Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Gangguan Stres Akut general_alomedika 2021-11-26T11:32:09+07:00 2021-11-26T11:32:09+07:00
Gangguan Stres Akut
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Gangguan Stres Akut

Oleh :
dr. Audiza Luthffia
Share To Social Media:

Diagnosis gangguan stres akut atau acute stress disorder (ASD) ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis DSM-5. Pasien dengan gangguan stres akut akan memiliki riwayat kejadian traumatik yang kemudian menyebabkan pikiran intrusif, mengganggu, dan ansietas. Gejala-gejala tersebut menetap selama 3 hari sampai 1 bulan setelah paparan. Jika gejala melebihi 1 bulan, maka diagnosis kemungkinan mengarah ke post traumatic stress disorder (PTSD).[1,2]

Anamnesis

Anamnesis berfokus untuk mengidentifikasi gejala-gejala yang timbul sebagai respon emosional akibat peristiwa traumatik. Informasi terkait riwayat paparan terhadap peristiwa traumatik, jenis peristiwa traumatik, dan hubungan kausalitas antara peristiwa traumatik dengan gejala saat ini dapat diperoleh melalui alloanamnesis dengan keluarga. Gejala pada gangguan stres akut berlangsung selama kurang dari 30 hari. Apabila gejala lebih dari 1 bulan, maka kemungkinan pasien mengalami PTSD.

Pasien umumnya menunjukan gejala intrusif, dimana terdapat flashback atau mimpi buruk sehingga pasien sering merasakan seolah-olah mengalami kembali peristiwa traumatik. Beberapa gejala yang sering muncul sebagai respon terhadap peristiwa traumatik adalah:

  • Reaksi emosional: kesedihan, kecemasan, rasa marah, rasa bersalah, kehilangan kemampuan untuk merasakan kesenangan
  • Reaksi kognitif: sulit berkonsentrasi, sulit mengambil keputusan, munculnya ingatan tentang peristiwa masa lalu, kebingungan dan disorientasi
  • Reaksi fisik: gangguan tidur, kelelahan, iritabilitas, peningkatan kewaspadaan, nyeri, berdebar, dan penurunan napsu makan serta libido
  • Reaksi interpersonal: rasa tidak percaya, menarik diri dari pergaulan, merasa ditolak atau dicampakkan[1,2,8]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik meliputi kondisi umum pasien serta pemeriksaan status mental. Pemeriksaan fisik juga bertujuan untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab medis lain yang menimbulkan gejala pada pasien. Gejala fisik yang dapat ditemukan antara lain takikardia, berkeringat, tremor, dan agitasi.

Pada pemeriksaan status mental dapat ditemukan hasil sebagai berikut:

  • Kondisi umum: pasien menunjukkan tanda-tanda perawatan diri yang buruk
  • Afek dan mood: pasien mungkin tampak sedih, cemas, mudah terangsang, apatis, atau marah
  • Isi pikiran: pasien menunjukkan rasa tidak berdaya, rasa tidak percaya, kebingungan, rasa rendah diri, atau pikiran yang berkaitan dengan peristiwa traumatik
  • Persepsi: mungkin ditemukan halusinasi visual atau auditori yang berhubungan dengan peristiwa traumatik. Pasien mungkin merasa apa yang terjadi padanya tidak nyata dan menyangkal kenyataan.
  • Pikiran atau percobaan bunuh diri dapat ditemukan pada 54% pasien dengan gangguan stres akut[1,9]

Kriteria Diagnosis Berdasarkan DSM-5

Diagnosis gangguan stres akut didasarkan pada riwayat paparan terhadap peristiwa traumatik yang sesuai dengan kriteria diagnosis dan disertai minimal 9 gejala yang berhubungan dengan peristiwa traumatik. Berikut ini adalah kriteria peristiwa traumatik dan gejala-gejala yang mendukung diagnosis gangguan stres akut:

Paparan Terhadap Peristiwa Traumatik

Peristiwa traumatik yang dimaksud pada kriteria diagnosis DSM-5 meliputi peristiwa yang menyebabkan kematian, ancaman kematian, cedera serius, atau kekerasan seksual. Peristiwa traumatik yang dialami harus memenuhi setidaknya satu karakteristik di bawah ini:

  1. Pasien mengalami secara langsung peristiwa traumatik tersebut
  2. Pasien menyaksikan secara langsung peristiwa traumatik tersebut terjadi pada orang lain
  3. Pasien mengetahui peristiwa traumatik tersebut terjadi pada anggota keluarga atau kerabat dekat
  4. Pasien mengalami paparan berulang atau ekstrem terkait detail yang tidak menyenangkan tentang peristiwa traumatik tersebut

Sebagai catatan, paparan melalui media digital seperti gambar atau televisi tidak memenuhi kriteria diagnosis.

