Penatalaksanaan Gangguan Keinginan dan Gairah Seksual
Penatalaksanaan gangguan keinginan dan gairah seksual atau sexual drive disorder mengedepankan kombinasi intervensi psikososial dan farmakoterapi.
Medikamentosa
Flibanserin dan Bremelanotide
Obat yang telah disetujui FDA untuk penanganan gangguan keinginan dan gairah seksual pada perempuan adalah flibanserin. Obat ini adalah obat non-hormonal yang beraksi sebagai agonis reseptor serotonin 5HT1A dan antagonis reseptor serotonin 5HT2A. Akibat dari mekanisme ini adalah penurunan aktivitas serotonergik dan peningkatan aktivitas dopaminergik dan adrenergik. Obat lain yang sedang dalam pengembangan adalah bremelanotide.[1,8]
Obat lain yang juga disetujui FDA untuk penanganan gangguan keinginan dan gairah seksual pada perempuan premenopause adalah bremelanotide. Obat ini adalah agonis reseptor melanocortin, namun bagaimana mekanisme bisa memperbaiki keluhan penurunan gairah seksual masih belum bisa dijelaskan.[24]
Terapi Testosterone
Terapi testosterone juga bisa diberikan pada wanita perimenopausal dan postmenopausal yang mengalami gangguan keinginan dan gairah seksual. Efek samping serius dari terapi testosterone adalah maskulinisasi dan perdarahan endometrial. Efek samping lainnya mencakup jerawat, hirsutisme, alopesia androgenik, dan perubahan suara.[1,25] Terapi testosterone juga bisa diberikan pada pasien pria dengan penurunan gairah seksual.[26]
Obat Antidepresan
Obat psikotropika yang bisa digunakan untuk penanganan gangguan gairah dan keinginan seksual adalah antidepresan bupropion dan antiansietas buspirone.[1] Kedua obat ini bekerja dengan cara memodifikasi sistem serotonergik dan adrenergik.
Psikoterapi
Psikoterapi direkomendasikan bila ditemukan bahwa kondisi yang mendasari timbulnya gangguan berhubungan dengan masalah psikologis atau hubungan interpersonal. Psikoterapi sebaiknya dilakukan oleh psikolog atau psikiater.[1,8]
Psikoterapi umumnya difokuskan pada upaya untuk memodifikasi pikiran, keyakinan, perilaku, emosi, dan perilaku/komunikasi dalam relasi. Teknik psikoterapi yang bisa digunakan antara lain cognitive behavioural therapy (CBT), mindfulness atau terapi relaksasi.[1,7,27]
Terapi kombinasi
Meskipun pendekatan non farmakologis/psikoterapi umumnya lebih dipilih dibandingkan pendekatan farmakologis, namun penelitian menunjukkan terapi kombinasi antara obat dan psikoterapi mungkin memberikan hasil yang lebih baik.[27]