Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Emfisema general_alomedika 2022-11-24T14:08:31+07:00 2022-11-24T14:08:31+07:00
Emfisema
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Emfisema

Oleh :
dr. Qorry Amanda, M.Biomed
Share To Social Media:

Patofisiologi emfisema melibatkan pelebaran rongga udara distal pada bronkiolus terminal dan kerusakan parenkim paru yang berlangsung kronis dan progresif. Faktor utama yang mencetuskan emfisema adalah paparan gas polutan beracun, seperti rokok.[1,2]

Paparan Oksidan pada Emfisema

Gas polutan yang beracun seperti rokok bersifat sebagai oksidan, menginhibisi enzim antiproteolitik dan mengaktivasi makrofag alveolus. Makrofag yang teraktivasi melepaskan faktor kemotaktik neutrofil. Kemudian, terjadilah pelepasan enzim protease seperti matriks metalloproteinase (MMP) yang menyebabkan destruksi septa dinding alveoli dan hipersekresi mukus akibat hiperinflamasi.

Destruksi septa alveoli melibatkan proses elastolisis, suatu proses penguraian dari serat-serat elastik yang memberikan sifat high elastic recoil pada paru. Mekanisme perbaikan fisiologis yang diinduksi vascular endothelial growth factor (VEGF) semakin memperberat remodeling yang terjadi.[1,2]

Timbulnya Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis emfisema berkaitan dengan rusaknya struktur pada bagian distal bronkiolus terminalis, yakni sakus alveolaris, duktus alveolaris, serta alveoli. Ketiga bagian tersebut secara anatomi disebut sebagai asinus. Tampak adanya dilatasi yang bersifat abnormal dan irreversibel pada asinus paru dan terjadi penurunan luas permukaan dinding alveoli dan kapiler yang menjadi tempat pertukaran gas, sehingga pasien merasakan sesak napas.

Selain itu, hilangnya struktur yang menyokong alveoli pada bagian distal secara tidak langsung mempengaruhi diameter saluran napas yang ada di bagian proksimal sehingga terjadi penurunan aliran udara (limiting airflow). Pelebaran alveoli akibat destruksi septa alveoli menyebabkan pembesaran volume paru pada rongga toraks karena adanya udara yang terjebak (air trapping) sehingga mengurangi kapasitas dinding dada untuk mengembang pada saat inspirasi dan cenderung kolaps saat ekspirasi. Akibatnya, ventilasi menjadi terbatas.[1,3,4]

Klasifikasi Emfisema

Emfisema dapat diklasifikasikan lebih lanjut berdasarkan struktur patologi yang terdampak.

Emfisema Sentrilobular (Asinus Proksimal)

Emfisema sentrilobular (asinus proksimal) merupakan tipe emfisema yang paling sering terjadi dan berhubungan erat dengan perokok berat, pekerja tambang, dan penderita pneumokoniosis.[1]

Emfisema Panasinar

Emfisema panasinar merupakan tipe emfisema yang paling sering terjadi karena adanya defisiensi alpha-antitrypsin.[1]

Emfisema Paraseptal (Asinus Distal)

Emfisema paraseptal (asinus distal) merupakan emfisema yang dapat terjadi sendirian atau menyertai emfisema sentrilobular dan panasinar. Bila terjadi sendirian, biasanya berkaitan dengan adanya pneumothorax spontan pada pasien dewasa.[1]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Novita

Referensi

1. Pahal P, Avula A, Sharma S. Emphysema. [Updated 2022 May 15]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482217/
2. Boka, K. Emphysema. Medscape. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/298283-overview#a5
3. Rodrigues SO, Cunha CMCD, Soares GMV, Silva PL, Silva AR, Gonçalves-de-Albuquerque CF. Mechanisms, Pathophysiology and Currently Proposed Treatments of Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Pharmaceuticals (Basel). 2021 Sep 26;14(10):979. doi: 10.3390/ph14100979. PMID: 34681202; PMCID: PMC8539950.
4. Jonathan S, Damayanti T, Antariksa B. Patophysiology of Emphysema. Jurnal Respirologi Indonesia, 2019. 39(1):60-69 DOI:10.36497/jri.v39i1.43 https://jurnalrespirologi.org/index.php/jri/article/view/43/27

Pendahuluan Emfisema
Etiologi Emfisema

Artikel Terkait

  • Efek Samping Sistem Kardiovaskular Pada Bronkodilator Kerja Panjang Untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis
    Efek Samping Sistem Kardiovaskular Pada Bronkodilator Kerja Panjang Untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis
  • Efikasi dan Profil Keamanan Agen Mukolitik/Antioksidan pada PPOK – Telaah Jurnal
    Efikasi dan Profil Keamanan Agen Mukolitik/Antioksidan pada PPOK – Telaah Jurnal
  • Manajemen Asthma-COPD Overlap yang Terbaru dari GINA 2019
    Manajemen Asthma-COPD Overlap yang Terbaru dari GINA 2019
  • Manfaat dan Pilihan Antibiotik Profilaksis untuk Penyakit Paru Obstruksi Kronik
    Manfaat dan Pilihan Antibiotik Profilaksis untuk Penyakit Paru Obstruksi Kronik
  • Mukolitik sebagai Terapi Preventif PPOK Eksaserbasi
    Mukolitik sebagai Terapi Preventif PPOK Eksaserbasi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Hudiyati Agustini
21 Desember 2022
Pilihan Terapi Yang Tepat untuk Pasien Asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) - Artikel Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Pilihan terapi yang tepat untuk pasien asma dan PPOK adalah kombinasi long-acting beta-2 agonist (LABA) dan inhaled corticosteroid (ICS). Termasuk...
Anonymous
26 Oktober 2022
Pasien lansia wanita sering sesak napas dan terasa kencang di perut bagian atas
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter izin diskusi, saya pernah menemukan 2 orang pasien wanita usia 60-70 tahun dengan keluhan sering sesak tanpa nyeri epigastrium, atau sesak...
Anonymous
25 Oktober 2022
Rehabilitasi medik untuk pasien penyakit paru obstruktif kronis - Rehabilitasi Medik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter Ananda, Sp. KFR bagaimana terapi pada pasien PPOK yang sering sesak napas pada pasien lansia? Apakah latihan tersebut bisa dilakukan pasien di...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.