Gejala Intrusif

Berikut ini adalah gejala yang termasuk dalam kelompok gejala intrusif:

  1. Ingatan yang berkaitan dengan peristiwa traumatik yang muncul berulang, tidak dapat dikendalikan, dan menimbulkan distres pada pasien
  2. Mimpi buruk yang muncul secara berulang dan berhubungan dengan peristiwa traumatik
  3. Reaksi disosiatif termasuk flashback, dimana pasien merasa seolah-olah mengalami kembali peristiwa traumatik
  4. Distres psikologis yang berat atau berkepanjangan serta reaksi psikologis yang jelas terhadap stimulus internal maupun eksternal yang menyerupai aspek dari peristiwa traumatik

Perubahan Mood

Yang termasuk dalam gejala perubahan mood adalah:

  1. Pasien cenderung selalu menunjukkan mood negatif dan tidak dapat merasakan mood atau emosi positif seperti rasa bahagia, cinta, atau kepuasan

Gejala Disosiatif

Yang termasuk gejala disosiatif adalah:

  1. Memiliki persepsi yang berbeda dengan realitas tentang diri sendiri atau lingkungan
  2. Ketidakmampuan mengingat aspek penting dari peristiwa traumatik. Biasanya disebabkan oleh amnesia disosiatif dan tidak berkaitan dengan cedera kepala atau penyalahgunaan obat

Perilaku Menghindar

Yang termasuk dalam perilaku menghindar adalah:

  1. Upaya untuk menghindar dari ingatan, pikiran, atau perasaan yang menimbulkan distres atau berkaitan dengan peristiwa traumatik
  2. Upaya untuk menghindari stimulus eksternal seperti orang, tempat, aktivitas, atau situasi yang memicu munculnya ingatan, pikiran, atau perasaan tentang peristiwa traumatik

Gejala Peningkatan Kewaspadaan

Yang termasuk gejala peningkatan kewaspadaan adalah:

  1. Gangguan tidur seperti sulit memulai tidur, bertahan tetap tidur, atau gelisah saat tidur
  2. Perilaku iritatif atau luapan kemarahan, dengan provokasi minimal atau tanpa provokasi, yang umumnya diekspresikan sebagai agresi verbal atau fisik terhadap orang atau objek
  3. Peningkatan kewaspadaan yang berlebihan
  4. Gangguan konsentrasi
  5. Respon kaget yang berlebihan

Penegakan Diagnosis

Untuk memenuhi kriteria diagnosis gangguan stres akut, gejala-gejala yang timbul harus memiliki durasi antara 3 hari sampai 1 bulan setelah paparan peristiwa traumatik. Gejala yang dialami juga harus menyebabkan gangguan yang signifikan pada fungsi sosial, pekerjaan, atau aspek penting lainnya dan bukan disebabkan oleh kondisi medis lain, gangguan psikotik atau penyalahgunaan zat.[5]

Instrumen Evauasi

Terdapat beberapa instrumen yang dapat membantu menilai adanya gangguan stres akut:

  • The Stanford Acute Stress Reaction Questionnaire: dilaporkan pasien secara mandiri, terdiri dari 30 poin

  • The Acute Stress Disorder Interview (ASDI): digunakan untuk melakukan wawancara terstruktur, berisi 19 pertanyaan. Instrumen ini dilaporkan memiliki sensitivitas 91% dan spesifisitas 93%.

  • The Acute Stress Disorder Scale: digunakan untuk penapisan, dilaporkan secara mandiri oleh pasien[11,13]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding gangguan stres akut yang harus dipertimbangkan antara lain gangguan penyesuaian, post traumatic stress disorder, gangguan psikotik akut, dan cedera otak traumatik.

Gangguan Penyesuaian

Pasien dengan gangguan penyesuaian mungkin menunjukkan gejala yang sama dengan gangguan stres akut. Perbedaan pada kedua kondisi tersebut adalah pencetus timbulnya gejala yang muncul. Gangguan penyesuaian dicetuskan oleh perubahan signifikan pada salah satu aspek kehidupan seperti kelahiran anak, kehilangan pekerjaan, mengalami penyakit serius, atau perceraian.

