Penatalaksanaan Furunkel Hidung
Penatalaksanaan furunkel hidung pada umumnya hanya membutuhkan terapi medikamentosa berupa pemberian antibiotik, baik secara topikal maupun peroral. Namun terkadang, furunkel yang tidak sembuh melalui terapi medikamentosa, memerlukan tindakan bedah untuk mengeluarkan nanah.
Medikamentosa
Pengobatan furunkel hidung sama seperti pengobatan furunkel pada area tubuh lainnya, yakni dengan pemberian antibiotik salep ataupun oral.
Antibiotik Topikal
Antibiotik topikal yang dapat digunakan antara lain bacitracin dan mupirocin. Penggunaan salep disarankan sebanyak 2 kali sehari, dioleskan pada furunkel hidung.
Antibiotik Oral
Antibiotik oral hanya digunakan jika furunkel hidung cukup berat hingga menimbulkan gejala sistemik seperti demam, atau jika pasien berusia lanjut dan memiliki penyakit penyerta seperti kondisi imunodefisiensi.
Jenis antibiotik oral yang dapat digunakan adalah amoxicillin 500 mg tiga kali sehari, cefalexin 250-500 mg empat kali sehari, atau eritromisin 250-500 mg empat kali sehari. Antibiotik oral dikonsumsi selama paling tidak 7-10 hari. [10]
Pembedahan
Terapi pembedahan tidak diperlukan pada kasus-kasus furunkel hidung yang ringan. Namun, apabila furunkel membentuk karbunkel atau abses yang cukup besar, maka terapi pembedahan berupa insisi dan drainase perlu dilakukan.
Jika dilakukan pembedahan, insisi tidak boleh terlalu dalam melewati pseudokapsul yang terbentuk pada lokasi infeksi. Setelah dilakukan insisi dan drainase, dapat pula dilakukan kultur pada pus. Terapi antibiotik disesuaikan dengan hasil kultur. [3]