Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Furunkel Hidung general_alomedika 2023-02-02T15:49:27+07:00 2023-02-02T15:49:27+07:00
Furunkel Hidung
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Furunkel Hidung

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Diagnosis furunkel hidung dapat ditegakkan secara klinis, yaitu berdasarkan keluhan bengkak pada vestibulum hidung yang terasa nyeri. Pemeriksaan fisik furunkel hidung derajat ringan mungkin hanya menunjukkan adanya nodul eritema yang membesar, sedangkan pada infeksi lebih berat mungkin dapat disertai gejala sistemik, misalnya demam, limfadenopati, dan fatigue.

Anamnesis

Keluhan yang dialami pasien dengan furunkel hidung adalah benjolan atau bisul di dalam cavum nasi, terasa nyeri, tidak nyaman, dengan atau tanpa keluarnya nanah. Secara umum, penderita akan mendeskripsikan benjolan tersebut berwarna merah, menyerupai jerawat, dan ukurannya bertambah besar.

Pada furunkel hidung yang ringan, gejala mungkin hanya terbatas di vestibulum hidung saja. Namun, pada derajat yang lebih berat furunkel hidung dapat menyebabkan munculnya gejala sistemik, seperti demam, limfadenopati, fatigue, malaise,

Perlu juga ditanyakan kepada pasien terkait faktor risiko yang mungkin berperan dalam terjadinya furunkel, yakni kondisi imunodefisiensi, misalnya pada penderita human immunodeficiency virus (HIV), riwayat diabetes, kanker, atau penyakit infeksi kronis lainnya. Kebiasaan mengorek atau menggaruk hidung, mencabut bulu hidung, serta kurang menjaga higienitas diri juga perlu digali.[2,8]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik untuk mendiagnosis furunkel hidung dilakukan dengan pemeriksaan fisik hidung. Dokter dapat melakukan inspeksi, serta menggunakan spekulum hidung sebagai alat bantu pemeriksaan rinoskopi anterior. Pada pemeriksaan fisik furunkel hidung dapat ditemukan tanda-tanda kardinal infeksi, yaitu calor, rubor, dolor, tumor, fan fluor.

Selain pemeriksaan fisik hidung, dokter juga sebaiknya tetap melakukan pemeriksaan fisik generalisata, misalnya tanda-tanda vital. Temuan pemeriksaan fisik berupa demam, hipotensi, dan takikardia dapat menandakan terjadinya infeksi yang lebih berat.[8,11,13]

Pemeriksaan Fisik Hidung

Pertama-tama dilakukan inspeksi pada bagian luar hidung apakah tampak adanya pembengkakan, kemerahan atau benjolan di sekitar kulit vestibulum. Pada ujung hidung, dapat terlihat eritema dan edema unilateral, disertai nyeri tekan, yang dikenal sebagai tanda Rudolph. Jika furunkel letaknya lebih dalam, maka diperlukan bantuan spekulum untuk melihat ke dalam cavum nasi.[4,8,11]

Rinoskopi Anterior:

Pemeriksaan rinoskopi anterior membutuhkan alat bantu yakni spekulum hidung. Spekulum dimasukkan secara perlahan ke dalam lubang hidung. Perhatikan area vestibulum, jika terdapat furunkel maka akan tampak nodul eritematosa, nyeri, berbentuk kerucut, yang di tengahnya terdapat pus. Terkadang, dapat juga tampak krusta jika furunkel telah pecah.

Apabila terdapat lebih dari satu furunkel, maka disebut furunkulosis. Apabila sekumpulan furunkel membentuk satu benjolan besar, maka disebut sebagai karbunkel.

Furunkel yang meluas dapat mengakibatkan terjadinya selulitis yang ditandai dengan pembengkakan hidung pada puncak hingga batang hidung, kemerahan, dan sangat nyeri. Jika penyebaran terjadi secara superfisial, maka disebut sebagai erisipelas.[3,8]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding furunkel hidung, antara lain folikulitis, karbunkel, daan hidradenitis supurativa. Ketiga penyakit ini memiliki manifestasi lesi kulit yang sekilas serupa dengan furunkel hidung, tetapi dapat dibedakan berdasarkan temuan pemeriksaan fisik, misalnya predileksi lesi, serta gejala penyerta lain.

Folikulitis

Folikulitis adalah inflamasi dan infeksi pada folikel rambut yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. Tampakan klinis secara umum sangat menyerupai furunkel yakni pustul dan kemerahan. Namun, folikulitis biasanya jarang muncul di hidung dan lebih sering didapatkan pada area yang sering terpapar keringat.[1,14]

Karbunkel

Karbunkel adalah sekumpulan furunkel yang bergabung menjadi sebuah masa inflamatorik. Apabila karbunkel berukuran besar, maka dapat dengan mudah dibedakan dengan furunkel.