Berbeda dengan peristiwa traumatik yang mencetuskan gangguan stres akut. Respon yang muncul pada gangguan penyesuaian umumnya berupa perenungan atau penyesalan akibat kejadian sebelumnya dan bukan gejala intrusif seperti pada gangguan stres akut.[2,9]

Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)

Gejala pada gangguan stres akut terjadi dalam jangka waktu 3 hari sampai 1 bulan setelah paparan kejadian traumatik dan hanya memiliki durasi 1 bulan. Jika gejala gangguan stres akut menetap sampai lebih dari 1 bulan maka termasuk dalam diagnosis PTSD.[2,9]

Tinjauan sistematik pada 22 studi longitudinal yang melibatkan 3335 partisipan menunjukkan bahwa 40-805 pasien dengan gangguan stres akut akan berkembang menjadi PTSD.[12]

Gangguan Psikotik Akut

Flashback yang dialami oleh pasien dengan gangguan stres akut harus dibedakan dengan ilusi, halusinasi, atau gangguan persepsi lain yang mungkin terjadi pada pasien dengan gangguan psikotik seperti schizophrenia. Hal tersebut dapat dibedakan jika flashback yang dialami pasien memang berhubungan secara langsung dengan peristiwa traumatik yang pernah dialaminya. Adanya gejala psikotik lain atau tanda-tanda penyalahgunaan obat dan zat perlu dicermati pada pasien.[2,9]

Gangguan Panik

Gangguan panik berbeda dengan gangguan stres akut karena awitannya mendadak dan tidak didahului adanya paparan terhadap kejadian traumatik. Gangguan panik dapat menyebabkan pasien mengalami ansietas persisten dan gejalanya sering rekuren.[11]

Cedera Otak Traumatik

Pasien dengan cedera otak traumatik dapat menunjukkan gejala gangguan stres akut karena peristiwa yang menyebabkan terjadinya cedera kepala juga dapat termasuk ke dalam peristiwa traumatik.  Gejala neurokognitif akibat cedera otak traumatik dan gejala gangguan stres akut seringkali tumpang tindih.

Adanya flashback dan perilaku menghindar terhadap hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa traumatik merupakan ciri khas dari gangguan stres akut yang tidak disebabkan oleh gangguan organik akibat cedera otak traumatik. Sementara, disorientasi, kebingungan, dan gangguan neurokognitif yang menetap lebih spesifik terhadap cedera otak traumatik dibandingkan gangguan stres akut.[2,9]

Pemeriksaan Penunjang

Tidak diperlukan pemeriksaan penunjang yang spesifik untuk menegakkan diagnosis gangguan stres akut, kecuali jika dianggap bermanfaat untuk menyingkirkan diagnosis banding. Contohnya adalah pemeriksaan kadar obat atau zat pada kasus pasien yang dicurigai mengalami penyalahgunaan.

Referensi

1. Fanai M, Khan MAB. Acute Stress Disorder. [Updated 2021 Jul 17]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560815/
2. American Psychiatric Association. Diagnostic and statistical manual of mental disorders, fifth edition (DSM-5). American Psychiatric Association, 2013. https://doi.org/10.1176/appi.books.9780890425596
5. Kavan MG, Elsasser GN, Barone EJ. The physician's role in managing acute stress disorder. Am Fam Physician. 2012;86(7):643-649. PMID: 23062092
8. Gradus JL. Prevalence and prognosis of stress disorders: a review of the epidemiologic literature. Clin Epidemiol. 2017;9:251-260. doi:10.2147/CLEP.S106250
9. Lubit RH. Acute Stress Disorder Treatment & Management. Medscape, 2016. https://emedicine.medscape.com/article/2192581-treatment#d11
11. Bryant R. Acute stress disorder in adults: Epidemiology, pathogenesis, clinical manifestations, course, and diagnosis. Uptodate. 2018.
12. Bryant RA. Acute stress disorder as a predictor of posttraumatic stress disorder: a systematic review. J Clin Psychiatry 2011; 72:233.
13. Bryant RA, Moulds ML, Guthrie RM. Acute Stress Disorder Scale: a self-report measure of acute stress disorder. Psychol Assess 2000; 12:61.

Epidemiologi Gangguan Stres Akut
Penatalaksanaan Gangguan Stres Akut
Diskusi Terbaru
dr. Khalisah Atma Aulia
Kemarin, 20:49
Dramamine
Oleh: dr. Khalisah Atma Aulia
3 Balasan
Alo dokter, izin diskusi.Dramamine saat ini kan tidak bisa dijual bebas lg di apotek, harus dengan resep dokter krn takut disalahgunakan.Saya ada mendapatkan...
Anonymous
Kemarin, 19:00
Apakah kapsul di puyer akan turun efektifitas nya?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok. Saya sering mendapat pasien rhinitis alergi di fktp. Di alomedika dan artikel2 lain cetirizine lebih efektif dibanding Loratadine. Namun sediaan di...
Anonymous
Kemarin, 11:24
Kelainan kulit pada bayi
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, saya mendapat pasien bayi 14 hari, lahir cukup bulan secara SC. Riwayat terapi sinar saat umur 4 hari karena ikterik. Saat ini muncul keluhan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.