Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Patofisiologi Emfisema general_alomedika 2019-10-08T10:29:09+07:00 2019-10-08T10:29:09+07:00
Emfisema
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Emfisema

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Patofisiologi emfisema dapat diawali dengan paparan zat yang memicu respon inflamasi, ataupun defisiensi antitripsin alfa 1.

Paparan Zat Berbahaya

Paparan zat berbahaya atau asap rokok dalam jangka panjang akan memicu respon inflamasi oleh sel-sel imun inflamatorik seperti sel polimorfonuklear, eosinofil, makrofag, limfosit CD4+ dan limfosit CD8+.

Makrofag akan teraktivasi dan melepaskan faktor kemotaktik neutrofil seperti leukotrien B4 dan IL-8 (Interleukin 8). Pada saat neutrofil-neutrofil direkrut, maka secara bersama-sama dengan makrofag akan menghasilkan enzim proteolitik seperti metalloproteinases matrix (MMPs), protease-protease lainnya, dan hidrogen peroksida yang berperan dalam penghancuran lapisan epitel paru dan menyebabkan hipersekresi mukus. Derivat neutrofil protease (elastase dan protease) bertindak melawan elastin dan merusak jaringan ikat pada parenkim paru. Padahal, elastin merupakan suatu komponen penting pada matriks ekstraseluler yang digunakan untuk mempertahankan integritas parenkim paru dan saluran napas. Ketidakseimbangan elastase akan merusak paru dan menyebabkan pelebaran dari alveoli. Hal ini mengakibatkan pertukaran gas di alveoli terganggu. [5]

Defisiensi Antitripsin Alfa-1

Pada pasien dengan defisiensi antitripsin alfa-1, patofisiologi emfisema sedikit berbeda. Antitripsin alfa-1 adalah sebuah glikoprotein yang masuk ke dalam kelompok inhibitor serin protease yang disintesis di dalam hati dan disekresi ke dalam peredaran darah. Diduga Antitripsin alfa-1 juga dihasilkan di parenkim paru. Fungsi dari antitripsin alfa-1 adalah untuk menetralisir elastase neutrofil di dalam jaringan interstisial paru dan menginhibisi tripsinisasi untuk melindungi parenkim paru dari proses elastolitik. Sehingga pada penderita dengan defisiensi antitripsin alfa-1, elastase neutrofil akan merusak jaringan ikat paru yang pada akhirnya menyebabkan emfisema. [6]

Akibat Rusaknya Parenkim Paru

Kerusakan parenkim paru yang ditandai dengan menghilangnya elastisitas alveoli menyebabkan udara terperangkap di dalam paru dan sulit untuk dikeluarkan. Hal ini menyebabkan paru-paru tidak dapat melakukan ekspirasi dengan efektif, dan menampung udara lebih banyak sehingga terjadi hiperinflasi paru. [5]

Emfisema Berdasarkan Lokasi Kerusakan

Emfisema paru dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan lokasi kerusakan yang terjadi.

  • Asinar proksimal (sentrilobuler) : merupakan jenis yang paling sering terjadi dan berhubungan erat dengan riwayat merokok atau inhalasi zat berbahaya. Sesuai dengan namanya, kerusakan yang terjadi umumnya meliputi bagian proksimal dari bronkiolus dengan destruksi fokal dan sering ditemukan pada bagian atas paru.
  • Panasinar : merupakan jenis yang paling sering terjadi pada penderita dengan defisiensi antitripsin alfa-1. Kerusakan terjadi pada hampir seluruh bagian alveoli.
  • Asinar distal (paraseptal) : jenis ini dapat muncul sendiri atau berhubungan dengan 2 kondisi lainnya (asinar proksimal dan panasinar). Apabila muncul sendiri umumnya berhubungan dengan pneumotoraks spontan (akibat pecahnya bullae) pada dewasa muda. Lokasi kerusakan terbatas pada septa dari paru-paru atau pleura. [7]

Referensi

5. Tetley TD. Macrophages and the pathogenesis of COPD. Chest. 2002; 121(5): 156-59.
6. American Thoracic Society/ European Respiratory Society Statement : standards for the diagnosis and management of individuals with alpha-1 antitrypsin deficiency. Am J Respir Crit Care Med. 2003; 168(7): 818-900.
7. Pahal P, Sharma S. Emphysema. Diunduh dari : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482217/

Pendahuluan Emfisema
Etiologi Emfisema

Artikel Terkait

  • Efek Samping Sistem Kardiovaskular Pada Bronkodilator Kerja Panjang Untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis
    Efek Samping Sistem Kardiovaskular Pada Bronkodilator Kerja Panjang Untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis
  • Efikasi dan Profil Keamanan Agen Mukolitik/Antioksidan pada PPOK – Telaah Jurnal
    Efikasi dan Profil Keamanan Agen Mukolitik/Antioksidan pada PPOK – Telaah Jurnal
  • Manajemen Asthma-COPD Overlap yang Terbaru dari GINA 2019
    Manajemen Asthma-COPD Overlap yang Terbaru dari GINA 2019
  • Manfaat dan Pilihan Antibiotik Profilaksis untuk Penyakit Paru Obstruksi Kronik
    Manfaat dan Pilihan Antibiotik Profilaksis untuk Penyakit Paru Obstruksi Kronik
  • Budesonide-Formoterol vs Fluticasone-Salmeterol untuk Terapi Penyakit Paru Obstruksi Kronis – Telaah Jurnal Alomedika
    Budesonide-Formoterol vs Fluticasone-Salmeterol untuk Terapi Penyakit Paru Obstruksi Kronis – Telaah Jurnal Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
07 April 2022
Kortikosteroid jangka panjang untuk pasien PPOK - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Selamat pagi dr. Desy Puspa, SpPD,Saya mau bertanya dok, apakah indikasi serta efek samping terkait pemberian kortikosteroid inhalasi secara jangka panjang...
Anonymous
09 Maret 2022
Pasien usia 87 tahun dengan batuk dan riwayat merokok selama 40 tahun - Paru Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dr. Khairudin Sp.P, ijin konsultasi dok, datang seorang lansia pria usia 87tahun dg keluhan utama batuk. Keluhan muncul sejak 1 bln yg lalu, batuk...
Anonymous
01 Maret 2022
Pasien laki-laki usia 54 tahun dengan demam 7 hari
Oleh: Anonymous
12 Balasan
Alo dokter izin diskusi rontgen pasien paru berikut. Tn. M usia 54 tahun dengan demam 7 hari sudah pernah dirawat di klinik dan injeksi antibiotik demam...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.