvatura pada batang penis, disertai nyeri saat ereksi. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan plak fibrosis yang teraba pada palpasi penis. Penyakit Peyronie juga dapat memberikan keluhan seperti disfungsi ereksi, tetapi memiliki tanda plak fibrosis tersebut.[1,29,43]

Depresi

Pada gangguan depresi terjadi gangguan pada psikis, yang mengakibatkan seseorang tidak memiliki hasrat untuk beraktivitas. Gejala depresi adalah kehilangan energi, kesulitan untuk berpikir, dan pada kasus berat akan menimbulkan keinginan bunuh diri.

Sedangkan pada disfungsi ereksi, masalah yg timbul umumnya adalah gangguan pembuluh darah akibat penyakit tertentu meski bisa saja seseorang yang disfungsi ereksi menjadi depresi.[1,2,14]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan biasanya untuk mencari faktor risiko disfungsi ereksi, termasuk juga mengevaluasi fungsi kelenjar reproduksi.

Evaluasi Vaskular

Sampai saat ini, gold standard untuk diagnosis disfungsi ereksi adalah selective penile angiography. Pemeriksaan ini dapat menilai vaskularisasi pembuluh darah pada genitalia pria, tapi sulit menilai anatomi dan memiliki biaya yang lebih mahal. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah:

  • Intracavernous injection and stimulation test (ICI), dilakukan untuk mengevaluasi adanya kelainan pada arteri dan vena di penis, dipadukan dengan stimulus visual maupun sensoris pada alat kelamin, untuk mengetahui kemampuan ereksi penis secara praktis

  • Penile duplex ultrasonography, yang dapat dipadukan dengan ICI untuk mengevaluasi sirkulasi darah, serta merupakan metode paling informatif untuk melihat adanya kelainan pada arteri dan vena

  • Arteriography, dapat melihat arteri mana yang mengalami penyumbatan[15,22,45]

Pemeriksaan Gula Darah

Pemeriksaan ini untuk mengetahui faktor risiko diabetes mellitus pada pasien yang menderita disfungsi ereksi. Pemeriksaan Hemoglobin A1c (HbA1c) dapat dilakukan untuk menilai terkontrol tidaknya kadar gula pasien.[1,2,20]

Pemeriksaan Kadar Hormon

Pemeriksaan kadar hormon terdiri dari pemeriksaan kadar hormon testosteron, free testosterone, prolaktin, luteinizing hormone (LH), dan follicle stimulating hormone (FSH) dalam darah.

Pemeriksaan testosteron pagi hari disarankan oleh American Urological Association (AUA), tetapi berbagai studi menemukan bahwa pemeriksaan ini benefisial bila dilakukan pada pasien dengan kecurigaan hipogonadisme.[1,2,6,20,44]

Pemeriksaan Fungsi Tiroid

Pemeriksaan fungsi tiroid dapat diindikasikan jika diperlukan dengan melakukan pemeriksaan hormon tiroid, seperti thyroid stimulating hormone (TSH), triiodothyronine (T3), total thyroxine (T4), dan free thyroxine (FT4).[1,2,20]

