Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Depresi Postpartum general_alomedika 2023-02-24T13:59:32+07:00 2023-02-24T13:59:32+07:00
Depresi Postpartum
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Depresi Postpartum

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Depresi postpartum adalah kondisi depresi berat yang terjadi pada 4‒6 minggu setelah melahirkan, bahkan dapat terjadi hingga 1 tahun setelah melahirkan. Depresi postpartum berbeda dengan kondisi baby blues.[1,2]

Pada kondisi baby blues, perasaan sedih dan tearfulness ibu akan berkurang selama 2 minggu pertama setelah melahirkan. Kondisi ini bersifat sementara dan dapat menghilang dengan sendirinya. Sementara itu, depresi postpartum menyebabkan gangguan fungsional ibu yang signifikan, sehingga membutuhkan terapi yang lebih agresif agar tidak menjadi parah, seperti psikosis, depresi, mania, atau pikiran untuk melakukan bunuh diri maupun membunuh bayinya.[1-3]

Depresi Postpartum-min

Etiologi depresi postpartum masih belum diketahui. Pasca melahirkan, ibu yang mengalami depresi postpartum akan mengalami gangguan tidur, mood swings, gangguan nafsu makan, takut sesuatu terjadi pada bayinya, merasa sedih, dan mudah menangis, ragu-ragu, sulit berkonsentrasi, tidak mau beraktivitas, dan bahkan bisa muncul pikiran bunuh diri.[1]

Gejala-gejala ini bisa mengancam bukan hanya pada ibu, tapi juga kesehatan keluarga. Oleh karena itu, mereka yang rentan mengalami depresi postpartum perlu segera diidentifikasi dan ditangani. Tata laksana yang disarankan untuk penanganan depresi postpartum adalah antidepresan golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI). Namun, terapi nonfarmakologis dengan cognitive behavioural therapy (CBT) lebih disarankan sebagai terapi lini pertama, kecuali jika gejala sangat berat.[1,2]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Ghaedrahmati M, Kazemi A, et al. Postpartum depression risk factors: A narrative review. J. Educ. Health Promot. 2017;6:60. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28852652
2. Mughal S, Azhar Y, Siddiqui W. Postpartum Depression.Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519070/
3. Trigo, M. Postpartum depression: How it differs from the “baby blues”. European Psychiatry, 64(S1), S694-S695. 2021. doi:10.1192/j.eurpsy.2021.1839

Patofisiologi Depresi Postpartum

Artikel Terkait

  • Suplementasi Vitamin D saat Masa Kehamilan Mencegah Depresi Postpartum
    Suplementasi Vitamin D saat Masa Kehamilan Mencegah Depresi Postpartum
  • Depresi Post Partum pada Wanita yang Mengalami Tindak Kekerasan dan Pelecehan selama Proses Persalinan - Telaah Jurnal
    Depresi Post Partum pada Wanita yang Mengalami Tindak Kekerasan dan Pelecehan selama Proses Persalinan - Telaah Jurnal
  • Antidepresan untuk Mencegah Depresi Postpartum
    Antidepresan untuk Mencegah Depresi Postpartum
  • Perbedaan Depresi Peripartum dan Baby Blues Syndrome
    Perbedaan Depresi Peripartum dan Baby Blues Syndrome
Diskusi Terkait
Anonymous
26 hari yang lalu
Kompetensi dokter umum dalam tata laksana baby blues syndrome
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, izin berdiskusi sejauh mana wewenang atau kompetensi dokter umum dalam tatalaksana atau penanganan pasien yang mengalami baby blues syndrome,...
dr. Retma Rosela Nurkayanty
30 September 2022
Pasien wanita usia 27 tahun dengan depresi post partum
Oleh: dr. Retma Rosela Nurkayanty
1 Balasan
Alodokter, izin berdiskusi.Saya mendapatkan kasus yaitu wanita berumur 27 thn, 1 bulan postpartum dengan keluhan mengarah ke depresi. Lalu ternyata 1 hari...
dr.Nomi Irene Putri S.
30 Agustus 2022
Cara menangani ibu yang mengalami baby blues - Kedokteran Jiwa Ask the Expert
Oleh: dr.Nomi Irene Putri S.
1 Balasan
Alo dr. Soeklola, izin bertanya Dokter. Untuk pasien dengan baby blues yang datang ke fktp, apa yang bisa kita lakukan Dokter? Terimakasih🙏🏻

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.