Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Emfisema general_alomedika 2019-01-07T08:27:42+07:00 2019-01-07T08:27:42+07:00
Emfisema
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Emfisema

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Diagnosis emfisema dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pasien umumnya datang dengan sesak nafas dan riwayat merokok. Pada pemeriksaan penunjang berupa rontgen dada akan tampak gambaran hiperinflasi paru.

Anamnesis

Anamnesis dilakukan untuk menggali riwayat penyakit pasien. Keluhan yang biasanya muncul adalah sesak napas, batuk, mengi saat beraktivitas, dan nyeri dada akut.

Selain itu, perlu juga ditanyakan mengenai riwayat pasien yang mencakup faktor risiko terjadinya emfisema, seperti riwayat merokok (sudah berapa lama merokok dan jumlah rokok yang dihisap setiap hari), serta riwayat paparan polutan dalam jangka waktu yang lama. [1]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, hasil yang sering ditemukan adalah :

  • Pasien bernapas pursed lips (bibir setengah terkatup mencucu)

  • Bentuk dada pasien seperti tong (barrel chest), dengan diameter anterior-posterior dada dan sela-sela iga melebar

  • Ekspirasi memanjang
  • Peningkatan laju napas
  • Penggunaan otot bantu napas
  • Pada auskultasi ditemukan suara napas wheezing atau suara vesikuler melemah

  • Pada perkusi didapatkan hipersonor

Pada kondisi emfisema yang sudah parah biasanya ditemukan sianosis, peningkatan jugular venous pressure (JVP) dan edema tungkai dengan atau tanpa gejala gagal jantung kanan. [1-3]

Diagnosis Banding

Berikut ini adalah diagnosis banding yang perlu dipertimbangkan sebelum mendiagnosis emfisema paru pada pasien.

Congestive Heart Failure (CHF)

Congestive Heart Failure (CHF), pada penyakit ini dapat muncul gejala seperti wheezing, dan sulit dibedakan dengan kondisi emfisema. Namun hal yang dapat membedakan antara keduanya adalah pada CHF akan ditemukan orthopnea (sesak pada saat dalam posisi berbaring terlentang), paroxysmal nocturnal dyspnea (sesak mendadak di malam hari), dan suara napas fine basal crackles.

Asthma

Asthma yang muncul pada pasien dewasa sulit dibedakan dengan kondisi emfisema. Namun pada rontgen dada, pasien asthma umumnya tidak menunjukkan adanya kelainan, sedangkan pada emfisema akan tampak hiperinflasi paru.

Bronkiektasis

Pasien dengan bronkiektasis akan menunjukkan gejala seperti produksi sputum purulen yang banyak dan bersifat kronis, suara napas coarse crackles, clubbing finger (jari tabuh), dan honeycomb appearance pada rontgen dada. [1,3]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada pasien emfisema adalah pemeriksaan laboratorium, radiologi, dan spirometri.

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium pada penderita emfisema paru tidak rutin dilakukan, namun dapat diperiksa sesuai dengan pertimbangan dokter. Pemeriksaan analisa gas darah, hematokrit, serum bikarbonat, dan serum antitripsin alfa-1 adalah pemeriksaan laboratorium yang mungkin diperlukan. Pemeriksaan analisa gas darah umumnya hanya dilakukan apabila saturasi pasien <92% dan tidak dilakukan apabila gejala klinis pasien ringan-sedang. [1]

Radiologi

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien dengan emfisema paru adalah rontgen dada atau CT scan dada. Hasil yang dapat ditemukan pada pemeriksaan rontgen dada adalah hiperinflasi paru, yang ditandai dengan diafragma mendatar, peningkatan radiolusensi, sela iga melebar, dan peningkatan diameter anteroposterior rongga dada. [3]

Pemeriksaan CT scan thoraks dapat mendeteksi emfisema secara dini dan menilai jenis serta derajat emfisema atau bula yang tidak terdeteksi oleh rontgen dada. [1]

Spirometri

Pemeriksaan lain yang dapat mendukung diagnosis emfisema paru adalah spirometri. Pada pasien emfisema akan didapatkan ratio VEP1/KVP<75%. [1,3]

Referensi

1. Medscape. Emphysema. Diunduh dari: https://emedicine.medscape.com/article/298283-overview
2. Vogelmeier CF, Criner GJ, Martinez FJ, et al. Global Initiative for Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Global Strategy for the Diagnosis, Management, and Prevention of Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Medical Communications Resources; 2017.
3. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. PPOK. 2003. Diunduh dari : https://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-ppok/ppok.pdf

Epidemiologi Emfisema
Penatalaksanaan Emfisema

Artikel Terkait

  • Efek Samping Sistem Kardiovaskular Pada Bronkodilator Kerja Panjang Untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis
    Efek Samping Sistem Kardiovaskular Pada Bronkodilator Kerja Panjang Untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis
  • Efikasi dan Profil Keamanan Agen Mukolitik/Antioksidan pada PPOK – Telaah Jurnal
    Efikasi dan Profil Keamanan Agen Mukolitik/Antioksidan pada PPOK – Telaah Jurnal
  • Manajemen Asthma-COPD Overlap yang Terbaru dari GINA 2019
    Manajemen Asthma-COPD Overlap yang Terbaru dari GINA 2019
  • Manfaat dan Pilihan Antibiotik Profilaksis untuk Penyakit Paru Obstruksi Kronik
    Manfaat dan Pilihan Antibiotik Profilaksis untuk Penyakit Paru Obstruksi Kronik
  • Triple Vs Dual Inhaler Untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronik Derajat Sedang-Berat - Telaah Jurnal Alomedika
    Triple Vs Dual Inhaler Untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronik Derajat Sedang-Berat - Telaah Jurnal Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
07 April 2022
Kortikosteroid jangka panjang untuk pasien PPOK - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Selamat pagi dr. Desy Puspa, SpPD,Saya mau bertanya dok, apakah indikasi serta efek samping terkait pemberian kortikosteroid inhalasi secara jangka panjang...
Anonymous
09 Maret 2022
Pasien usia 87 tahun dengan batuk dan riwayat merokok selama 40 tahun - Paru Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dr. Khairudin Sp.P, ijin konsultasi dok, datang seorang lansia pria usia 87tahun dg keluhan utama batuk. Keluhan muncul sejak 1 bln yg lalu, batuk...
Anonymous
01 Maret 2022
Pasien laki-laki usia 54 tahun dengan demam 7 hari
Oleh: Anonymous
12 Balasan
Alo dokter izin diskusi rontgen pasien paru berikut. Tn. M usia 54 tahun dengan demam 7 hari sudah pernah dirawat di klinik dan injeksi antibiotik demam...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.