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Sooriyamoorthy T, Leslie SW. Erectile Dysfunction. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562253/
2. Tsertsvadze A, Yazdi F, Fink HA, MacDonald R, Wilt TJ, et al. Diagnosis and Treatment of Erectile Dysfunction. Evidence Report/Technology Assessment No.171 (Prepared by the University of Ottawa Evidence-based Practice Centre (UO-EPC) under Contract No. 290-02-0021). AHRQ Publication No. 08(09)-E016, Rockville, MD: Agency for Healthcare Research and Quality. May 2009. https://www.ahrq.gov/downloads/pub/evidence/pdf/erectiledys/erecdys.pdf
3. Mulligan T, Frick MF, Zuraw QC, et al. Prevalence of hypogonadism in males aged at least 45 years: the HIM study. Int J Clin Pract. 2006 Jul. 60(7):762-9.
6. Zhang XH, Melman A, Disanto ME. Update on corpus cavernosum smooth muscle contractile pathways in erectile function: a role for testosterone? J Sex Med. 2011 Jul. 8(7):1865-79.
14. Cosgrove DJ, Gordon Z, Bernie JE, Hami et al. Sexual dysfunction in combat veterans with post-traumatic stress disorder. Urology. 2002 Nov. 60(5):881-4.
15. Glina S, Sharlip ID, Hellstrom WJ. Modifying risk factors to prevent and treat erectile dysfunction. J Sex Med. 2013 Jan. 10(1):115-9.
19. Ahmed A. Alnaama A.Shams K. Salem M. Prevalence and risk factors of erectyle dysfunction among patients attending primary health care centres in Qatar. Eastern Mediterranean Health Journal. Volume 17, 2011. www.Emro.who.int/emhj-volume-17/volume-17-issue-7/article6.html
20. Samekto Wibowo dan Abdul Gofir. Disfungsi Ereksi. Yogyakarta: Pustaka Cendekia Press Yogyakarta, 2005.
22. Pastuszak AW. Current Diagnosis and Management of Erectile Dysfunction. Current sexual health reports, 2014, 6(3), 164–176. doi:10.1007/s11930-014-0023-9
24. G Brock. The differential diagnosis between andropause and erectile dysfunction. J Sex Reprod Med 2001;1(2):81-84
28. Singh P. Andropause: Current concepts. Indian journal of endocrinology and metabolism,2013. 17. S621-S629. 10.4103/2230-8210.123552.
29. Bilgutay AN. Pastuszak AW. Peyronie’s disease: a Review of etiology, diagnosis, and management. Current sexual health reports, 2015, 7(2), 117–131. DOI: https://doi.org/10.1007/s11930-015-0045-y
43. Yafi FA, Jenkins L, Albersen M, Corona G, Isidori AM, Goldfarb S, Maggi M, Nelson CJ, Parish S, Salonia A, Tan R, Mulhall JP, Hellstrom WJ. Erectile dysfunction. Nat Rev Dis Primers. 2016 Feb 4;2:16003. doi: 10.1038/nrdp.2016.3. PMID: 27188339; PMCID: PMC5027992.
44. American Urological Association (AUA). Erectile Dysfunction: AUA Guideline (2018). AUA, 2018. https://www.auanet.org/guidelines-and-quality/guidelines/erectile-dysfunction-(ed)-guideline
45. Ma, Ming, Botao Yu, Feng Qin, & Jiuhong Yuan. "Current approaches to the diagnosis of vascular erectile dysfunction." Translational Andrology and Urology, 9.2 (2020): 709-721.

Epidemiologi Disfungsi Ereksi
Penatalaksanaan Disfungsi Ereksi

Artikel Terkait

  • Skrining Disfungsi Seksual Akibat Antidepresan
    Skrining Disfungsi Seksual Akibat Antidepresan
  • Strategi Mengatasi Disfungsi Seksual Akibat Terapi Antidepresan
    Strategi Mengatasi Disfungsi Seksual Akibat Terapi Antidepresan
  • Efek Terapi Gelombang Kejut Linier Pada Disfungsi Ereksi – Telaah Jurnal Alomedika
    Efek Terapi Gelombang Kejut Linier Pada Disfungsi Ereksi – Telaah Jurnal Alomedika
  • Sildenafil Tidak Menyebabkan Serangan Jantung
    Sildenafil Tidak Menyebabkan Serangan Jantung
  • Testosterone Replacement Therapy untuk Disfungsi Ereksi
    Testosterone Replacement Therapy untuk Disfungsi Ereksi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 07 Februari 2024, 09:56
Testosterone Replacement Therapy untuk Disfungsi Ereksi - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO DOKTER.Terapi pengganti testosteron umum digunakan untuk tata laksana hipogonadisme pria. Namun, dalam dekade terakhir, uji klinis mulai banyak...
Anonymous
Dibalas 02 Oktober 2023, 06:53
Sediaan alprostadil topikal
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Salam sejawat.Saya ingin bertanya, apakah sediaan alprostadil topikal utk disfungsi ereksi tersedia di Indonesia, soalnya saya ada terlihat salah satu...
Anonymous
Dibalas 16 Januari 2023, 07:46
Lama pemberian tadalafil pada pasien ED
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, untuk pasien ED, untuk dosis harian Tadalafil nya brp MG ya dok? Dan di konsumsi brp lama agar sembuh total? Terimakasih dok

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.