Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Gangguan Stres Akut general_alomedika 2021-11-26T11:35:09+07:00 2021-11-26T11:35:09+07:00
Gangguan Stres Akut
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Gangguan Stres Akut

Oleh :
dr. Audiza Luthffia
Share To Social Media:

Penatalaksanaan gangguan stres akut atau acute stress disorder (ASD) bertujuan untuk mengendalikan gejala dan mencegah perkembangan menjadi posttraumatic stress disorder (PTSD). Tata laksana terdiri dari tata laksana suportif (seperti memberikan dukungan emosional), psikoterapi, dan tata laksana farmakologi. Psikoterapi berupa cognitive-behavioural therapy merupakan pilihan utama dan lebih direkomendasikan dibanding psikoterapi lain atau medikamentosa. Manfaat medikamentosa pada kasus gangguan stres akut belum didukung bukti ilmiah adekuat.

Tata Laksana Suportif

Tata laksana suportif secara umum bertujuan untuk memastikan aspek keamanan pasien serta mengurangi stres pada pasien. Tata laksana suportif tentunya memiliki peranan penting pada penatalaksanaan gangguan stres akut. Berikut adalah intervensi yang dapat dilakukan pada pasien dengan gangguan stres akut:

  • Memastikan pasien dalam kondisi yang aman, nyaman, dan kebutuhan dasar sandang, pangan, dan papan pasien terpenuhi
  • Memberikan dukungan emosional dari keluarga atau kerabat dekat. Dukungan emosional juga dapat diperoleh dari komunitas atau tenaga kesehatan.
  • Memberikan informasi terkait reaksi psikologis yang wajar dialami setelah terpapar kejadian traumatik, memberi saran metode koping yang efektif, mengajarkan teknik relaksasi serta cara mengendalikan kemarahan atau emosi
  • Menghindari stimulus yang berpotensi memperberat kondisi stres pada pasien
  • Identifikasi adanya risiko percobaan bunuh diri, terutama pada pasien yang memiliki komorbid seperti depresi

  • Memberikan pendampingan dalam hal administratif seperti membuat laporan polisi, mengurus cuti kerja, atau asuransi kesehatan[1,9]

Psikoterapi

Psikoterapi bisa dibilang merupakan pilihan utama tata laksana gangguan stres akut. Hal ini karena bukti ilmiah terkait efikasi penggunaan medikamentosa masih belum adekuat.

Trauma-Focused Cognitive Behavioural Therapy

Pilihan penatalaksanaan gangguan stres akut adalah cognitive-behavioural therapy yang berfokus pada trauma. Psikoterapi yang meliputi edukasi tentang aspek psikologis dari trauma, kemampuan untuk mengatasi gejala, mengenali dan mencegah distorsi kognitif ini bermanfaat dalam mencegah gangguan stres akut berkembang menjadi post traumatic stress disorder. Terapi ini setidaknya mulai dilakukan 2 minggu sejak paparan trauma. Terapi dilakukan sekali seminggu selama 6 minggu dengan durasi per sesi adalah 60-90 menit.[1,4]

Exposure Therapy

Berdasarkan beberapa uji klinis, exposure therapy yang dilakukan bersama dengan CBT lainnya efektif dalam mencegah PTSD pada pasien acute stress disorder. Exposure therapy merupakan metode cognitive-behavioral therapy (CBT) dimana pasien secara terkontrol dihadapkan dengan sumber atau stimulus yang berkaitan dengan peristiwa traumatik. Metode ini bertujuan untuk menghilangkan memori terhadap trauma dengan cara melatih mekanisme extinction learning.[1,10]

Debriefing

Intervensi yang dilakukan pada debriefing adalah meminta pasien untuk merefleksikan, mengingat, dan menjelaskan perasaan mereka tentang peristiwa traumatik. Meskipun sering dilakukan sebagai penatalaksanaan stres akibat trauma, penelitian menunjukkan bahwa intervensi ini tidak efektif dalam mengurangi gejala gangguan stres akut dan PTSD.[1,10]

