Doctor icon

Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Pemeriksaan Genitalia Pria general_alomedika 2022-12-22T09:53:45+07:00 2022-12-22T09:53:45+07:00
Pemeriksaan Genitalia Pria
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Pemeriksaan Genitalia Pria

Oleh :
dr. Steven Johanes Adrian
Share To Social Media:

Teknik pemeriksaan genitalia pria diawali dengan anamnesis yang berkaitan dengan sistem urologi dan reproduksi. Anamnesis terkait sistem urologi dan reproduksi terdiri dari anamnesis riwayat penyakit saat ini, seperti luka pada genitalia, duh tubuh, perdarahan, pembengkakan, pembesaran testis, gangguan ereksi, gangguan ejakulasi, atau infertilitas; riwayat sebelumnya, seperti jenis kelamin lahir dan kelainan kongenital; riwayat seksual, termasuk orientasi dan apakah pasien menggunakan kondom; penyakit kronik yang diderita; dan riwayat operasi.[1-3]

Persiapan

Sebelum melakukan pemeriksaan genitalia pria, minta informed consent setelah menjelaskan teknik, tujuan, dan risiko pemeriksaan. Pada anak-anak, orang tua atau pengasuh sebaiknya dipersilakan untuk ikut menemani selama pemeriksaan. Remaja dan dewasa dapat memilih untuk diperiksa bersama orang tua atau sendiri.[2,3]

Peralatan

Peralatan yang perlu dipersiapkan pada pemeriksaan genitalia pria adalah sarung tangan dan penlight untuk melakukan pemeriksaan transiluminasi jika diperlukan.[2]

Posisi Pasien

Pasien remaja dan dewasa dapat diposisikan secara supinasi pada meja pemeriksaan. Pasien anak yang lebih muda dapat diperiksa pada pangkuan orang tuanya.[2]

Prosedural

Prosedur pemeriksaan genitalia pria meliputi inspeksi, palpasi, dan transiluminasi.

Inspeksi

Inspeksi pada pemeriksaan genitalia pria meliputi:

  • Rambut kemaluan: amati distribusi rambut pada genitalia. Rambut ini lebih kasar, banyak pada regio pubis, dan dapat berlanjut ke regio umbilikus
  • Penis: amati adanya vena dorsal pada inspeksi. Perlu diperhatikan apakah pasien telah disirkumsisi. Bila belum, preputium dapat ditarik ke belakang sedikit. Bila preputium tidak dapat ditarik, maka kondisi ini disebut fimosis. Inspeksi adanya lesi, memar, pembengkakan, atau eritema pada penis. Inspeksi juga apakah pasien mengalami kondisi ereksi berkepanjangan yang disebut dengan priapismus. Perhatikan kelainan ukuran penis, dapat berupa mikropenis atau makropenis
  • Meatus uretra: perhatikan orifisium yang berbentuk seperti celah kecil, terletak pada permukaan ventral dari ujung glans penis. Perhatikan adanya cairan yang menetes atau eritema pada meatus. Perhatikan juga posisi meatus. Meatus dapat terletak pada dorsum (epispadia) atau ventral (hipospadia)
  • Skrotum: skrotum seringkali berwarna lebih gelap daripada bagian kulit lainnya, dengan permukaan yang kasar. Skrotum yang berwarna kemerahan menandakan adanya inflamasi. Skrotum kiri dapat terlihat asimetris, karena testis kiri memiliki korda spermatikus yang lebih panjang. Pada kulit skrotum dapat tampak benjolan akibat kista sebasea. Penebalan pada skrotum dapat terjadi karena edema akibat retensi cairan. Pembesaran pada skrotum juga dapat disebabkan karena adanya filariasis

  • Testis: kebanyakan testis pria dewasa memiliki panjang 4 cm dan lebar 2,5 cm. Pemeriksaan pada testis lebih lanjut dilakukan dengan palpasi

Palpasi

Palpasi pada pemeriksaan genitalia pria dilakukan sebagai berikut:

  • Penis: palpasi dilakukan pada batang penis untuk meraba adanya nyeri dan indurasi. Penis normal yang tidak mengalami ereksi teraba lunak dan tidak bernodul. Lakukan kompresi pada pangkal penis dan gerakkan perlahan menuju glans penis untuk mengeluarkan cairan pada uretra. Lakukan penarikan pada preputium secara perlahan pada pasien yang belum disirkumsisi
  • Meatus uretra: untuk memeriksa meatus uretra, tekan glans penis dari kedua sisi. Warna meatus normal adalah merah muda. Bila tampak kemerahan atau keluarnya duh tubuh, hal ini menandakan adanya inflamasi. Bentuk meatus yang bulat atau pinpoint menandakan adanya stenosis pada meatus
  • Testis: palpasi dilakukan pada testis untuk menilai tekstur, nyeri, dan iregularitas. Palpasi dilakukan menggunakan ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah. Testis normal akan teraba halus, kenyal, dan tidak bernodul. Testis sensitif terhadap raba, namun tidak menimbulkan rasa nyeri. Dilakukan juga palpasi pada epididimis di arah posterolateral dari testis. Epididimis teraba halus, berbatas tegas, dan tidak nyeri. Epididimitis akut menyebabkan testis dan epididimis tidak dapat dibedakan pada palpasi
  • Vas deferens dan korda spermatikus: vas deferens teraba halus dan berbatas tegas. Bila pada perabaan teraba tidak rata, kemungkinan disebabkan oleh diabetes atau tuberkulosis lama. Saat pasien berdiri, dapat ditemukan massa vena yang berdilatasi (varikokel). Manuver valsava dapat meningkatkan dilatasi
  • Refleks kremaster: refleks kremaster dapat dilakukan dengan mengusap paha bagian dalam menggunakan jari atau alat dengan permukaan yang tumpul. Refleks kremaster normal akan menyebabkan testis dan skrotum naik pada sisi yang sama
  • Hernia: untuk memeriksa adanya hernia, pasien dapat diminta untuk berdiri, kemudian mengejan. Lakukan inspeksi kanalis inguinalis dan fossa ovalis untuk melihat adanya massa usus yang turun ke inguinal dan kembali lagi ke abdomen ketika pasien rileks
  • Prostat: palpasi pada prostat dilakukan dengan pemeriksaan digital rectal examination. Jari telunjuk dimasukkan pada rektum, kemudian palpasi dilakukan menggunakan jari telunjuk mengarah ke dinding anterior rektum. Penilaian yang dilakukan adalah ukuran, kontur, konsistensi, dan mobilitas prostat[2,3,6]

