Epidemiologi Emfisema
Data epidemiologi emfisema secara nasional masih belum tersedia, tetapi dilaporkan bahwa 4 dari 100 orang di Indonesia menderita penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Global
Emfisema adalah penyakit yang mempengaruhi banyak orang di seluruh dunia. Menurut hasil laporan dari Global Burden of Disease Study, terdapat sebanyak 251 juta kasus PPOK secara global di seluruh dunia dan diprediksi akan terus meningkat dikarenakan semakin tingginya angka perokok dan semakin meningkatnya kadar polutan. Hasil statistik yang dibuat oleh CDC mengatakan bahwa di Amerika Serikat terdapat 14 juta penderita emfisema dimana jumlah wanita lebih banyak dibandingkan laki-laki (21,4 : 19,0 per 1.000 penduduk). [7,8]
Indonesia
Data mengenai prevalensi emfisema di Indonesia masih sulit untuk ditemukan, karena emfisema masih dianggap sebagai bagian dari PPOK. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013 dikatakan bahwa 4 dari 100 orang di Indonesia menderita PPOK. Dimana prevalensi tertinggi terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur (10%) dan terendah di Provinsi Lampung (1,4%).
Selain daripada itu, jumlah perokok di Indonesia semakin tahun terus meningkat. Pada tahun 2015 dilaporkan terdapat sebanyak 22,57% perokok aktif di perkotaan dan 25,05% perokok aktif di pedesaan. Rata-rata jumlah batang rokok yang dihabiskan per hari yakni 76 batang di perkotaan dan 80 batang di pedesaan. [8]
Mortalitas
Menurut WHO, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) menempati urutan ke-3 penyebab utama kematian di dunia.
Menurut CDC, emfisema menyebabkan 64,3 kematian per 100.000 populasi pada orang dewasa berusia diatas 25 tahun. Rasio ini berbeda pada setiap lokasi di Amerika, dengan persentase angka kematian terendah terdapat di Hawai (27,1 kematian per 100.000 populasi) dan persentase tertinggi di Oklahoma (93,6 kematian per 100.000 populasi). [9]