Karbunkel biasanya mengeluarkan nanah melalui beberapa lubang dari permukaan kulit. Karbunkel sering terjadi terutama pada penderita diabetes mellitus. Penatalaksanaan pada karbunkel sering kali membutuhkan pembedahan, berupa insisi dan drainase.[1,2]

Hidradenitis Suppurativa

Lesi kulit pada hidradenitis suppurativa tahap awal dan furunkel dapat tampak serupa, yaitu adanya nodul. Namun, nodul pada hidradenitis suppurativa letaknya lebih dalam, dan jika pecah dapat meninggalkan bekas pada subkutan.

Selain itu, hidradenitis suppurativa biasanya didahului gejala prodromal, seperti rasa panas, pruritus, nyeri, dan hiperhidrosis pada area yang terinfeksi 12–48 jam sebelum lesi muncul. Lokasi tersering untuk lesi hidradenitis suppurativa adalah pada ketiak, diikuti dengan inguinal, paha bagian dalam, lipatan payudara, dan area pubis.[15]

Pemeriksaan Penunjang

Pada umumnya, diagnosis furunkel hidung ditegakkan berdasarkan klinis pasien saja. Namun, jika dilakukan pemeriksaan penunjang, misalnya hitung darah lengkap, dapat terlihat leukositosis pada furunkulosis berat.

Pada pemeriksaan histopatologis, dapat terlihat infiltrat polimorfonuklear di dermis dan lemak subkutis. Jika dilakukan pewarnaan gram dari pus pada lesi furunkel, dapat terlihat kumpulan bakteri kokus gram positif, dan pada kultur mungkin ditemukan S. aureus.[5]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Kadu AS, Rajput DS, Deshmukh SG. Management of recurrent nasal vestibular furunculosis. Anc Sci Life. 2017; 36(4):220–224.
2. Troxell T, Hall CA. Carbuncle. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554459/
3. Ramakrishnan K, Salinas RC, Higuita NI. Skin and soft tissue infections. Am Fam Physicians. 2015; 92(6): 474-483.
4. Sil A, Panigrahi A. Rudolph Sign in Nasal Vestibular Furunculosis. J Pediatr. 2022 Feb;241:258-259. doi: 10.1016/j.jpeds.2021.10.018.
5. Universitas Airlangga. Buku Seri Dermatologi dan Venereologi 1: Infeksi Bakteri di Kulit. Airlangga University Press. 2019. https://repository.unair.ac.id/95086/1/Infeksi%20Bakteri%20Kulit.pdf
8. Silverberg B. A Structured Approach to Skin and Soft Tissue Infections (SSTIs) in an Ambulatory Setting. Clin Pract. 2021 Feb 1;11(1):65-74. doi: 10.3390/clinpract11010011.
11. Lipschitz N, Yakirevitch A, Sagiv D, et al. Nasal vestibulitis: etiology, risk factors, and clinical characteristics: a retrospective study of 118 cases. Diagn Microbiol Infect Dis. 2017; 89(2): 131-134.
13. Burnham JP, Kirby JP, Kollef MH. Diagnosis and management of skin and soft tissue infections in the intensive care unit: a review. Intensive Care Med. 2016 Dec;42(12):1899-1911. doi: 10.1007/s00134-016-4576-0.
14. Sun KL, Chang JM. Special types of folliculitis which should be differentiated from acne. Dermatoendocrinol. 2017; 9(1): e1356519.
15. Ballard K, Shuman VL. Hidradenitis Suppurativa. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534867/

Epidemiologi Furunkel Hidung
Penatalaksanaan Furunkel Hidung

Artikel Terkait

  • Prinsip Pemilihan Sediaan Topikal untuk Kulit
    Prinsip Pemilihan Sediaan Topikal untuk Kulit
  • Terapi Topikal Vs Sistemik untuk Bisul atau Folikulitis Bakterial
    Terapi Topikal Vs Sistemik untuk Bisul atau Folikulitis Bakterial
Diskusi Terkait
Anonymous
07 Agustus 2022
Pasien anak usia 8 tahun dengan bisul pada bokong
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat sore dokter2 sejawatIzin bertanya Pasien usia 8 thnDengan bisul di bokongDialami sudah 4 hari , sudah diberi sagestam oles namun tidak membaikApakah...
Anonymous
01 Juni 2020
Timbulnya furunkel apakah dipengaruhi oleh konsumsi telur
Oleh: Anonymous
8 Balasan
Ijin bertanya dok. Sering kali kita menemukan kasus pasien setelah memakan telur sering timbul bisul. Saya pribadi tdk mempercayai hal tsb. Bagaimana menurut...
Anonymous
10 September 2019
penyebab timbulnya benjolan di leher dan dada pada anak usia 4 tahun
Oleh: Anonymous
7 Balasan
Alodokter, mau konsul pasien dok.Laki-laki, 4 thn dgn benjolan seperti bisul di leher kanan dan dada timbul sejak 2 hari yll, nyeri ( ), eritem ( ). Benjolan...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.