Transiluminasi

Transiluminasi dilakukan pada skrotum bila ditemukan adanya massa atau pembesaran. Transiluminasi dapat membedakan massa padat atau cair. Lakukan reduksi pada massa dengan cara mendorongnya melalui kanalis inguinalis eksterna, kemudian transiluminasi menggunakan penlight pada skrotum. Bila massa tersebut tidak dapat direduksi dan mengalami transiluminasi yang berwarna merah terang, maka kemungkinan terdapat cairan seperti pada kondisi hidrokel. Massa yang tidak mengalami transiluminasi, namun mengecil pada saat dilakukan reduksi mungkin adalah hernia. Massa yang tidak mengalami transiluminasi dan tidak mengecil kemungkinan adalah massa padat seperti tumor atau hernia inkarserata.[2,3,7]

Follow up

Follow up dilakukan dengan mencatatkan hasil pemeriksaan fisik genitalia pada rekam medis. Kemudian, hasil pemeriksaan disampaikan kepada pasien, serta dilakukan pemeriksaan lanjutan sesuai indikasi. Pemeriksaan lanjutan dapat berupa urinalisis, analisis sperma, pemeriksaan hormon, atau ultrasonografi. [6,8]

Referensi

1. Marcell AV, Wibbelsman C, Seigel WM, the Committee on Adolescence. Male Adolescent Sexual and Reproductive Health Care. PEDIATRICS. 2011 Dec 1;128(6):e1658–76.
2. Hornor G. Genitourinary Assessment: An Integral Part of a Complete Physical Examination. Journal of Pediatric Health Care. 2007 May 1;21(3):162–70.
3. Woods, J. L., Hensel, D. (2019). Improving Male Genital Examinations in Adolescent Patients: Creation and Preliminary Validation of an Assessment Tool. Medical Science Educator. https://doi.org/10.1007/s40670-019-00785-3
6. Esteves SC, Miyaoka R, Agarwal A. An update on the clinical assessment of the infertile male. Clinics. 2011;66(4):691–700.
7. White JM JR, O'Brien DP III. External Male Genitalia. In: Walker HK, Hall WD, Hurst JW, editors. Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations. 3rd edition. Boston: Butterworths; 1990. Chapter 189. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK299/
8. Oates R. Evaluation of the azoospermic male. Asian J Androl. 2012 Jan;14(1):82–7.

Kontraindikasi Pemeriksaan Genit...
Komplikasi Pemeriksaan Genitalia...

Artikel Terkait

  • Mengatasi Resistensi Antibiotik terhadap Gonorrhea
    Mengatasi Resistensi Antibiotik terhadap Gonorrhea
  • Teknik Anamnesis Riwayat Kesehatan Seksual
    Teknik Anamnesis Riwayat Kesehatan Seksual
  • Melindungi Anak dari Pelecehan Seksual di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
    Melindungi Anak dari Pelecehan Seksual di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
  • Doxycycline sebagai Profilaksis Pasca Pajanan Infeksi Menular Seksual
    Doxycycline sebagai Profilaksis Pasca Pajanan Infeksi Menular Seksual
  • Pedoman Profilaksis Penyakit Menular Seksual Bakterial 2024 – Ulasan Guideline Terkini
    Pedoman Profilaksis Penyakit Menular Seksual Bakterial 2024 – Ulasan Guideline Terkini

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 30 Januari 2025, 17:42
Injeksi ceftriaxone pada gonore apakah perlu skin test
Oleh: Anonymous
8 Balasan
Izin bertanya dok,apakah perlu skin test terlebih dahulu pada injeksi ceftriaxone im pada pasien urethritis gonore?
Anonymous
Dibalas 05 Oktober 2024, 12:11
Rekomendasi guideline untuk terapi pengobatan oral pasien rectal gonorrhea
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Halo Selamat Pagi Dokter-dokter rekan sejawat, mohon ijin sharing untuk Guideline terapi pengobatan Rectal Gonorea itu apakah sama dengan Gonorea pada...
Anonymous
Dibalas 08 September 2024, 21:56
Update WHO 2023 : Terapi gonorrhea
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Salam sejawat sekalian.Perihal update WHO 2023 perihal terapi gonore menjadi Cefixime 800mg apakah sudah relevan untuk digunakan di Indonesia? Mengingat jika...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.