Diagnosis Emfisema
Diagnosis emfisema dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pasien umumnya datang dengan sesak nafas dan riwayat merokok. Pada pemeriksaan penunjang berupa rontgen dada akan tampak gambaran hiperinflasi paru.
Anamnesis
Anamnesis dilakukan untuk menggali riwayat penyakit pasien. Keluhan yang biasanya muncul adalah sesak napas, batuk, mengi saat beraktivitas, dan nyeri dada akut.
Selain itu, perlu juga ditanyakan mengenai riwayat pasien yang mencakup faktor risiko terjadinya emfisema, seperti riwayat merokok (sudah berapa lama merokok dan jumlah rokok yang dihisap setiap hari), serta riwayat paparan polutan dalam jangka waktu yang lama. [1]
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, hasil yang sering ditemukan adalah :
-
Pasien bernapas pursed lips (bibir setengah terkatup mencucu)
-
Bentuk dada pasien seperti tong (barrel chest), dengan diameter anterior-posterior dada dan sela-sela iga melebar
- Ekspirasi memanjang
- Peningkatan laju napas
- Penggunaan otot bantu napas
-
Pada auskultasi ditemukan suara napas wheezing atau suara vesikuler melemah
- Pada perkusi didapatkan hipersonor
Pada kondisi emfisema yang sudah parah biasanya ditemukan sianosis, peningkatan jugular venous pressure (JVP) dan edema tungkai dengan atau tanpa gejala gagal jantung kanan. [1-3]
Diagnosis Banding
Berikut ini adalah diagnosis banding yang perlu dipertimbangkan sebelum mendiagnosis emfisema paru pada pasien.
Congestive Heart Failure (CHF)
Congestive Heart Failure (CHF), pada penyakit ini dapat muncul gejala seperti wheezing, dan sulit dibedakan dengan kondisi emfisema. Namun hal yang dapat membedakan antara keduanya adalah pada CHF akan ditemukan orthopnea (sesak pada saat dalam posisi berbaring terlentang), paroxysmal nocturnal dyspnea (sesak mendadak di malam hari), dan suara napas fine basal crackles.
Asthma
Asthma yang muncul pada pasien dewasa sulit dibedakan dengan kondisi emfisema. Namun pada rontgen dada, pasien asthma umumnya tidak menunjukkan adanya kelainan, sedangkan pada emfisema akan tampak hiperinflasi paru.
Bronkiektasis
Pasien dengan bronkiektasis akan menunjukkan gejala seperti produksi sputum purulen yang banyak dan bersifat kronis, suara napas coarse crackles, clubbing finger (jari tabuh), dan honeycomb appearance pada rontgen dada. [1,3]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada pasien emfisema adalah pemeriksaan laboratorium, radiologi, dan spirometri.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium pada penderita emfisema paru tidak rutin dilakukan, namun dapat diperiksa sesuai dengan pertimbangan dokter. Pemeriksaan analisa gas darah, hematokrit, serum bikarbonat, dan serum antitripsin alfa-1 adalah pemeriksaan laboratorium yang mungkin diperlukan. Pemeriksaan analisa gas darah umumnya hanya dilakukan apabila saturasi pasien <92% dan tidak dilakukan apabila gejala klinis pasien ringan-sedang. [1]
Radiologi
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien dengan emfisema paru adalah rontgen dada atau CT scan dada. Hasil yang dapat ditemukan pada pemeriksaan rontgen dada adalah hiperinflasi paru, yang ditandai dengan diafragma mendatar, peningkatan radiolusensi, sela iga melebar, dan peningkatan diameter anteroposterior rongga dada. [3]
Pemeriksaan CT scan thoraks dapat mendeteksi emfisema secara dini dan menilai jenis serta derajat emfisema atau bula yang tidak terdeteksi oleh rontgen dada. [1]
Spirometri
Pemeriksaan lain yang dapat mendukung diagnosis emfisema paru adalah spirometri. Pada pasien emfisema akan didapatkan ratio VEP1/KVP<75%. [1,3]