Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penatalaksanaan Tobacco Use Disorder general_alomedika 2019-09-25T17:01:30+07:00 2019-09-25T17:01:30+07:00
Tobacco Use Disorder
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Tobacco Use Disorder

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Penatalaksanaan tobacco use disorder mengedepankan intervensi perilaku dan, bila diperlukan, penggunaan medikamentosa. [1]

Intervensi Perilaku

Intervensi perilaku dengan program berhenti merokok diawali dari pembentukan motivasi individual untuk berhenti. Sesi konseling singkat mengenai akibat rokok, cara, dan manfaat berhenti merokok secara rutin bisa meningkatkan motivasi pasien untuk berhenti. [9]

Intervensi perilaku bisa dilakukan dalam sesi individual atau dalam bentuk terapi kelompok. Ada beberapa jenis intervensi perilaku yang bisa dilakukan untuk berhenti merokok :

  • Membantu pasien mendapatkan keterampilan problem solving. Misalnya, menghindari situasi dimana dirinya atau orang lain biasanya merokok, lalu mengidentifikasi pemicu perilaku merokok dan menghindarinya.
  • Stress management, karena umumnya perilaku merokok memberat ketika terdapat stressor.

  • Membantu memberikan dukungan sosial untuk berhenti merokok
  • Membantu perokok untuk mendapatkan dukungan untuk berhenti merokok dari luar lingkungan terapi. [12]

Departemen Kesehatan Republik Indonesia menganjurkan beberapa tahap berikut untuk pasien yang berusaha berhenti merokok :

  • Pasien menyampaikan kepada orang lain mengenai keputusannya untuk berhenti merokok
  • Tetapkan target waktu, misalnya 2-3 minggu
  • Mulai dengan cara yang mudah. Misalnya, sarankan pasien untuk mencatat dalam kondisi apa ia lebih sering merokok (bosan, cemas, kesepian, sedang menonton, bermain kartu, atau jika minum kopi). Beri nilai 0 sampai 5, dengan kriteria 0 adalah merokok sangat banyak seperti kereta api dan 5 hanya jika diperlukan. Kemudian, minta pasien mengenali saat dimana ia merokok seperti kereta api dan buatlah upaya untuk berhenti merokok secara bertahap.
  • Hindari kebiasaan yang sering meningkatkan keinginan merokok, misalnya konsumsi kopi dan alkohol atau menghadiri acara malam. Jika pasien merasa godaan sangat besar, cobalah mengonsumsi produk susu, buah-buahan, dan sayuran lebih banyak karena studi menyebutkan bahwa makanan tersebut akan memberikan cita rasa yang kurang enak saat merokok. [17]

Medikamentosa

Intervensi farmakoterapi untuk berhenti merokok mencakup nicotine replacement therapy (NRT), juga obat-obatan yang tidak mengandung nikotin tapi bisa meredakan gejala-gejala putus zat nikotin. Media NRT beragam, seperti permen karet, plester yang ditempelkan pada kulit, tablet, atau bisa dengan semprot mulut atau hidung. [9] Obat-obatan yang bisa digunakan untuk membantu berhenti merokok adalah bupropion, nortiptilin, dan clonidine. [12] Obat yang banyak digunakan sebagai alternatif NRT adalah varenicline dan bupropion. [3,13]

Nicotine Replacement Therapy

Nicotine replacement therapy (NRT) bekerja dengan cara :

  • Mengurangi gejala putus obat, sehingga pasien belajar untuk menjalani aktivitas tanpa rokok
  • Mengurangi efek nikotin dari tembakau
  • Memberi efek psikologis terkait mood dan status kesadaran

Terdapat berbagai formulasi dan dosis NRT yang tersedia saat ini. Produk NRT yang sudah beredar secara resmi di dunia adalah transdermal, semprot nasal, inhaler, dan berbagai produk oral (permen karet, lozenges, dan tablet sublingual).

NRT transdermal digunakan 1 kali per hari. Sediaan ini disebut sebagai passive dosing karena memasukkan nikotin ke dalam tubuh secara perlahan melalui kulit. Nikotin yang dikonsumsi secara oral dilaporkan tidak berisiko menyebabkan ketergantungan karena harus melewati first pass metabolism di hati sehingga kadarnya di darah rendah. Konsumsi oral juga membuat penghantaran nikotin ke otak menjadi sangat lambat.