Tata Laksana Farmakologis

Sampai saat ini, belum terdapat bukti ilmiah yang cukup untuk merekomendasikan farmakoterapi sebagai tata laksana rutin pada gangguan stres akut. Mayoritas farmakoterapi yang direkomendasikan pada gangguan stres akut berasal dari uji klinis pada populasi dengan PTSD, mengingat kemiripan antara kedua kondisi tersebut.[1,5,15]

Farmakoterapi lini pertama untuk penatalaksanaan PTSD adalah golongan selective serotonin inhibitor (SSRI) seperti fluoxetine, sertraline, dan paroxetine. Beta blocker seperti propranolol telah diuji untuk gangguan stres akut karena diduga dapat menurunkan aktivitas noradrenergik sehingga bermanfaat dalam pengondisian trauma. Namun, terdapat uji klinis yang menunjukkan tidak adanya manfaat.[4,16]

Farmakoterapi dengan golongan benzodiazepine dapat bermanfaat untuk mengatasi gejala akut ansietas, agitasi, maupun gangguan tidur. Meski demikian, penggunaannya baru didukung beberapa studi non-randomisasi.[4,15]

Pasien dengan gangguan tidur atau mimpi buruk dapat diberikan obat golongan antagonis adrenoreseptor alfa-1 seperti prazosin atau benzodiazepine. Terapi adjuvan lainnya yang diketahui efektif adalah eszopiclone, olanzapine, dan risperidone.[1,14]

Referensi

1. Fanai M, Khan MAB. Acute Stress Disorder. [Updated 2021 Jul 17]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560815/
4. Bryant R. Treatment of acute stress disorder in adults. Uptodate. 2021. https://www.uptodate.com/contents/treatment-of-acute-stress-disorder-in-adults#H778995456
5. Kavan MG, Elsasser GN, Barone EJ. The physician's role in managing acute stress disorder. Am Fam Physician. 2012;86(7):643-649. PMID: 23062092
9. Lubit RH. Acute Stress Disorder Treatment & Management. Medscape, 2016. https://emedicine.medscape.com/article/2192581-treatment#d11
10. Howlett JR, Stein MB. Prevention of Trauma and Stressor-Related Disorders: A Review. Neuropsychopharmacology. 2016;41(1):357-369. doi:10.1038/npp.2015.261
14. Visser E, Gosens T, Den Oudsten BL, De Vries J. The course, prediction, and treatment of acute and posttraumatic stress in trauma patients: A systematic review. J Trauma Acute Care Surg 2017; 82:1158.
15. Stein DJ, Ipser JC, Seedat S. Pharmacotherapy for post traumatic stress disorder (PTSD). Cochrane Database Syst Rev 2006; :CD002795.

Diagnosis Gangguan Stres Akut
Prognosis Gangguan Stres Akut
Diskusi Terbaru
Anonymous
Hari ini, 09:13
Lidah dengan bercak kebiruan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Pasien wanita usia 78 tahunMengeluh ada bercak biru keunguan di lidah, tidak terasa nyeri ( tidak ada keluhan)Terdapat 2 nodul kecil pada lidahApakah ini...
dr. Gabriela Widjaja
Hari ini, 09:00
Dislipidemia Tidak Menyebabkan Nyeri Kepala - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela Widjaja
2 Balasan
ALO Dokter! Pasien yang datang dengan keluhan nyeri kepala tentunya sering Anda temui dalam praktik sehari-hari.  Anda juga pasti pernah ditanyai pasien 1...
Anonymous
Hari ini, 06:23
Terapi untuk anak kejang demam tanpa rawat inap
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, mohon berdiskusi....apakah anak dg kejang demam harus di rawat inap? Kadang org tua tdk tahu beda kejang dan menggigil....adakah pedoman terapi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.