Menggantikan tembakau dengan NRT adalah strategi meminimalisir harm, karena pasien tidak mendapatkan efek toksik dari merokok. Sayangnya, NRT sulit didapat di Indonesia, terutama pada pasien yang berisiko. Selain itu, karena terapi ini bernilai sangat penting, harganya jauh lebih mahal dari produk tembakau. [16]

Farmakoterapi Nonnikotin

Bupropion bekerja dengan menurunkan berbagai gejala putus obat nikotin, termasuk depresi. Dibandingkan plasebo, bupropion dilaporkan 2 kali lebih efektif. Efikasi ini meningkat jika bupropion digunakan bersama dengan nicotine replacement therapy (NRT). Dosis yang direkomendasikan adalah 150 mg dua kali sehari. Efek samping yang sering muncul adalah mulut kering dan gangguan tidur.

Varenicline adalah agonist parsial nicotinic acetylcholine receptors (nAChRs) α4β2. Penggunaan varenicline dilaporkan meningkatkan berhenti merokok jangka panjang 3 kali lipat dibandingkan kontrol. Penggunaan varenicline perlu berhati-hati pada pasien dengan gangguan kardiovaskular. Varenicline digunakan 1 minggu sebelum konsumsi rokok dihentikan. Dosis hari 1-3 adalah 0,5 mg per oral sekali sehari, dilanjutkan 0,5 mg per oral 2 kali sehari untuk hari ke 4-7. Setelah itu, dosis ditingkatkan menjadi 1 mg per oral 2 kali sehari dan dilanjutkan selama 12 minggu. [16]

Referensi

1. Thurgood SL, McNeill A, Clark-Carter D, Brose LS. A Systematic Review of Smoking Cessation Interventions for Adults in Substance Abuse Treatment or Recovery. NICTOB 2016;18:993–1001. [https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26069036]
3. NSW Health, New South Wales, Ministry of Health. Managing nicotine dependence: a guide for NSW Health staff. 2015. [https://www.health.nsw.gov.au/tobacco/Pages/managing-nicotine-dependence.aspx]
9. WHO. WHO Report on the Global Tobacco Epidemic, 2019. Geneva: World Health Organization; 2019 [https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/326043/9789241516204-eng.pdf?ua=1]
12. Tobacco Free Initiative (World Health Organization), editor. Policy recommendations on smoking cessation and treatment of tobacco dependence. Geneva: World Health Organization; 2003. [https://www.who.int/tobacco/resources/publications/tobacco_dependence/en/]
13. Prochaska JJ, Benowitz NL. The Past, Present, and Future of Nicotine Addiction Therapy. Annu. Rev. Med. 2016;67:467–86. [https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26332005]
16. Lande RG. Nicotine Addiction. Medscape, 2018. https://emedicine.medscape.com/article/287555-clinical#b3
17. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Berhenti Merokok- Pasti bisa. 2017. http://www.depkes.go.id/development/site/depkes/index.php?cid=1-17042500006&id=berhenti-merokok-%E2%80%93-pasti-bisa-%E2%80%93.html

Diagnosis Tobacco Use Disorder
Prognosis Tobacco Use Disorder

Artikel Terkait

  • Peran Dokter dalam Membantu Pasien Berhenti Merokok
    Peran Dokter dalam Membantu Pasien Berhenti Merokok
  • Merokok Sebatang Sehari Tetap Meningkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular secara Signifikan
    Merokok Sebatang Sehari Tetap Meningkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular secara Signifikan
  • Upaya Menghentikan Kebiasaan Merokok pada Perokok Remaja
    Upaya Menghentikan Kebiasaan Merokok pada Perokok Remaja
  • COVID-19 dan Upaya Berhenti Merokok
    COVID-19 dan Upaya Berhenti Merokok
  • Bahaya Merokok pada Wanita Usia Produktif, Ibu Hamil, dan Ibu Menyusui
    Bahaya Merokok pada Wanita Usia Produktif, Ibu Hamil, dan Ibu Menyusui

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
09 Maret 2022
Obat untuk berhenti merokok - Paru Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter Khairuddin Sp. P izin bertanya, apakah ada obat yang dapat diresepkan untuk pasien agar lebih mudah berhenti merokok? Misalnya bupoprion,...
dr. Livia Kurniati Saputra
21 Februari 2022
Artikel SKP Alomedika - Merokok Mempercepat Menopause
Oleh: dr. Livia Kurniati Saputra
1 Balasan
Menopause merupakan proses fisiologi yang terjadi pada wanita. Namun, gaya hidup, seperti merokok, dapat menyebabkan terjadinya menopause yang lebih cepat....
dr.Airindya Bella Kusumaningrum
16 Februari 2022
Nonton Video Alomedika – Bahaya Rokok pada Wanita Usia Subur, Ibu Hamil, dan Ibu
Oleh: dr.Airindya Bella Kusumaningrum
1 Balasan
ALO Dokter, Apakah dokter tahu jika 1% dari perempuan usia >10 tahun di Indonesia adalah perokok? Padahal, rokok memiliki dampak buruk, baik pada perempuan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.